Connect with us

HEADLINE

Perjuangan Pelajar Meratus di Kampung Kiyu, Harus Panjat Pohon Cari Sinyal untuk Kirim Tugas Online

Diterbitkan

pada

Anak rimba Meratus, Kampung Kiyu, memanjat rumah pohon untuk dapatkan sinyal internet. Foto: syah dianto for kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Tak mudah menjadi pelajar di pedalaman pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalsel. Bila anak-anak pelajar di perkotaan dengan mudahnya mengakses internet untuk bahan belajar, sementara ada anak-anak rimba Meratus mengikuti pelajaran jarak jauh di tengah akses internet yang nyaris tidak ada.

Seperti yang dirasakan para pelajar dari Kampung Kiyu, Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu  Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Berada di pegunungan Meratus jadi kendala utama dalam menempuh pendidikan jarak jauh. Ya, karena akses internet tidak ada di kampung yang mereka huni.

Kondisi blank spot akses internet di tengah rimba Meratus ini, memaksa para pelajar untuk pergi ke bukit dan memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal internet bagus.

Berbicara kepada Kanalkalimantan.com, Syah Dianto, warga Kampung Kiyu, menceritakan betapa sulinya perjuangan anak-anak pelajar Kampung Kiyu dalam mencari sinyal dan akses internet.

Sekadar diketahui saja, format pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan infrastruktur berada di lokasi terpisah. Sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan.

“Dari kampung sekitar kurang lebih 20 menit menuju puncak Taniti Calang. Biasanya mereka mendaki berkelompok. Kebanyakan anak-anak sekolah yang mengirim tugas online,” ucap Syah Dianto.

Karena kalau di bawah atau di tengah kampung signal internet nyaris tidak ada. “Jadi mereka harus memanjat pohon sungkai atau kayu lurus, jadi mereka bikin semacam rumah pohon sederhana. Tinggi pohonnya sekitar 10 meter lebih, titik untuk mendapatkan sinyal internet,” ujarnya

Tak sekadar memanjat pohon, mereka juga mendaki bukit sebagai perjuangan pelajar di Kampung Kiyu. Demi pendidikan dan demi masa depan mereka di kaki bukit Meratus, sekadar berkumpul sembari mengerjakan tugas dan mengakses informasi dari gawai.

“Harapan kami pemerintah lebih memperhatikan masalah akses signal ini, soalnya penting banget buat anak-anak di sini khususnya buat pendidikan mereka,” aku Syah Gianto.

Seperti kemarin, karena susah akses internet ketika ada yang mau daftar SBMPTN jadinya terhambat. “Beberapa anak juga kesusahan kirim tugas yang diminta online,” pungkas Dianto.

Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet.

Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital yang terus berkembang juga menghadirkan tantangan baru bagi penyelenggara pendidikan untuk terus menyesuaikan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru tersebut.

Pendidikan jarak jauh bukan metode baru dalam sistem pendidikan. Metode pembelajaran ini telah digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1892 ketika Universitas Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh pertamanya untuk tingkat pendidikan tinggi. Metode pembelajaran jarak jauh terus berkembang dengan menggunakan beragam teknologi komunikasi dan informasi termasuk radio, televisi, satelit, dan internet. Meluasnya penggunaan internet oleh publik di berbagai negara pada tahun 1996 menjadi suatu fenomena yang berkembang dan diikuti oleh kemunculan beragam konten digital di dalamnya. Pada tahun yang sama, John Bourne mengembangkan Asychronous Learning Network Web yang merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pendidikan kapan saja dan di mana saja melalui internet. (kanalkalimantan.com/andy)

 

Reporter : Andy
Editor : Bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->