HEADLINE
Kalsel dalam Kondisi Waspada Difteri, Pintu Masuk Kedatangan Diperketat!
Antisipasi potensi masuknya wabah difteri dilakukan melalui pintu masuk darat, laut, dan udara dengan melakukan pemeriksaan warga yang masuk ke Kalsel. Upaya ini menyusul ditemukannya enam kasus suspect difteri di sejumlah kabupaten/kota.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, difteri adalah suatu penyakit yang ditandai dengan demam disertai adanya pseudomembran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring,tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Salah satu komplikasi penyakit difteri adalah bila toksin masuk ke peredaran darah dan ke otot jantung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot jantung bahkan kematian. Toksin ini hanya bisa dihentikan dengan pemberian Anti Difteri Serum pada penderita.
Sebenarnya tidak ada upaya yang lebih efektif dalam mencegah terjadinya penyakit difteri selain pemberian imunisasi. Di Indonesia yang daerah cakupan imunisasinya tinggi, minim bahkan tidak ada laporan adanya kasus difteri.
Sementara untuk daerah yang pernah terjadi wabah difteri dan dilakukan outbreak response immunization (ORI), terbukti efektif memutus rantai penularan. Oleh karena itu imunisasi DPT sebanyak 3 dosis pada bayi ditambah dengan imunisasi lanjutan pada Batita dan murid Sekolah Dasar dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit ini.
Imunisasi lengkap dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis. Ada lima (5) jenis imunisasi yang diberikan secara gratis di Posyandu, yang terdiri dari imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HIB, serta campak. Semua jenis vaksin ini harus diberikan secara lengkap sebelum anak berusia 1 tahun diikuti dengan imunisasi lanjutan pada Batita dan Anak Usia Sekolah.
Dari catatan Kanalkalimantan.com, Kalsel juga pernah terjadi KLB difteri tahun 2004. Saat itu ada 11 orang yang dilaporkan meninggal. Sementara itu, beberapa tahun ini kasus difteri tidak muncul lagi di Kalsel.
Saat ini, difteri kembali mewabah di Indonesia, menyerang anak-anak dan orang dewasa hingga berujung kematian. Tercatat data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada November 2017, ada 95 kabupaten/kota dari 20 provinsi dengan total kasus 622 dan 32 diantaranya meninggal dunia.
Dalam kurun waktu Oktober-November 2017, data Kemenkes mencatat ada 11 provinsi yang melaporkan. Kesebelas provinsi itu, yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Jawa Timur disebut menempati provinsi paling banyak terserang kasus difteri, kemudian disusul DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. (asriyani)
Editor : Chell
-
HEADLINE3 hari yang lalu
PTUN Banjarmasin Tolak Gugatan Atas KPU Banjarbaru
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Dukung Program Ketahanan Pangan, Kapolda Kalsel Tinjau Kesiapan Lahan 120 Hektare di Kabupaten Banjar
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Keramik Berjalan Mundur di Sungai Ulin
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Taman Van der Pijl Dibuka Setelah Pergantian Tahun
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Menang di PTUN, KPU Banjarbaru Giliran Hadapi Gugatan di PN Banjarbaru
-
Lifestyle2 hari yang lalu
Sambut Promo Natal dan Tahun Baru Lebih Seru dengan Diskon hingga Rp1,29 Juta!