HEADLINE
Pusat Kawal Lahan HPS di Jejangkit Hingga Tiga Tahun ke Depan
BANJARBARU, Kementerian Pertanian memastikan lahan rawa lebak yang dijadikan lahan pertanian padi di Kalsel akan terus dikawal hingga tiga tahun ke depan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana dalam penutupan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Setdaprov Kalsel, Minggu (21/10).
Pihaknya akan membentuk korporasi sehingga tak hanya penanaman namun juga akan menjadi lahan bisnis pertanian yang berkembang. “Saya sudah koordinasi dengan kadiv kurikulum agar terus kita jaga visi on farm. Kemudian kerjasama dengan Bulog juga akan kita kawal dengan target 4.000 ton dari Jejangkit,” katanya.
Sementara Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor mengatakan sudah mendapatkan jaminan untuk pengawalan penanaman untuk HPS hingga tiga tahun ke depan. “Akan ada insentif pembinaan dari Kementerian Pertanian nanti untuk pertanian kita,” tambahnya.
Selain itu, tugas baru bagi Kalsel tambahnya yaitu akan ditambahnya luasan lahan pertanian di Kalsel sebanyak 10 hektare. “Kalau tidak salah mau dikasih 10 hektare untuk digarap di Kalsel, ya saya bilang bagi saja untuk 13 kabupaten/kota di Kalsel,” tambahnya.
Kalsel diharapkan nantinya bisa menjadi setara dengan Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan dalam mengembangkan sektor pertanian. “Kalau tiga daerah ini bersama menghasilkan pertanian yang baik, saya kira Indonesia bisa menjadi lumbung padi dunia,” tegasnya.
Penutupan HPS ditandai denga penyerahan penghargaan bagi stan terbaik dalam pameran HPS dalam beberapa kategori yaitu instansi pemerintah, Pemda, dan BUMN. Kategori instansi pemerintah dijuarai oleh Kementerian Pertanian. Sementara kategori pemerintah daerah dimenangkan oleh Pemprov Kalsel, dan kategori BUMN dan swasta dimenangkan oleh PT Pupuk Indonesia. Sedangkan stan terfavorit diraih oleh PT Bayer Indonesia.
Saat ini terdapat sekitar 34 juta hektare lahan rawa di Indonesia. Sekitar 10 juta hektare telah dinyatakan berpotensi untuk produksi sentra pangan pertanian. “Lahan rawa 10 juta (hektare) potensi dengan pertanian berkelanjutan, kalau 10 juta ini bisa produksi nilainya Rp 1.000 – Rp 2.000 triliun pendapatan petani. Kuncinya yaitu water management bagaimana air hujan ditangkap sebagai produksi, jangan dibiarkan menuju laut begitu saja,†kata Menteri Pertanian Amran.
Sedangkan Perwakilan FAO di Indonesia juga menyampaikan bahwa pemerintah sangat paham bahwa produksi pangan harus ditingkatkan untuk tahun 2050. Karena pada 2050 nanti penduduk Indonesia akan mencapai hingga 300 juta jiwa.
“Hal yang beriringan pula dengan berubahnya urbanisasi, industrialisasi, dan permintaan konsumen yang meningkat tentu akan berpengaruhi besar. Fokus pemerintah tahun ini menegaskan upaya yang sangat besar untuk menghadapi tantangan tersebut,†jelasnya.(rico)
Editor: Chell
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Naik 6,5 Persen, Upah Minimum Kalsel 2025 Rp3,4 Juta
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Koordinator Posko Tim Banjarbaru Hanyar Diancam Dihabisi, Dikirimi Dua Surat Kaleng
-
HEADLINE2 hari yang lalu
KPU Banjarbaru Siap Hadapi Gugatan MK
-
Satpol PP Kab Banjar2 hari yang lalu
Satpol PP Banjar Dapati 7 Penjual Anakan Ikan
-
DPRD KOTABARU2 hari yang lalu
Sowan ke Bakti Kementerian Komdigi, Komisi II dan Diskominfo Kotabaru Perjuangkan Akses Internet
-
Kota Banjarbaru1 hari yang lalu
Serahkan Eco Office Eco School Award 2024, Ini Kata Wali Kota Aditya