HEADLINE
Metode Belajar Online Dikeluhkan, Disdik Banjarbaru Tawarkan Sistem ‘Luring’ hingga Kurangi Penugasan!
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Saat wabah Covid-19 muncul, seluruh kegiatan pembelajaran—baik di jenjang sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Banjarbaru mulai menerapkan kegiatan belajar dari rumah. Bahkan, hingga memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, pada 13 Juli kemarin, kebijakan ini masih tetap diberlakukan.
Langkah ini dilakukan karena pemerintah melihat penyebaran Covid-19 di Banjarbaru masih sangat masif tiap harinya. Solusinya, model pembelajaran berbasis digital dimaksimalkan hampir di setiap sekolah. Meskipun begitu, tidak sedikit pula orang tua siswa menganggap model pembelajaran daring ini sangat menyulitkan dan tak efektif bagi anak-anak mereka.
Seperti halnya yang dirasakan Aulia (29) salah satu warga di Kelurahan Guntung Manggis. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun ini anaknya baru memulai pendidikan di bangku SD. Metode pembelajaran online atau daring, dinilainya sangat menyita waktu lantaran harus mendampingi sang anak yang masih belum mengerti bagaimana menggunakan teknologi digital.
Baca juga:
“Saya dan suami sama-sama bekerja. Sulit membagi waktu untuk menemani anak saat proses pemberlajaran daring. Apalagi, kalau anak dikasih banyak tugas oleh gurunya,” keluhnya.
Menganggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru, M Aswan, angkat bicara. Diakuinya, metode pembelajaran daring dari rumah dapat efektif jika guru dan murid berinteraksi secara virtual. Tentunya, hal ini juga harus melibatkan orang tua yang mendampingi anak-anak mereka.
Maka dari itu, perlu adanya komunikasi antara orang tua dan guru, untuk menentukan jam-jam tertentu kapan siswa bisa mengikuti pembelajaraan daring. “Orang tua dan guru harus komunikasi. Jika hasil komunikasi itu disepakati pembelajaran daringnya dilakukan pada malam hari, itu tidak masalah. Metode pembelajaran daring ini memang tidak memikat waktu dan harus menyesuaikan dengan kesiapan waktu orang tua siswa,” katanya, Kamis (16/7/2020).
Baca juga:
Jelang Idul Adha, 1.000 Ekor Sapi Sudah Datang di RPH Mantuil Banjarmasin
Apabila solusi itu juga masih dinilai memberatkan, kata Aswan, maka pihak sekolah akan memberikan metode luring (luar jaringan, red). Yakni, para guru merekam diri saat memaparkan pelajaran, disematkan dalam video dan dikirim ke masing-masing orang tua siswa.
“Nah, video ini menjadi pedoman orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa saja pelajaran hari itu. Video paparan dari para guru tidak boleh berdurasi lama dan harus mudah dipahami oleh para orang tua maupun siswa,” ujarnya.
Terakhir, Aswan juga menghimbau dan menyarankan kepada para guru agar tidak memberikan banyak tugas kepada para siswa. Sebab, untuk awal tahun ajaran ini, para siswa masih membutuhkan pelajaran mendasar.
“Kami sudah memberikan arahan kepada para guru untuk mengurangi kegiatan penugasan. Intinya, saat ini yang lebih penting adalah komunikasi para siswa, orang tua, dan guru. Lebih baik saat ini disampaikan pelajaran-pelajaran dulu, ketimbang diberikan tugas,” pungkasnya.
Terkait proses belajar daring ini, sebelumnya Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan 7 kiat yang perlu diperhatikan.
1) Proses belajar mengajar secara online memang perlu adaptasi. Namun, murid dan guru harus bergembira dan menghindari stres. Pastikan sudah memahami teknologi yang akan dipakai.
2) Disarankan untuk membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga terjadi adanya diskusi, belajar kelompok yang akan membuat waktu menjadi lebih efektif.
3) Menciptakan tantangan atau mengadakan lomba dengan cara berkolaborasi sehingga terjadi variasi dalam proses belajar online.
4) Guru harus memastikan agar semua murid paham dengan materi yang disampaikan. Jika memang ada murid yang tertinggal (belum paham), alokasikan ke waktu yang lain.
5) Fokus dan kuatkan pada subjek pelajaran yang dapat membantu kemampuan para murid, untuk bisa sukses di pelajaran manapun. Seperti, bahasa dan sains.
6) Terapkan 3M yaitu: melihat, meniru, dan memodifikasi. Guru dapat melihat dan menanyakan ke guru lain bagaimana cara mengajar yang kreatif. Serta murid dapat bertanya kepada teman jika tidak paham akan materi yang diberikan.
7) Tanamkan bahwa belajar online merupakan cara belajar yang gembira, penuh interaksi, mudah dipahami karena dapat berkreasi dan bekerja sama. Hindari pemikiran bahwa belajar online bukan berarti memindahkan kelas dari ruang fisik ke ruang digital.
Menurut dr. Reisa, tidak hanya guru dan murid, orang tua juga harus ikut berperan aktif dalam proses belajar online. (Kanalkalimantan.com/rico/suara)
Editor : Cell
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Pj Wali Kota Sorong Pelajari MPP Banjarbaru
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Lindungi Konsumen, Pelaku Usaha dan Masyarakat, DKUMPP Banjar Sosialisasikan Metrologi Lokal
-
HEADLINE3 hari yang lalu
CEK FAKTA: Pernyataan Rahmadian Noor soal Terlambatnya Sebaran Pupuk dan Kontribusi Batola 20% terhadap Produksi Beras di Kalsel
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Petani Sumardi Divonis Bersalah, Mahasiswa Unjuk Rasa di PN Martapura
-
HEADLINE3 hari yang lalu
KPK Panggil Ketua DPRD Kalsel Saksi Kasus Suap Proyek
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Bamagnas Banjarbaru Silaturahmi ke Pjs Wali Kota