LIPSUS BANJARBARU
Penutupan Lokalisasi Pembatuan, Pemko Banjarbaru “Putus” Hubungan Praktik Prostitusi
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Beberapa tahun silam, praktik prostitusi secara terang-terangan pernah berdenyut di kota Banjarbaru. Masih terekam jelas dibenak masyarakat lokal, bahwa bisnis asusila tersebut berumur sangat panjang hingga begitu dikenal oleh masyarakat dari luar daerah.
Ada tiga titik area yang menjadi tempat praktik prostitusi di kota Banjarbaru dan salah satu yang paling terkenal ialah kawasan eks lokalisasi Pembatuan, yang berada di Kecamatan Landasan Ulin. Ya, bagi pemerintah daerah maupun masyarakat, kawasan ini ibarat benalu di kota Banjarbaru.
Jaya Nugroho (32), warga Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, masih mengingat betul saat praktik prostitusi begitu moncer di kota Banjarbaru. Ia menceritakan, saat itu di kawasan lokalisasi Pembatuan tidak pernah sepi dari pengunjung.
“Saya ingat betul mas. Pokoknya mau itu pagi, siang, malam, pasti selalu ada aja pengunjung yang datang. Ya, pengunjungnya sudah jelas laki-laki dewasa,” ingat Jaya yang masih menduduki bangku SMA saat itu.
Entah dari mana asal-usul lahirnya praktik prostitusi di kota Banjarbaru ini. Namun, sejak dilantiknya Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Wakil Wali Kota Darmawan Jaya Setiawan dalam memegang tongkat komando di Pemerintahan Kota Banjarbaru, seluruh area lokalisasi telah resmi ditutup. Tepatnya, pada tahun 2016 lalu.
Dilansir dari Antarakalsel, pada tahun 2016, Kementrian Sosial (Kemensos) RI memastikan ada 113 lokalisasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sudah dinyatakan ditutup dan tidak beroperasi lagi oleh masing-masing pemerintah daerah.
Sonny W Manalu yang kala itu menjabat sebagai Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTS-KPO) Kemensos RI mengatakan, total keseluruhan areal lokalisasi ditutup tersebut, termasuk tiga titik di kota Banjarbaru.
“Tiga titik lokalisasi yang ditutup berada di kota Banjarbaru, Kalsel, yakni lokalisasi Pembatuan, Batu Besi dan Pal 18 yang resmi ditutup wali kota setempat,” ujarnya.
Kini, Pemerintah Kota Banjarbaru di bawah kepemimpinan Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan telah memutus hubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan praktik prostitusi. Bagi masyarakat tentunya hal ini yang membawa kota Banjarbaru menjadi daerah yang terus berkembang.
“Kalau bisnis haram begitu dibiarkan, bagaimana kota Banjarbaru bisa sejahtera dan mendapatkan berkah. Saya bersyukur, bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang sekarang berkomitmen untuk tidak lagi membuka adanya kawasan lokalisasi,” tutur Alfert (29), salah satu warga Kecamatan Landasan Ulin. (kanalkalimantan.com/rico)
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta
-
Kaleidoskop 20242 hari yang lalu
Kemajuan Pembangunan Kabupaten Banjar di Segala Bidang
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Dari Banua Creative Festival, Kalsel Incar Tuan Rumah Ekrafnas 2025
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Begini Hitung-hitungan Pajak Baru Kendaraan Bermotor 2025
-
Bisnis3 hari yang lalu
Hadir Perdana di Banjarbaru, Generasi Happy Tri Ajak Gen Z Bikin Kreasi
-
PLN UIP3B KALIMANTAN2 hari yang lalu
Sinergi Pelayanan Antar Proses Bisnis, PLN UIP3B Kalimantan Gelar Customer Gathering 2024