HEADLINE
Kapten Mustafa Ideham Pemimpin Perang Batakan, Pendiri Uniska Banjarmasin yang Memilih Mundur dari Tentara
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik (HMPAP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) menggelar acara bedah buku ‘Mustafa Ideham: Kisah Gerilya Hingga Dunia Pendidikan’ di ruang seminar kampus FISIP Uniska di Banjarmasin, Sabtu (17/6/2023).
Saat acara bedah buku hadir Ketua Yayasan Uniska H Budiman, Dekan FISIP Uniska Hj Dewi Merdayanty, Wakil Dekan I Junaidy, Wakil Dekan II Lieta Dwi Novianti, Wakil Dekan III M Agus Humaidi, seorang penanggap Wahyudin Nor, dan dua orang penulis buku itu, Nasrullah dan Pahri Rahman.
“Kapten Mustafa Ideham adalah panutan. Kita berada di sini karena amal jariyah beliau. Rencananya nanti salah satu gedung di Uniska ini akan diberi nama beliau,” ujar Wakil Dekan I Fisip Junaidy, saat memberikan sambutan di awal acara bedah buku.
Tanpa Mustafa Ideham, kata Junaidy, maka Uniska MAB Banjarmasin tak akan pernah ada. Oleh sebab itu, sebagai penerima manfaat dari kampus ini, hendaknya semua harus menghormati, meneladani, dan menghargai jasa-jasanya yang sangat besar dalam mendirikan universitas swasta terbesar di Kalimantan ini.
Baca juga: Hari Dermaga Nasional: Sejarah, Fungsi, Perbedaan Antara Dermaga dan Pelabuhan
Sejarah hadirnya Uniska Banjarmasin, tutur sang penulis buku Nasrullah, sebenarnya tak lepas dari peristiwa besar perang Batakan tahun 1946 di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Provinsi Kalimantan Selatan -dulu masih Kalimantan-.
Sebab, sebelum mendirikan kampus ini, Mustafa Ideham adalah seorang pemimpin pejuang kemerdekan yang tergabung dalam Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan, yang melakukan infiltrasi bersama pasukannya dari Tuban menuju Batakan.
Sebenarnya, terang Nasrullah, infiltrasi bersama pasukan dari Tuban menuju Batakan itu bertujuan agar Kalimantan tetap berada di pangkuan Republik Indonesia. Meski dirugikan dalam perjanjian Linggarjati. Apalagi, pasca perjuangan situasi nasional mengalami perubahan.
“Setelah kemerdekaan, banyak eks pejuang yang tidak diakui statusnya, surplus tentara, sehingga demobilisasi yang mengharuskan para gerilyawan memilih tiga pilihan, mengundurkan secara suka rela, sebagai Corp Tjadangan Nasional (CTN), atau dilatih kembali sebagai tentara professional,” jelas Nasrullah.
Baca juga: Sempat Goreng Telur untuk Anak, Perempuan Tenggelam Meninggal di Martapura Terperosok di Titian Kayu
Mustafa Ideham, tambah Nasrulah, adalah pemimpin perang kemerdekaan yang mengambil pilihan mengundurkan diri secara sukarela. Setelah mengundurkan diri secara sukarela, ironisnya lagi pangkatnya kembali diturunkan. Dari semula kapten turun satu tingkat menjadi letnan satu. Sebaliknya, KNIL yang notabenenya adalah tentara didikan Belanda pangkatnya justru satu tingkat dinaikkan.
“Karena ketidakadilan pemerintah kala itu, mengakibatkan reaksi para pejuang kemerdekaan bermunculan. Di Kalteng misalnya, ada Gerakan Mandau Telabang, pemberontakan Ibnu Hajar di Hulu Sungai, dan sebagian tentara kombatan kembali masuk hutan,” ujar Nasrullah.
Sedangkan Mustafa Ideham, lanjut Nasrullah, tidak melakukan pemberontakan terhadap republik seperti kombatan lainnya. Ia justru seperti “Jenderal Naga Bonar” dengan mendata para pejuang gerilyawan dan menaikkan pangkatnya sehendak hati, namun dengan tujuan untuk mendapatkan penghargaan berupa pensiunan veteran kemerdekaan.
“Sebagai bentuk kekecawaan terhadap demobilisasi, likuidasi ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, dan penurunan pangkat, walau tak terucap, Mustafa Ideham mendirikan institusi pendidikan bernama Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari,” tukas Nasrullah.(Kanalkalimantan.com/kk)
Reporter : kk
Editor : kk
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Mangkir dari Panggilan Pemeriksaan, KPK Minta Paman Birin Kooperatif
-
HEADLINE2 hari yang lalu
UIN Antasari Banjarmasin Resmi Terakreditasi A
-
Kabupaten Banjar2 hari yang lalu
Lindungi Konsumen, Pelaku Usaha dan Masyarakat, DKUMPP Banjar Sosialisasikan Metrologi Lokal
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Pj Wali Kota Sorong Pelajari MPP Banjarbaru
-
HEADLINE2 hari yang lalu
CEK FAKTA: Pernyataan Rahmadian Noor soal Terlambatnya Sebaran Pupuk dan Kontribusi Batola 20% terhadap Produksi Beras di Kalsel
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Surat Suara dan Teknis Pemungutan Jadi Perhatian Tim Desk Pilkada Banjarbaru