Iqro
Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Sang Penemu Air Keras
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Air keras menjadi perbincangan terutama semenjak kasus yang menimpa penyidik KPK, Novel Baswedan. Air keras merupakan larutan asam kuat yang jika mengenai kulit akan menimbulkan efek panas, nyeri hebat, hingga luka bakar. Larutan asam kuat yang termasuk dalam golongan air keras, antara lain asam sulfat, asam klorida, asam fosfat, dan asam nitrat.
Beberapa cairan asam tersebut ditemukan antara abad ke-8 dan 9 oleh seorang alkemis (ahli kimia) bernama Jabir Ibnu Hayyan. Jabir kemudian mengembangkan cairan asam untuk melarutkan emas dan kegunaan lainnya.
Jabir Ibnu Hayyan diperkirakan hidup pada 721–815 Masehi, diyakini lahir di Kota Tus, sebuah kota di luar Khurasan (sekarang Mashhad) timur laut Iran. Ayahnya adalah seorang ahli kimia farmasi dari Kota Kufah yang ditangkap dan dieksekusi pemerintahan Abbasiyah karena mendukung pengambilalihan kekuasaan oleh keluarga Umayyah. Jabir pun kemudian hidup sebagai yatim piatu.
Identitas Jabir sebenarnya masih diperdebatkan. Dalam Kitab al-Fihrist yang disusun oleh Ibnu al-Nadim (wafat pada 995 M), ada yang menyebut bahwa Jabir adalah seorang pemimpin spiritual. Jabir juga diklaim oleh sekelompok filsuf sebagai filsuf yang menulis tentang logika dan filsafat. Sementara itu, sekelompok ulama dan warraqun menyebut jika Jabir memang ada, satu-satunya tulisan yang dianggap hasil karyanya adalah Kitab al-Rahmah al-Kabir (Buku Besar Belaskasih).
“Ibn al-Nadim menjawab bahwa Jabir otentik dan dengan tegas membantah pernyataan bahwa Jabir tidak pernah ada; dan, dengan demikian, disimpulkan dengan menawarkan daftar berbagai risalah tentang doktrin Syiah, yang dimiliki oleh Jabir, serta banyak risalah tentang ilmu-ilmu yang ditulis oleh Jabir,” tulis Tod Brabner dalam Medieval Science, Technology, and Medicine.
Kumpulan karya Jabir berisi teori utama dan risalah ilmiah yang meliputi alkimia, astrologi, kedokteran, instrumen perang, mekanik, dan lain-lain disertai penjelasan tambahan mencakup beragam disiplin ilmu dari bahasa hingga filsafat. Karena besar dan beragamnya topik serta banyak parafrasa ilmiah dan filosofis Yunani, beberapa sejarawan berpendapat bahwa tulisan-tulisan tersebut bukan semata-mata karya Jabir.
Dari manuskrip yang masih ada, lima teks alkimia Jabir diperkenalkan ke dunia Barat Latin pada abad ke-12 dan 13. Pada masa itu, Jabir disebut Yeber atau Gabir filius hegen ezahufy. Abad-abad setelahnya ia dikenal sebagai Ieber, Jeber, Geber Abinhaen, atau Geber ebn Haen, Giaber, Gebri Arabis philosophi, hingga nama Latin standar untuknya, yakni Geber.
Bapak Kimia
Kumpulan karya Jabir umum disajikan di Barat Latin dalam satu volume dan terdiri dari lima risalah alkimia, yaitu Summa perfectionis magisterii (Jumlah Kesempurnaan), De investige perfectionis (Investigasi Kesempurnaan), De discoverye veritatis (Penemuan Veritas), Liber fornacum (Book of Furnaces), dan Testamentum (Testament).
Summa perfectionis magisterii menjadi karya terpenting dari lima risalah tersebut. Risalah ini terdiri dari dua bagian yang berisi pembahasan mengenai persiapan dan proses alkimia, sifat logam, hingga beragam metode dan peralatan laboratorium dalam alkimia.
Menurut Kimbely Georgedes dalam Science and Technology in World History, Jabir sering disebut sebagai Bapak Kimia karena dalam praktik alkimia ia bereksperimen dan menciptakan berbagai proses dan perangkat laboratorium yang masih digunakan hingga kini. Salah satu peninggalannya adalah alembic, alat yang membuat proses penyulingan lebih sistematis untuk keperluan eksperimen.
Kontroversi Nobel Bidang Kimia
Selain itu, Jabir juga membuat deskripsi dari banyak zat dan proses kimia yang sekarang umum. Dari berbagai jenis asam seperti asam klorida dan asam nitrat, hingga proses distilasi dan kristalisasi yang menjadi dasar dan teknik kimia hari ini.
“Dia juga dikreditkan dengan penemuan berbagai asam termasuk asam sulfat, yang dikenal di Abad Pertengahan sebagai vitriol. Kemudian, dengan menyaring garam dengan asam sulfat dengan sendawa (yang beberapa orang juga mengaku menemukannya), ia menemukan asam nitrat,” tulis Georgedes.
Jabir kemudian juga menciptakan aqua regia (air kerajaan, atau air raja) dengan menggabungkan asam nitrat dengan asam klorida dalam proporsi tertentu. Aqua regia dapat melarutkan emas dan digunakan untuk mengekstraksi emas dari tanah atau zat lain, memurnikannya serta untuk mengukir emas.
Selain itu, Jabir mengembangkan beberapa proses yang membantu atau meningkatkan penyamakan kulit, pewarnaan kain, pembuatan kain tahan air, dan pembuatan baja serta pencegahan pencegahan oksidasi (karat). Jabir juga dikreditkan dalam penemuan unsur bismut, antimon, merkuri oksida, timbal asetat, oksida arsenious, dan cinnabar.
Sementara itu, berbagai jenis asam yang ditemukan Jabir, kini telah dikembangkan untuk berbagai penggunaan seperti untuk cairan aki, pembuatan pupuk, deterjen, zat pewarna, insektisida, pengering dan pereaksi di laboratorium hingga bahan peledak.(wikipedia/historia)
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Serahkan Eco Office Eco School Award 2024, Ini Kata Wali Kota Aditya
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Dialog Akhir Tahun 2024, Pemko Banjarbaru Terima Masukan dan Kritik
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan
-
Kota Banjarmasin24 jam yang lalu
UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta
-
Kabupaten Banjar2 hari yang lalu
Serap Masukan Rencana Detail Tata Ruang Kertakhanyar-Gambut, PUPRP Banjar Gelar Konsultasi Publik Kedua
-
Kabupaten Banjar2 hari yang lalu
Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa