Kota Banjarbaru
Mau Mempelajari Bonsai, Sambangi Stand Kombat di Murjani
BANJARBARU, Bagi anda masyarakat Banjarbaru dan sekitarnya pecinta atau hobi dengan bonsai, anda bisa berkunjung ke salah satu stand yang ada di lapangan dr Murjani Banjarbaru. Mulai Kamis (19/4) sampai Minggu (22/4) nanti, sedang berlangsung pameran flora dan fauna, salah satunya pameran bonsai.
Stand milik Komunitas Bonsai Bumi Antasari (Kombat) salah satu stand yang mempertontonkan bonsai dari berbagai jenis tanaman, bentuk dan ukuran. Di stand ini para pengunjung juga bisa sharing langsung dengan anggota Kombat.
Saat Kanal Kalimantan berkunjung ke stand Kombat langsung disambut oleh Ivan salah satu pentolan Kombat. Pembicaraan pun dimulai terkait seputar bonsai yang dijadikannya sebagai hobi.
Ivan mengatakan, hobi merawat bonsai bisa dikatakan sebagai sebuah hobi yang mahal namun bisa pula dikatakan hobi yang murah. Bonsai bisa menjadi mahal kalau bahan bakunya mahal, misal dengan mengambil bahan baku dari luar negeri maka akan jadi mahal karena perlu biaya pengiriman.
Harga sebuah bonsai menurut Ivan relatif, karena tergantung pada selera pembelinya. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas bagus atau tidaknya bonsai.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi bonsai seperti bentuk, karakter dan usia bonsai. Semakin tua bonsai maka semakin bagus,†kata Ivan.
Ivan mengatakan, bonsai dari segi bentuk tergantung selera masing-masing, yang sering menjadi perhatian pecinta bonsai terkait jenisnya. “Beberapa jenis ada yang mahal, rata-rata tumbuhan dari luar bukan endemik Indonesia yang otomatis kalau mendatangkan dari luar menjadi mahal,†katanya.
Dia menambahkan, tidak semua jenis tanaman bisa dijadikan bonsai, harus memperhatikan beberapa kriteria. Menurutnya, tanaman tersebut harus memiliki batang keras dan bagus, selain itu sering juga diambil dari jenis tanaman yang berduri. “Tapi tidak semua tanaman berduri bisa dibonsai,†kata Ivan.
Menurut Ivan, kebanyakan orang salah persepsi kalau bonsai itu kecil karena genetic. Sebenarnya bonsai itu hasil dari sebuah manipulasi terhadap pertumbuhannya, misal dengan cara dipotong atau dilakukan pengawetan pada batang tanaman yang dibonsai. “Jadi kalau menggunakan kawat kita bisa membentuk sesuai bentuk yang dikehendaki,†katanya.
Bonsai sekarang ini sudah bergeser sedikit bebas dibanding pada waktu dulu. Dulunya ada peraturan terkait bonsai, kemungkinan sekarang orang-orang sudah mulai bosan dan mengalami pergeseran sekedar anatomi kecil atau rimbun.
“Anatominya lebih dalam lagi bukan sekedar kecil atau rimbun, tapi lebih riil atau lebih nyata,†ujar Ivan.
Ivan menyampaikan, perawatan bonsai juga dipengaruhi jenis, misal seperti jenis beringin (Ficus b.) lebih mudah untuk dirawat dan kebetulan beringin merupakan tumbuhan asli Indonesia, tapi tidak semua jenis tanaman dengan mudah dirawat.
Untuk membentuk bonsai perlu kesabaran untuk mendapatkan sesuai yang diinginkan, paling cepat membutuhkan waktu paling cepat 6 bulan. “Setelah dapat dibentuk dipertahankan, apabila sudah bosan bisa dirubah lagi bentuknya dengan menggunakan kawat,†ungkap Ivan.
Sekedar diketahui, kata bonsai berasal dari bahasa Jepang, seni bonsai pertama kali muncul di Cina pada masa pemerintahan dinasti Tsin (265 – 420) dan tumbuh subur pada masa dinasti Tang (618 – 907). Hal ini tampak dalam lukisan-lukisan yang dibuat pada zaman dinasti Tang. Seni pemangkasan tanaman biasa disebut penjing oleh masyarakat Cina dan seni ini sangat digemari oleh para pejabat kerajaan di masa itu. Perkembangan dari penjing dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao dimana tanaman ini merepresentasikan salah satu pokok ajarannya yaitu tentang terciptanya keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Pada masa pemerintahan dinasti Yuan (1280 – 1368) banyak pejabat, pelajar, maupun pedagang yang berasal dari Jepang membawa seni bonsai tersebut ke negerinya hingga berkembang dengan pesat yang dibuktikan dalam lukisan-lukisan yang dibuat oleh Takakane Takashina sekitar tahun 1309.
Istilah bonsai di Jepang muncul pada pemerintahan Kamakura (1192 – 1333) yang dicatat dalam Kasuga Srhire. Kata bonsai berarti tanaman dalam pot dangkal. Pada masa yang sama, sebuah ilustrasi tentang bonsai muncul dalam gambar yang terkenal milik seorang pendeta bernama Honen. Ilustrasi itu memperlihatkan pohon-pohon dalam bentuk alami yang ditanam dalam wadah kecil (seperti baskom) yang diperagakan di atas sebuah papan. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa seni bonsai ditujukan untuk kepuasan penggemarnya. Ilustrasi yang muncul pada masa pemerintahan Kamakura tersebut sebenarnya menggambarkan suatu kehidupan pada masa pemerintahan Heian (794 – 1191) yang menunjukkan bonsai sudah ada sejak dahulu kala. (abdullah)
Editor: Abi Zharrin Al Ghifari
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Serap Masukan Rencana Detail Tata Ruang Kertakhanyar-Gambut, PUPRP Banjar Gelar Konsultasi Publik Kedua
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa
-
Kaleidoskop 202420 jam yang lalu
Kemajuan Pembangunan Kabupaten Banjar di Segala Bidang
-
Lifestyle23 jam yang lalu
BRI Permudah Investasi dengan Fitur Tabungan Emas Digital di BRImo