Connect with us

Hukum

Kemiskinan Picu Maraknya Peredaran Narkoba di Banjar

Diterbitkan

pada

Kasatresnarkoba Polres Banjar Iptu Achmad Jarkasi Foto : rendy

MARTAPURA, Jika faktor ekonomi menjadi salah satu pemicu, maka sebagai gambaran bahwa presentase penduduk miskin di Kabupaten Banjar 2017 mengalami penurunan 0,14% dibanding tahun sebelumnya. Angka kemiskinan pada tahun 2016 sebesar 3,10%, dan pada 2017 menjadi 2,96%.

Angka kemiskinan di Banjar sebesar 2,96%, berada di bawah angka kemiskinan tingkat Provinsi  Kalsel sebesar 4,73%. Posisi ini mengalami penurunan dari tahun 2016 yaitu sebesar 3,10%  (sumber data BPS). Perlu diketahui, Kabupaten Banjar merupakan kabupaten yang mempunyai presentase penduduk miskin paling rendah dibanding dengan 13 Kabupaten/Kota di Kalsel.

Namun jika dilihat dari garis kemiskian di 13 Kabupaten/kota, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banjar tahun 2017 memang masih besar dan berada di posisi nomor tiga dengan jumlah 16.850 jiwa. Dengan data tersebut, dari sebanyak 543.799 jumlah penduduk Kabupaten Banjar, 32% masih berstatus miskin.

Berbagai upaya telah di tempuh oleh Kabupaten Banjar untuk menekan angka kemiskinan seperti diantaranya dengan program-program ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, menjaga stabilitas makro ekonomi, dan melakukan stabilitas harga.

Termasuk juga untuk menciptakan lapangan kerja produktif, menjaga iklim investasi, regulasi perdagangan, meningkatkan produktifitas sektor pertanian, dan pengembangan insfratuktur di wilayah-wilayah tertinggal.

Menurut Kasatresnarkoba Polres Banjar, Iptu Achmad Jarkasi, dia menambahkan selain faktor ekonomi ada juga faktor lainnya seperti geografis Kabupaten Banjar yang luasnya mencapai 4.668 Km² dengan jumlah penduduk sebanyak 543.799 jiwa di tahun 2018. Selain itu, Banjar juga sebagai penyangga kota yang berbatatasan dengan kota kota besar di Kalimantan Selatan.

“Walaupun tidak ada tempat hiburan, karena merupakan penyangga kota mungkin saja itu juga menjadi faktor meningkatnya jumlah temuan kasus narkoba di Kabupaten Banjar ini,” ungkapnya.

Namun hingga saat ini menurut Jarkasi, Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete melalui Kasat Narkoba Resnarkoba akan terus untuk fokcus mengungkap kasus narkoba, sehingga dapat memutus peredaran barang haram di Banjar. “Sehingga kedepannya tidak ada lagi dijumpai kasus penyalah gunaan narkoba yang dapat merusak hingga merugikan kalangan lapisan masyarakat dan orang banyak di Kabupaten Banjar,” pungkasnya.

Tingginya peredaran narkoba di Kabupaten Banjar ini memang menjadi keprihatian Bupati H Khalilirrahman. Bahkan, narkoba dan sejenisnya kini sudah merambah ke dunia pendidikan. Termasuk di lingkungan pesantren. Hal ini seolah kemudian mengubah Kabupaten Banjar yang berjuluk Kota Serambi Mekah menjadi Kota Seram.

“Narkoba dan ngelem sudah masuk ke lingkungan pondok pesantren -pesantren di Kota Martapura yang berjulukan sebagai Kota Serambi Mekkah,” ujar Khalilurrahman beberapa waktu lalu.

‌Guru Khalil yang mantan ketua pondok Pesantren Darussalam itu mengatakan, sebutan Kota Serambi Mekkah membuat kota ini menjadi target hingga bukan serambi, tapi menjadi seram. Untuk itu jelasnya perlu kerjasama semua pihak untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya penyalahgunaan narkoba. “Berjuluk Serambi Mekkah tentunya menajadi incaran tersendiri bagi para pengedar untuk menghancurkan generasi kita,” jelasnya. (rendy)

Reporter : Rendy
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->