Connect with us

Budaya

Mengangkat Budaya Urang Banjar Lewat Kreasi Lukisan di Atas Tanggui

Diterbitkan

pada

Lomba lukis di media tanggui gelaran Dispersip Kalsel. Foto : bie

BANJARBARU, Bagaimana jadinya jika tanggui hasil olah tangan, turun temurun hasil budaya Urang Banjar dilukis?. Berlatar ide kreatif melestarikan produk hand made itulah, digelar lomba melukis di atas media tanggui oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan.

Lomba melukis di atas media tanggui khusus kalangan SMA/MA sederajat, berlangsung di Depo Arsip Dispersip Kalsel di Banjarbaru, Sabtu (1/9).

Kepala Dispersip Kalsel Hj Nurliani Dardie mengatakan, melalui lomba ini selain menyalurkan jiwa seni generasi muda juga melestarikan budaya daerah.

“Pesan kami, budaya jangan sampai hilang, ini sudah turun temurun,” ujarnya.

Dikreasikan dengan cat warna-warni. Ada pula yang melapisnya dengan beledru dan payet. “Namanya juga dihias, tampilannya akan jauh lebih cantik dan nilai ekonomi meningkat,” ujar Bunda Nunung -biasa disapa-.

Bunda Nunung berharap gelaran ini menjadi ajang promosi gencar seputar tanggui. Selain untuk meningkatkan nilai tambah, ia tak ingin keberadaan tanggui tergerus oleh perkembangan zaman.



“Ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dulu. Fungsinya mungkin boleh berubah, tapi jangan sampai tanggui hilang dan tidak dikenal oleh masyarakatnya sendiri,” tegas Bunda Nunung.

Sekadar diketahui, tanggui adalah kelengkapan masyarajat saat bekerja di sawah, ladang, sungai. “Generasi muda harus tahu budaya daerah kita,” ucapnya.

Tanggui itu tidak hanya digunakan ke sungai, tetapi juga petani dan nelayan untuk menghindari terik matahari dan hujan. Dan lazimnya tanggui digunakan oleh perempuan.

Bahan pembuatan tanggui, berasal dari pohon nipah. Daun nipah inilah yang akan disulap menjadi tanggui. Penutup kepala berbentuk bundar.

Dipakai masyarakat Banjar untuk bertani, walau bermunculan jenis penutup kepala, pembuatan tanggui tak pernah berhenti. Setiap hari tanggui dibuat dan dipasarkan ke berbagai kabupaten di Kalsel. Perempuan di pedesaan yang sering mengenakan penutup kepala yang terbuat dari daun nipah kering berbentuk setengah lingkaran ini. (bie)

Reporter : Bie
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->