Connect with us

Kota Banjarbaru

Para Petaruh Nyawa yang Bekerja di Ketinggian

Diterbitkan

pada

BEKERJA DI KETINGGIAN, Pekerja ketinggian sedang membersihkan Masjid Agung Al Munawwarah Banjarbaru. Foto : rendy

BANJARBARU, Bekerja di atas ketinggian tentunya tidak bisa lakoni oleh semua orang, baik atas dasar keterbatasan, nyali, dan keselamatan. Namun tidak bagi Ullis Setiawan, lelaki asal Barabai, HST, jebolan Skyger -sekolah khusus panjat tebing- tahun 2008 Bandung yang sudah bersertifikat ini. Ia bertaruh nyawa sedang bergelantungan membersihkan bagian dalam halaman Masjid Agung Al Munawwarah Banjarbaru.

Dengan menggunakan seutas tali, Ullis dan rekan-rekannya bekerja bergelantungan untuk membersihkan tembok-tembok dinding yang kotor membersihkan sarang laba-laba dan debu di atas ketinggian 25 meter.

Kepada Kanal Kalimantan Ullis menjelaskan, teknik yang mereka gunakan adalah teknik akses tali yaitu rope access system. Salah satu metode kerja yang dilakukan dengan menggunakan tali sebagai akses atau jalur kerja pada pekerjaan yang dilakukan di ketinggian.

Ullis menjelaskan, penggunaan akses tali pada mulanya berawal dari teknik panjat tebing dan penelusuran gua, makanya tak heran jika melihat semua peralatan semua buat keperluan panjat tebing.

Kemudian seiring perkembangan pembangunan, penggunaan akses tali ini juga digunakan dalam pembangunan gedung, perawatan, perbaikan menara telekomunikasi, confined space, dan sebagainya. Termasuk dalam sebuah proyek pembersihan di Masjid Agung Al-Munawwarah di jalan Trikora.

Awalnya memang takut juga bekerja pada ketinggian ujarnya, namun sekarang sudah terbiasa, karena memang sudah benar-benar menguasai teknik dan alat-alat yang digunakan memang sudah standar keselamatan dunia.

“Intinya tetap tenang, fokus dalam bekerja, tentunya paling tidak meminimalisir resiko kecelakaan kerja,” ujar Ullis.

“Untuk alat-alat yang kami gunakan semuanya kami beli dari luar negeri yang sudah terbukti keaslian dan kualitasnya, seperti merek-merek yang memang terkenal di luar negeri seperti Petzl, Blackdiamon, Kong, madrock dan masih banyak lagi, dari segi harga memang relative mahal namun tak ragu kami beli untuk sebuah alasan keamanan,” bebernya.

Kelompok pekerja pada ketinggian yang didominasi oleh anggota Mapala ini, tentunya semua yang ada di sini berpengalaman. “Sebelumnya kami seleksi juga untuk SDAnya, karena pada dasar tekniknya mereka sudah menguasai, tentunya bekerja seperti ini juga selain untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan hasil yang lumayan,” tandasnya. (rendy)

Foto : rendy

 

Reporter : Rendy
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->