HEADLINE
Hj Ananda: Saya Sudah Mantab Maju di Pilkada 2020!
Ia memang dikenal punya banyak talenta. Berbagai profesi dirambah di usia cukup muda. Mulai model, bintang film, penyiar berita, ketua partai, dan sekarang sebagai Ketua DPRD Banjarmasin.
Ya, dialah Hj Ananda. Perempuan kelahiran 3 Juni 1984 ini, kini sedang jadi perbincangan karena disebut akan maju dalam Pilkada 2020 di Banjarmasin. Kehadiran runner up 1 Puteri Indonesia tahun 2006 ini tak bisa dianggap sebelah mata. Sebagai pimpinan parpol, ia memiliki kans cukup besar memenangkan rekomendasi dari DPP untuk maju melalui perahu Partai Golkar. Tapi seberapa serius langkah alamuni Fakultas Kedokteran ULM ini?
Beberapa waktu lalu, Kanalkalimantan.com wewancarainya di sebuah kafe sederhana di Jl Sutoyo, Banjarmasin. Selama hampir 1 jam, Nandaâ€â€begitu ia biasa dipanggil, bercerita banyak hal. Tentang karier, kepemimpinan di dewan, dan tentu saja keseriusannya bertarung di Pilkada. Simak wawancanya berikut ini:
***
Banyak hal telah Anda capai di usia terbilang muda. Apalagi yang ingin Anda kejar?
Saya tipe orang yang dinamis dan menyukai tantangan. Orang seperti saya tidak bisa hidup dengan jam kerja diatur, masuk kerja jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Maka apa saja bagi saya yang sekiranya bermanfaat, saya lakukan. Hampir semua profesi rasanya juga sudah pernah saya coba. Jadi jurnalis pernah, penyiar radio pernah, main film sudah, sinetron sudah, iklan sudah, MC, anchor sudah, ketua DPRD sudah, tinggal pemimpin daerah yang belum he he…
Apa yang Anda rasakan dengan banyak capaian itu?
Saya mulai berkarir sejak Paskibraka Nasional umur 15 tahun. Waktu itu termasuk yang paling muda. Kemudian masuk ke pemilihan Nanang Galuh, juga termuda. Masuk ke dunia politik juga muda. Jadi, karena ibaratnya pada saat usia muda itu saya masuk di dunia yang seharusnya belum saya masuki, kadang-kadang orang memandang sebelah mata. Seperti di politik pada awalnya.
Saya terpilih menjadi anggota dewan ketika berusia 25 tahun. Mungkin bagi pandangan sebagian orang, ini apaan sih! Baru lulus kuliah. Ibaratnya belum tahu arti kehidupan. Tapi saya rasakan banyak hal di usia muda, jadi saat ini saya secara pribadi semakin matang.
Siapa yang mengajak ke partai?
Saya masuk partai Golkar sudah sejak kuliah. Saya dari SMP sudah aktif di organisasi. Sekolah bagi saya sudah menjadi rumah kedua. Itu berlanjut sampai saya SMA hingga kuliah. Kemudian saat kuliah itu, ada tawaran masuk partai. Karena kebetulan saat itu ada posisi kosong di Wakil Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat di Golkar Banjarmasin. Basic saya kan mahasiswa kedokteran, jadi pas saja. Karena pada saat acara pengabdian perlu mahasiswa kedokteran, ditawarilah saya di situ.
Apa yang harus disiapkan perempuan yang ingin berkarier di politik?
Perempuan yang terjun ke dunia politik mesti memahami fungsinya. Sebenarnya politik itu apa sih? Kemudian mau meng-upgrade kemampuan diri, itu penting dilakukan. Saya melihat semenjak jadi ketua DPRD Banjarmasin, wajah politik itu agak berubah. Karena di tengah dominasi laki-laki, tiba-tiba ada perempuan.
Contohnya di Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), sebelumnya kan tidak pernah ada perempuan. Tiba-tiba ada ketua DPRD Perempuan, muda lagi. Itu ibaratnya mengubah wajah pemerintahan dan kota banjarmasin bagi saya. Dan ini menjadi pintu masuk perempuan-perempuan lain untuk tidak takut berkiprah di bidang politik.
Beberapa perempuan terjun ke politik karena paksaan, atau sekadar meneruskan dinasti politik orangtua. Tanggapan Anda?
Saya tidak pernah menganggap dinasti politik itu jelek. Karena kemampuan orang itu bagi saya, ketika ada seorang putra atau putri, punya orangtua yang kebetulan terun di bidang politik atau pimpinan parpol, bagi saya mestinya itu menjadi berkah. Nah, tinggal yang bersangkutan saja mengolah kemampuan diri. Sehingga jangan sampai dianggap bahwa dia sukses gara-gara orangtuanya.
Saya mulai dari sebagai Wakil Sekretaris Partai Golkar Banjarmasin, lalu naik jadi Sekretaris. Ini kan tangan kanan Ketua. Ibaratnya kemana-mana bawa koper, stand by sewaktu-waktu dipanggil untuk ikut rapat. Saya merasakan 7 tahun menjadi Sekretaris partai, ketuanya waktu itu Pak Haji Rusmali, Ketua DPD Partai Golkar. Selama itu saya merasakan didikan beliau. Banyak dapat ilmu politik dari sidin. Ilmu itukan ada yang baik dan ada juga buruknya. Yang baiknya kita serap, sedangkan buruknya jangan dipakai. Semua saya jalani, sebab saya percaya bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik harus diawali jadi bawahan yang baik pula.
Apa tantangan terbesar saat jadi pimpinan dewan?
Saya menjadi ketua DPRD itu karena PAW. Ketika sedang ada kasus korupsi di PDAM yang juga menyangkut ke tubuh dewan. Jadi ibaratnya kondisi dewan ketika itu sedang terpuruk. Oh, ternyata anggota dewan menerima suap lah, atau apa..
Jadi tugas saya ketika itu adalah mengembalikan kepercayaan publik. Lalu bagaimana caranya? Saya membuka diri terhadap siapa saja yang mau bertemu ketua dewan. Makanya, kalau ada di kantor, antrean untuk ketemu saya itu bisa panjang. Seperti tuan guru aja he he… Karena ada yang pingin datang saja mau lihat ketua dewan, ada yang minta solusi, ada yang cuma mau selfi.
Intinya siapa saja yang pingin ketemu ketua dewan, silahkan. Asalkan mau nunggu, mau antre. Jadi mulai saya coba wajah DPRD itu menjadi lebih ramah. Secera kedewanan, saya melihat komunikasi kami juga lebih cair. Sebab secara pribadi, saya itu sangat non formal orangnya. Saya menjalankan komunikasi sesama dewan dan PNS di dewan secara cair juga. Ini menyebabkan kita cepat respons ketika ada masalah.
Termasuk dengan Pemerintah Kota?
Ya, sama juga dengan komunikasi dengan Pemko. Dengan Bapak Walikota, Wakil Walikota, Sekda itu juga sangat cair. Jadi kalau dengan Walikota itu, tinggal bilang saja. Pak Wali, hari ini bisa Paripurna nggak? Oh, tidak bisa Bu, mundurkan. Oke siap!
Saya percaya salah satu tugas saya di dewan adalah membantu pencapaian visi misi pemerintah lah. Yaitu menciptakan kondidi Banjarmain Baiman, Bersih dan Nyaman. Jadi ada masalah apapun di Banjarmasin, kita selesaikan. Jangan sampai gaduh lah.
Dengan upaya tersebut, Anda melihat tanggapan masyarakat akan anggota dewan juga berubah?
Hhmmm…… (hela napas). He he he… ehmm.. kalau secara kedewanan, itu untuk DPRD Banjarmasin daripada yang dulu sudah membaik. Memang ada mengalami penurunan akhir-akhir ini. Teratama menjelang pergantian dewan. Banyak anggota yang males ngantor. Saya kan mulai 2017 sampai April 2019 kemarin sudah lumayan. Diakui. Karena wajah kantor juga kami ubah.
Akhir-akhir ini pas menjelang pemilu tingkat kesibukan teman-teman meningkat banyak. Itu memang ada penurunan. Apalagi mau pergantian periode, susah! Susah pokoknya!! Apalagi bagi yang tidak terpilih lagi, padahal kan sudah dinginatkan karena mereka masih terima hak dan kewajiban. Tapi itu kan kembali ke individu. Tapi secara kedewanan, semua yang ditugaskan ke kami selesai. Tidak ada utang Perda!!
Apa yang masih kurang dari pembangunan di Banjarmasin?
Drainase. Hharus duduk bersama, kita panggil pakar dan tokoh ulama. Karena saya tidak mau Banjarmasin ke depannya akan seperti Samarinda. Tahun ini kan lumpuh. Ke depannya, saya tidak mau kota Banjarmasin seperti itu. Jadi drainase harus cepat kita cari permasalahannya.
Lainnya, SDM (Sumber Daya Manusia). Seperti Singapura saat pertama merdeka, investasi yang mereka kembangkan adalah SDM dulu. Sekarang maju banar kan! Memang infrastruktur penting, tetapi lebih dulu kita benahi SDM ini, secara fisik dan mental. Begitu sudah kuat, apapun yang terjadi sudah bisa berjalan sendiri.
Apa yang Anda tawarkan sebagai solusi?
Nantilah. Kalau saya kemukakan sekarang, nanti diambil orang. Tapi sudah ada konsep jelasnya. Ginilah, misalnya menyangkut anak-anak muda. Saya kira banyak yang bisa dikembangkan. Mereka harus pandai membaca peluang. Kemudian harus berpikir out of the box.
Dan harus tangguh! Orang Banjar bagi saya itu kurang tangguh. Beda sama orang Jawa, mereka lebih tangguh dan ulet. Apa-apa di sini hidupnya nyaman. Kalau meraka harus dipaksakan untuk transmigrasi keluar, meninggalkan kampung halaman. Sementara orang Banjar kan terima apa adanya. Kalau gagal, oh sudahlah mungkin ini bukan jalanku.
Makanya, sikap mental itu harus dibina sejak kecil. Saya jadi seperti ini, karena didik oleh orangtua. Kalau tidak, ya selesai saya! Bayangkan saja, masak Ketua Dewan di BK (laporkan ke Badan Kehormatan) oleh anggota. Pimpinan dewan itu gimana akalnya, kalau gak kuat ya.. Tapi sekarang, saya selow (slow)..
Dari wacana yng berkembang, nama Anda muncul sebagai salah satu calon potensial di Pilkada 2020. Serius ini mau maju?
Saya mantab maju ke Pilkada 2020. Karena bapak ibu juga sudah menyuruh. Kalau saya pribadi, memang sudah mantab. Tapi manusia itu kan merencana, yang menentukan Allah SWT. Cuma yang penting, saya punya niat baik untuk bisa berbuat lebih banyak membangun Kota Banjarmasin.
Sebagai Walikota atau Wakil?
Kalau pribadi sih, saya lebih memilih wakil saat ini. Sebab saya sangat menghargai proses, hidup itu kan berproses. Jadi dari anggota, lalu ketua komisi, ketua fraksi, sekarang jadi ketua dewan. Kan proses itu.
Memangnya mau berpasangan dengan siapa?
Wah, banyak yang melamar. Baik dari internal Golkar, maupun dipaketkan dengan partai lain. Saya itu banyak menerima utusan peminangan lho. Tapi saya bilang, sudah bicara sama Bapak saja. Kan Bapaknya itu Paman Birin.
Lalu bagaimana wacana duet dengan Hasnur?
Itu keinginan internal partai. Dan yang menduetkan saya dengan beliau itu juga partisipan. Termasuk munculnya jargon-jargon itu bukan setingan, bukan dari saya. Kayak kurang kerjaan saja. Itu orang-orang yang bikin. Walau walaupun secara kursi belum mencukupi (bagi partai Golkar karena masih kurang 3 kursi), tapi kan sudah ada pembicaraan dengan ketua partai lain. Mereka bilang, kalau Kak Hasnur maju, pokoknya kami siap mendukung.
Partai mana saja yang sudah mendukung?
Banyaklah. Pokoknya sudah sering ketemu. Tinggal menunggu saja, karena sekarang ibaratnya kan masih wait and see. Bahkan kalau saya dengar, pokoknya kalau Kampung Melayu maju, semua mundur.
Bagaimana dengan incumbent?
Hubungan, dengan Pak Ibnu Sina cukup baik. Sebelum saya jadi ketua dewan, saya juga kan sudah kenal cukup lama dengan beliau. Pada saat dia menjadi calon pun, ketika itu Golkar juga mendukung kan, jadi hubungan kami baik. Kita sama-sama orang partai, kalau partai menyuruh maju dengan Pak Hasnur, Pak Ibnu Sina saya kira pasti paham lah. Banyak sih isunya saya mendampingi Pak Ibnu, ada mendampingi Bu Karmila, semuanya aja..
Sudah siapkan modal?
Siap!
Siap seperti apa?
Ya, siap semuanya! Pokoknya saya percaya niat baik itu akan mengalahkan segalanya.
Siapa konstituen terbesar pendukung Anda selain Golkar?
Milenial dan emak-emak. Itu bisa mencapai 40 persen untuk Banjarmain. Sedangkan emak-emak itu bisa dihitung secara gender, bisa lebih dari 50 persen. Itukan ibaratnya kekuatan yang sangat besar.
Anda tidak takut jika modal kandidat lain nantinya lebih besar secara finansial?
Bagi saya setiap Pilkada itu ada sisi magisnya. Anggaplah serangan fajar orang terima. Pokoknya yakin pilih ini. Tiba-tiba, di bilik suara itu milih siapa kita tidak tahu. Dan itu saya sampaikan, dalam Pileg lalu, saya bilang tidak akan lakukan money politics. Tapi memang perlu kerja keras. Kampanye sahari itu bisa sampai berapa titik. Untuk melawan, memang harus kerja keras dan kerja berat.
Saya tidak mau lagi money politics. Karena tidak mau tergadai. Dulu sebelumnya pernah, tapi itu menjadi pelajaran yang berharga bagi saya untuk tidak melakukan lagi. Seperti saya nantikan turun jabatan menjadi wakil ketua, saya tidak sayang karena memang tidak banyak modal yang dikelaurkan.
Siapa figur politisi idola Anda?
Haji Abdussamad Sulaiman HB. Itu dari awal. Bagi saya, apa yang beliau lakukan, sampai sekarang masih kita rasakan. Beliau adalah sosok manusia yang luar biasa. Meskipun beliau sudah meninggal, tetapi pengaruhnya masih bisa dirasakan. Orang bilang Kampung Melayu saja, sudah tahu kan maksudnya.
Beliau yang saya kenal, adalah orang yang selalu all out. Beliau membina Partai Golkar itu, karena memang suka dengan AD/ARTnya. Pernah beliau bilang, kamu ini Sekretaris Partai Golkar, tahulah AD/ARTnya partai? Baca itu bujur-bujur!! Seperti itu kata beliau.
Jadi partai Golkar yang sempat goyang itu, karena orang-orang gak pernah baca AD/ART. Baca itu, hayati bujur-bujur. Dan kalau mendukung sesuatu itu juga allout. Beliau itu kalau marah, ya sudah. Habis itu selesai, tidak ada dendam atau apa.
Apa kunci sukses Anda hingga bisa sukses di banyak bidang?
Kuncinya adalah ridho orangtua! Ibaratnya, itu 99 persen pengaruhnya dari sukses karier saya. Sebab katanya kan ridho orangtua adalah ridho Tuhan juga. Jadi, semua langkah yang saya ambil itu atas ridho orangtua.
Kalau orangtua tidak ridho, saya nggak jalan. Saya kan anak tunggal, saya tipe anak yang tidak suka membantah kalau memang sudah mentok. Jadi misalnya ada satu hal, ketika orangtua tidak setuju, saya akan berhenti. Namun orangtua saya itu bukan tipe saklek. Pokoknya yang bukan kehendak beliau, berarti tidak.
Masih ada ruang demokratis lah. Pokoknya di rumah ada pelajaran demokrasi, setiap orang punya hak berpendapat. Termasuk maju di Pilkada 2020. Jika tidak ada restu dari orangtua, saya tidak akan maju! Tapi alhamdulilah mereka mendukung.(cel)
Editor : Chell
-
HEADLINE2 hari yang lalu
PTUN Banjarmasin Tolak Gugatan Atas KPU Banjarbaru
-
Kalimantan Selatan2 hari yang lalu
Dukung Program Ketahanan Pangan, Kapolda Kalsel Tinjau Kesiapan Lahan 120 Hektare di Kabupaten Banjar
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Keramik Berjalan Mundur di Sungai Ulin
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Taman Van der Pijl Dibuka Setelah Pergantian Tahun
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Menang di PTUN, KPU Banjarbaru Giliran Hadapi Gugatan di PN Banjarbaru
-
Lifestyle2 hari yang lalu
Sambut Promo Natal dan Tahun Baru Lebih Seru dengan Diskon hingga Rp1,29 Juta!