Connect with us

Kabupaten Hulu Sungai Utara

“Meminyaki Anak Yatim”, Tradisi yang Terus Terjaga Selama Puluhan Tahun

Diterbitkan

pada

Tradisi mengusap kepala anak yatim menggunakan minyak atau dikenal warga Banjar dengan sebutan "Meminyaki Anak Yatim". foto: dew

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Momen Hari Asyura atau hari ke-10 pada bulan Muharram tak hanya identik dengan puasa sunnah dan pembuatan bubur Asyura.

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) peringatan 10 Muharram dijadikan tradisi turun temurun dari ulam dan tetuha kampung mengusap kepala anak yatim dengan minyak. Tak sekadar mengusap dengan minyak saja, mereka diberi santunan uang atau pun makanan.

Ratusan anak yatim dari beberapa desa dan kecamatan dikumpulkan dalam satu tempat, salah satunya digelar di desa Palimbang Sari, Kecamatan Haur Gading, Sabtu (29/8/2020).

Ada sekitar 150 anak yatim dari berbagai desa di HSU dihadirkan dalam tradisi mengusap kepala anak yatim menggunakan minyak atau dikenal warga Banjar dengan sebutan “meminyaki anak yatim”.

Tradisi mengusap kepala anak yatim menggunakan minyak atau dikenal warga Banjar dengan sebutan “Meminyaki Anak Yatim”. foto: dew

Antusias warga tampak berdatangan  satu persatu mengusapkan minyak rambut ke kepala anak yatim  sembari memberikan santunan.

Sementara dalam acara ini, secara khusus disiapkan tenda, makanan untuk para anak yatim, dan donasi secara langsung dari warga. Panitia juga secara khusus membuka rekening untuk para donatur yang ingin menyumbangkan uang lewat rekening.

H Bustani, salah satu tokoh warga setempat mengatakan, tradisi mengusap kepala anak yatim ini sudah puluhan tahun dilaksanakan oleh warga khususnya di Kecamatan Haur Gading.

Bahkan menurutnya, tradisi ini awalnya dipelopori par alim ulama sekitar tahun 60-an, salah satunya KH Muhammad Janawi, salah satu ulama yang dikenal dekat dengan KH Muhammad Zaini atau Guru Sekumpul Martapura.

Meski H Bustani sekarang sudah bermukim di Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, ia mengaku setiap tahun menyempatkan hadir dalam acara ini, tempat ia bermukim dahulu bersama istri dan anaknya.

“Jadi generasi-generasi yang akan datang patut meneruskan tradisi syiar-syiar Islam seperti ini,” katanya.

Sementara itu, Camat Haur Gading Kamarudin mengucapkan berterima kasih kepada seluruh warga, donatur dan Pemkab HSU yang selalu mendukung kegiatan ini disetiap tahunnya.

Meski masih dalam kondisi pandemi, Kamarudin mengaku bersyukur acara ini dapat berjalan dengan baik dengan penerapan protokol kesehatan.

“Mudah-mudahan kegitan ini dapat terlaksana lagi ditahun-tahun berikutnya,” tandasnya.

Dari pantauan kanalkalimantan.com, seperti tahun-tahun sebelumnya selain digelar di Desa Palimbang Sari, kegitan juga dipusatkan dibeberapa tempat  seperti di Panti Asuhan Nurul Fajri, Desa Jingah Bujur, Desa Keramat, Desa Pihaung, Kecamatan Haur Gading, serta beberapa desa lain di Kabupaten HSU. (kanalkalimantan.com/dew)

Reporter : dew
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->