Connect with us

Budaya

Kuntau, Beladiri Tradisional Banua yang Mengawinkan Seni dengan Jurus Rahasia

Diterbitkan

pada

Beladri tradisional Kuntau yang ikut mewarnai HUT ke-58 Batola beberapa waktu lalu. Foto : rendy

MARABAHAN, Ada yang spesial pada peringatan HUT ke-58 Kabupaten Batola beberapa waktu lalu. Yakni kehadiran atraksi beladiri tradisional kuntau yang diperagakan oleh Grup Kuntau Sasangga Banua Marabahan. Penampilan mereka, mampu menghipnotis penonton yang memadati l panggung utama yang digelar di kawasan Lapangan 5 Desember Marabahan, Selasa (9/1) lalu.

Nampak ketegangan penonton ketika para pendekar kuntau beradu ketangkasan dengan saling serang menggunakan pedang melawan seorang lagi yang menggunakan batang pipa besi. Layaknya menonton suguhan pertarungan di film laga.

Agus widodo, pengunjung asal Desa Dahirang, mengaku terhibur dalam pertunjukan beladiri kuntau tersebut. “Saya baru pertama ini melihat teknik dan pukulan berkelahi bakuntau.  Ternyata seperti itu, menarik sekali,” ujarnya kepada Kanalkalimantan.com.

Menurut Kasi Bina Kesenian Disporbudpar Batola, Muswidah, kesenian bakuntau memang terbilang langka dan jarang sekali dipertunjukan. Namun pada beberapa ini , sudah mulai berkembang kembali dan banyak diikuti oleh anak-anak muda di Batola.

“Kurang lebih sudah memiliki 100 anggota, sebelumnya kesenian bakuntau ini hanya didominasi orang-orang yang sudah berumur saja,” ungkapnya.

Dia berharap, ke depan semakin banyak anak muda yang tertarik belajar kuntau. “Jika ingin bergabung belajar kuntau tak perlu syarat khusus. Minat dan keinginan belajar yang tinggi sudah bisa menjadi modal utama bagi siapa saja yang ingin bergabung di Grup Kuntau Sasangga Banua Marabahan,” ujarnya.

Teknik dan Jurus Kuntau

Kuntau merupakan seni beladiri khas melayu yang saat ini masih bisa ditemukan di daerah Kalimantan Selatan.  Kuntau merupakan seni bela diri warisan orang bahari. Kebiasaan belajar kuntau dilakukan masyarakat biasanya pada malam hari, di tempat yang di sebut dengan Gelanggang dan diiringi dengan alat musik babun, gong, serta serunai yang merupakan ciri khas dari tradisi main kuntau.

Layaknya seni beladiri lainnya, kuntau juga memiliki jurus. Dalam ilmu kuntau, jurus ini diistilahkan dengan ‘bunga’ dan disebut pula ‘mambawa bunga’ yang berarti adanya satu peragaan jurus yang di tampilkan oleh seseorang.

Foto : rendy

Setelah seseorang belajar Bunga ( jurus ), lalu dilanjutkan belajar ‘patikaman’ yang artinya jurus rahasia. Dalam patikaman ini, di ajarkan mengenai titik – titik lemah bagi seseorang. Makanya, teknik ini biasanya diajarkan rahasia. Dari sekian banyak yang belajar, hanya siswa terpilih saja yang akan diberikan pelajaran tentang patikaman.

Setelah patikaman, maka dilanjutkan dengan belajar yang diistilahkan dengan ‘palapasan’. Yakni cara bagaimana melepaskan serangan orang lain terutama cara melepaskan patikaman itu sendiri. Artinya, setelah diajarkan teknik menyerang, murid akan diajarkan pula jurus untuk melepaskannya.

Yang menarik dari belajar kuntau, juga dikenal istilah ‘batamat’ atau selesai belajar. Dalam acara batamat kuntau, biasanya dibarengi dengan pengujian. Murid yang sudah belajar diuji kemampuannya terhadap apa yang sudah di ajarkan dengan diserang secara mendadak oleh guru tanpa diberitahu terlebih dahulu.

Apabila si murid mampu untuk menangkis serangan, maka murid dikatakan tamat belajar kuntau dan dilanjutkan dengan upacara selamatan. Dalam upacara ini biasanya disertakan dengan bermacam-macam upacara kecil seperti harus ada pisau belati dan nasi ketan. Maksudnya adalah agar ilmu yang sudah dipelajari tetap melekat seperti ketan. Setelah itu selesailah belajar kuntau dan murid boleh mengajarkannya kembali.(rendy)

 

Reporter : Rendy
Editor : CHell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->