Connect with us

Film

Messiah, Serial Netflix Soal ‘Dajal’ yang Tuai Kontroversi

Diterbitkan

pada

Film Messiah yang akan dirilis Netflix menuai berbagai kritikan dan kecaman. Foto: net

JAKARTA, Layanan streaming Netflix menuai berbagai kritikan dan kecaman seiring dengan rencana perilisan serial terbaru mereka, Messiah. Netizen menyebut serial ini akan mengisahkan Dajal atau juga dikenal sebagai Antikristus.

Messiah akan mengisahkan seorang pemimpin spiritual misterius yang muncul di Timur Tengah dan dikejar di seluruh dunia oleh CIA. Kisah ini dinilai banyak netizen mirip dengan kisah Dajal atau Antikristus dalam kitab suci.

“Ya ini provokatif, acara ini provokatif,” kata kreator Messiah, Michael Petroni kepada AFP. “Namun provokatif tidaklah menyinggung,”

Messiah dijadwalkan rilis di Netflix pada 1 Januari mendatang, dengan trailer yang sudah tayang sejak 3 Desember lalu dan disaksikan lebih dari 1,8 juta kali. Trailer 2 menit itu mengundang banyak ketidaksukaan netizen, dengan lebih dari 36 ribu akun menyatakan tidak suka atas video itu.

Trailer Messiah menggambarkan bagaimana masyarakat modern akan bereaksi bila seorang tokoh muncul, menyebarkan pesannya dengan cepat melalui media sosial di tengah dunia yang riuh akan berita bohong dan gosip selama 24 jam.

Pertanyaan terkait apakah karakter yang diperankan oleh aktor Belgia Mehdi Dehbi tersebut adalah sosok Dajal atau Antikristus seperti yang dirumorkan banyak netizen, atau agen politik jahat atau pun cuma penipu menjadi jantung pertunjukan ini.

Petroni mengakui Netflix “cemas” ketika ia datang dengan ide ini kepada perusahaan yang agresif membuat karya orisinal tersebut.

“Itu adalah konsep yang sangat berani, tahu kan?” katanya. “Anda membaca contohnya, lelaki ini akan memimpin dua ribu orang Palestina-Suriah menyeberangi perbatasan Israel,”

Konsep tersebut datang dengan biaya membangun set yang amat besar. Tak tanggung-tanggung, Messiah membangun bangunan kawasan Yerusalem Lama, termasuk Dome of the Rock dan Tembok Ratapan, dua lokasi suci bagi umat Islam dan Yahudi. Bangunan set ini pun dibuat seukuran aslinya.

Membangun set ini jadi pilihan karena tidak mungkin syuting di lokasi asli, apalagi sejumlah adegan yang mengandung kekerasan. Akan tetapi, Petroni bersikukuh acara ini “tidak bermaksud menyinggung siapa pun”.

“Ini tidak seperti saya menerima semua cercaan,” katanya. “Kami mengharapkan ada bakal banyak pendapat soal acara ini, dan banyak debat. Saya mengharapkan perdebatan,”

Sebuah petisi di laman change.org bahkan sudah dibuat berisi boikot serial tersebut. Petisi itu menggambarkan serial ini sebagai “kejahatan dan propaganda anti-Islam.”

Dalam Messiah, tidak disebutkan secara spesifik agama si pemimpin spiritual ini. Akan tetapi, sejumlah karakter menyebut sosok ini sebagai “Al-Masih”.

Petroni menolak menjabarkan agama dari tokoh ini. Namun dua dari sejumlah produser acara, pasangan suami-istri Mark Burnett dan Roma Bowney, diketahui memiliki latar belakang terlibat dalam acara-acara Kristiani.

Petroni mengatakan latar lokasi dari acara ini berada di tempat yang keramat seperti Yerusalem Lama adalah penting dilakukan karena penghubung dari tiga agama Samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam.

“Jelas secara sejarah tiga agama ini tidak bertemu dengan bahagia. Namun di sana lah mereka bertemu. Dan bagi saya, sebagai lokasi dengan kisah tentang politik dan agama, lokasi itu amat simbolis.” katanya. (afp/end)

 

https://youtu.be/mjLWuzGVyew

 

Reporter : AFP/End
Editor : Bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->