Connect with us

Film

‘Joker,’ Kisah Kelam tentang Tragedi dan Kegilaan di Tengah Dunia yang Bangkrut!

Diterbitkan

pada

Film Joker yang mulai tayang hari ini di bioskop Foto : net

BANJARBARU, Saat dunia mengalami kebangkrutan, tidak lahir seorang superhero. Tapi, lahirlah Joker! Sosok yang selama ini dicap sebagai antagonis di film Batman, kini menyatakan dirinya serba kelam dalam sebuah film yang dibintangi Joaquin Phoenix (yang aktingnya dalam film ini layak mendapatkan Oscar). Joker mulai tayang perdana hari ini di bioskop seluruh Indonesia.

Joker berfokus pada perjalanan sosok komedian gagal, Arthur Fleck (sebelum kemudian mengubah namanya menjadi Joker), pria yang diabaikan oleh masyarakat dan berubah menjadi penjahat yang sangat keji.

Arthur tumbuh dari masyarakat kalangan bawah yang terus gagal untuk meraih kesuksesan dalam profesinya sebagai komedian stand up. Hidupnya kerap dirundung pilu. Hal itu diperjelas dalam trailer, kala berusaha menghibur seorang anak kecil di dalam bus sekalipun raut muka Arthur Fleck terlihat sedang diliputi rasa kecewa dan putus asa. Ia kemudian dihardik oleh ibu si anak karena dianggap mengganggu.

Selain itu, pekerjaannya sebagai badut yang bertugas memegang papan penanda di jalanan membuatnya dirundung, bahkan pernah sampai terkapar di sebuah gang. Arthur Fleck tampak terbiasa diperlakukan tak adil oleh lingkungan sekitar.

Titik terbawah hidup Arthur terjadi saat ia diolok-olok oleh presenter yang diperankan Robert De Niro lewat siaran TV nasional. Begitu banyak kekecewaan yang membuatnya menjadi pribadi pahit dan akhirnya, berubah menjadi pembunuh.

Selain Phoenix dan De Niro, aktris Zazie Beetz bakal terlibat sebagai menjadi wanita yang disukai Arthur. Frances Conroy, Bill Camp, dan Marc Maron juga ikut serta dalam film yang telah lama diantisipasi tersebut.

Film yang jadi bagian dari semesta DC Comics ini merupakan produksi lepasan dari seri Batman. Setelah tayang perdana di Venice Film festival, Joker mendapatkan sambutan hangat dari para penonton dan kritikus film. Mulai dari standing ovation selama 8 menit hingga ragam pujian dari kritikus.

Pihak Warner Bros, studio produksi yang menaungi film Joker mendapat surat kritik dari lima keluarga korban penembakan massal Aurora. Dilansir The Wrap, kritik pada film Joker lantaran cerita karakter Joker sebagai penjahat dikemas dengan simpatik. Ada semacam kekhawatiran film tersebut mengarahkan orang untuk berbuat kejahatan.

Kritik juga menyerukan Warner Bros untuk ikut menyuarakan bahaya penggunaan senjata mulai dari perusahaan senjata, reformasi senjata melalui kongres dan penghentian partisipasi politik bagi pihak yang menerima dana dari National Rifle Association (NRA) atau Asosiasi Nasional Pemilik Senapan di Amerika. Dalam surat juga terdapat permintaan bantuan dana untuk program yang terkait dengan penghentian kekerasan senjata.

Salah satu nama yang ikut menandatangani adalah Sandy Phillips, yang putrinya meninggal dalam penembakan massal Aurora itu. Dia bekerja dengan Igor Volsky dari kelompok advokasi kontrol senjata Guns Down America dalam menyusun surat tersebut. Namun para pengirim surat tidak meminta film Joker ditarik dari bioskop.

Peristiwa Aurora merujuk pada penembakan brutal yang terjadi di bioskop daerah Aurora, Colorado, yang menewaskan 12 orang dan 70 orang luka-luka pada 2012. Kejadian tersebut terjadi saat pemutaran film tengah malam The Dark Night Rises. Dilansir Variety, pihak Warner Bros menanggapi surat tersebut pada Selasa kemarin.

Mereka menyatakan, karakter fiksi Joker maupun filmnya tidak mendukung kekerasan dunia nyata, dalam bentuk apa pun. “Bukan maksud dari film, pembuat film atau studio untuk mengangkat karakter ini sebagai pahlawan.” Menurut pihak Warner Bros, kekerasan senjata di masyarakat merupakan masalah kirtis.

Mereka menyampaikan simpati terdalam kepada korban dan keluarga korban tragedi Aurora. “Perusahaan kami memiliki sejarah panjang dalam memberikan donasi kepada para korban kekerasan, termasuk Aurora, dan dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan induk kami bergabung dengan para pemimpin bisnis lainnya untuk meminta para pembuat kebijakan untuk memberlakukan undang-undang dua pihak untuk mengatasi epidemi ini.

Pada saat yang sama, Warner Bros percaya bahwa salah satu fungsi bercerita (film) adalah untuk memancing percakapan sulit tentang masalah-masalah kompleks.” Dalam kasus Aurora, Warner Bros menyumbang satu juta dolar Amerika Serikat untuk keluarga korban. Joker berkisah tentang seseorang yang berusaha menjadi komedian. Dia memiliki masalah kesehatan mental yang berujung pada kehidupan kriminalitas. Pelanggarannya menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan kekerasan dan memprovokasi anarkis secara luas. Joker diperankan oleh Joaquin Phoenix dan disutradarai oleg Todd Phillips.

Dalam salah satu laporan IGN, Phillips menyatakan bahwa dia tidak memaafkan atau membenarkan perilaku Joker. “Film ini menceritakan tentang kurangnya cinta, trauma masa kecil, kurangnya kasih sayang di dunia,” katanya. “Saya pikir orang bisa memahami pesan itu.” (cel/net)

Reporter : Cel/net
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->