Connect with us

Kota Banjarmasin

Pasar Telawang ‘Mati Suri’ Ditinggal Pedagang, Kios Kosong Bakal Dilelang

Diterbitkan

pada

Pasar Telawang Banjarmasin sepi ditinggal pedagang. Foto: Fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pasar Telawang di jalan Simpang Telawang, Kelurahan Telawang, Banjarmasin kondisinya sepi. Ya, hampir sebagian kios pasar yang lokasinya tak jauh dari Balaikota Banjarmasin ini, sepi ditinggal para pedagang.

Saat Kanalkalimantan.com meninjau lokasi, hanya terdapat beberapa pedagang saja yang bertahan. Di antaranya masih membuka usaha warung, maupun usaha menjahit.

Salah satu pedagang pasar bernama Mufidah mengakui, kondisi pasar sudah sangat sepi selama belasan tahun. Dirinya yang berjualan mentega ini, turut mendampingi sang suami bernama RP Hani yang membuka usaha warung.

“Sebelumnya ramai berjualan (di sini). Sepi ini juga berpengaruh terhadap omset kami,” kata Mufidah saat ditemui, Selasa (14/1/2020) sore.

Lain pendapat diutarakan oleh Lana yang menjalankan usaha jasa menjahit. Ia telah lebih dari 10 tahun membuka usaha menjahit tidak terpengaruh dengan kondisi pasar yang sepi. Lantaran dirinya telah memiliki pelanggan tetap.

“Pelanggan sudah banyak. (Kami) tidak terpengaruh (dengan sepinya pasar), karena selain banyaknya pelanggan, karena kami menawarkan jasa,” kata Lana.

M Tezar Ichrom, Kabid PDSP dan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin. Foto: Fikri

 

Mulyani, salah satu pedagang. Foto: Fikri

Diakuinya, saat masih ramai, sebagian besar pedagang di Pasar Telawang didominasi oleh penjual makanan dan pakaian.  “Lengkap saja kalau di dalam itu,” kata Lana yang membuka usaha jasa menjahit persis di bagian depan pasar.

Pendapat lainnya diutarakan oleh Mulyani. Wanita yang biasa berjualan makanan ini mengutarakan, banyaknya sampah yang sempat berserakan di halaman parkir pasar ini ditengarai membuat pedagang ataupun pembeli di pasar ini menjadi berkurang, hingga sepi ditinggal masyarakat.

“Kebanyakan sampah ini yang berserakan. Ya, sepi tidak ada orangnya lagi (salah satunya) karena sampah ini,” kata Imul, biasa ia disapa.

Menurut Imul, kendaraan pengangkut sampah tidak bisa masuk ke halaman pasar, lantaran sampah yang berserakan. Selain itu, juga mengakibatkan pembeli urung untuk mengunjungi pasar ini.

Saat dikonfirmasi, Kabid PDSP dan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Ichrom M Tezar mengakui, faktor kebersihan menjadi penyebab sepinya Pasar Telawang. Selain itu, Dinas Perdagangan dan Perindustarian Banjarmasin telah menganggarkan pemeliharaan Pasar Telawang, kendati belum bisa dibeberkan berapa besarannya.

“Memang ini kondisi pasar-pasar konvensional seperti ini, rata-rata di kabupaten kota lain seperti ini. Di  tahun 2020 ini kita ada anggaran untuk pemeliharaan Pasar Telawang. Mudah-mudahan Pasar Telawang dan pasar-pasar lainnya menjadi ramai lagi,” kata Tezar.

Tezar mengakui, keberadaan sampah yang berserakan di halaman pasar menjadi penyebab banyaknya pedagang yang meninggalkan Pasar Telawang, maupun pembeli yang meninggalkan pasar ini. Sehingga, membuat keberadaan pasar ini menjadi kumuh dan tidak nyaman.

“Mungkin salah satu penyebab itu (faktor sampah). Makanya kita berusaha, mudah-mudahan masyarakat memahami dan membuang sampah di jam yang ditentukan, dan harus langsung ke dalam TPS,” jelas Tezar.

Lalu, bagaimana dengan keberadaan kios-kios kosong yang ditinggalkan para pedagang? Tezar menyebut pihaknya akan melakukan lelang terhadap kios yang telah tutup dan memprioritaskan para pedagang sekitar terlebih dahulu.

“Siapa tahu mereka ingin menempati. Tapi kalau memang tidak ada, kita akan buka untuk masyarakat luas,” lugas Tezar.

Tercatat, setidaknya ada 200 kios yang ada di Pasar Telawang ini. Terdiri dari 100 kios di lantai bawah, dan sisanya berada di lantai atas. (kanalkalimantan.com/fikri)

 

 

Reporter : Fikri
Editor : Bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->