Connect with us

Kanal

Meski Terendam Air, Peziarah Tetap Kunjungi Makam Kuno Teluk Selong

Diterbitkan

pada

Kondisi makam kuno di Teluk Selong yang terendam air hujan. Foto : Hendera

MARTAPURA, Hujan deras beberapa hari terakhir menyebabkan makam kuno yang berada di Desa Teluk Selong, Kecamatan Matapura Barat, terendam air. Meski demikian, kondisi ini tak menyurutkan warga datang ke lokasi untuk berziarah.

Tinggi curah hujan, menyebabkan sebagian makam sudah terendam dengan kedalaman air di bawah lutut orang dewasa. Salah seorang warga mengatakan sudah satu pekan ini kondisi makam terendam air.

“Dengan kondisi hujan saat ini, bisa jadi akan berlangsung lebih lama,” ujarnya.

Guna memudahkan akses jalan, masyarakat pun membuat jalan dari urukan tanah buat peziarah. Anggarannya berasal dari sumbangan peziarah yang datang ke Makam Teluk Selong. Meski hanya urukan tanah,  warga peziarah merasa terbantu dengan adanya akses jalan tersebut. “Iya, sangat membantu dengan adanya akses jalan ini,” kata Udin (44), warga Kota Banjarmasin salah ditemui di lokasi makam.

Sebelumnya, Balai Arkeologi Banjarmasin telah melakukan analisa awal atas usia makam tersebut. Dari hasil penelitian sementara yang dilakukan, makam tua di Telok Selong ternyata memang masuk kategori situs kuno. Hal ini karena dari analisa batuan nisan yang digunakan, dapat diperkirakan berapa usia puluhan makam di lokasi yang menjadi kehebohan baru masyarakat.

Namun, usia makam ternyata tidak setua yang diperkirakan sebelumnya yang mencapai 800 tahun. Tetapi usia makam tersebut diperkirakan sekitar 272 tahun!

Jika dikomparansikan dengan sejarah Kesultanan Banjar, maka Islam masuk ke Banjarmasin sekitar tahun 1520 dan Pangeran Samudera atau Sulatan Suriansyah, sebagai raja pertama memeluk Islam pada tahun 1526 masehi, atau 932 Hijriah.

Memang, Balai Arkeologi masih belum bisa memastikan sepenuhnya akan makam tua tersebut.  Peneliti Madya Arkeologi Banjarmasin, Wasita mengatakan, pihaknya masih mempunyai alasan untuk turun ke lapangan guna peninjauan lebih lanjut.

Sementara Peneliti Madya Nugroho Nur Susanto yang ikut saat peninjauan pertama di makam tua yang itu mengatakan, dari data yang kami dapatkan makam yang tertua dari batu nisan bertuliskan angka 1168. Namun itu tetapi tidak bisa diambil kesimpulan bahwa makam tersebut yang paling tua, bisa saja banyak makam yang lebih tua tetapi tidak ada tulisan angka.

Ia juga mengatakan bahwa jenis batu nisan tersebut adalah batu Andesit atau batu alam, ada juga yang terbuat dari batu Gamping atau batu putih. Batu batu tersebut belum terlalu tua, hanya saja paling tidak komunitas Islam pada waktu itu sudah banyak yang bermukim di Teluk Selong dan Dalam Pagar, hal ini sesuai dengan adanya perpindahan kesultanan Banjar dari Kuin Banjarmasin ke Martapura. (hendera)

Foto : Hendera

 

Reporter : Hendera
Editor : Chella


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->