Connect with us

HEADLINE

Putus Antrean Panjang Tes Covid-19, Alat PCR Tambahan Bakal Didatangkan di Banjarmasin

Diterbitkan

pada

Pengujian swab massal di Dinkes Kota Banjarmasin beberapa waktu lalu. Foto: Fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Saat ini pengujian PCR (polymerase chain reaction) di Kalimantan Selatan (Kalsel) hanya dilakukan di Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru. Semua sampel swab dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel dilakukan di sana, sehingga menimbulkan antrean yang cukup lama.

Maka rencana untuk mendatangkan alat PCR tambahan dilakukan guna meminimalisir antrean pengujian swab. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas P2 Covid-19 Kota Banjarmasin Dr. Machli Riyadi di Balaikota Banjarmasin, Kamis (4/6/2020) pagi.

“Untuk penambahan PCR sudah ada alatnya dan diletakkan di RSUD Moch Ansari Saleh. Pekan ini ada setting, jadi menunggu teknisi dari Jakarta,” kata Machli.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin ini menambahkan, jika teknisi dari Jakarta sudah datang, berdasarkan informasi dari Tim Gugus Tugas P2 Covid-19 Kalimantan Selatan, maka pengujian PCR dapat dilakukan di Kota Banjarmasin. Tepatnya di RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin.

“Tidak perlu ke Banjarbaru, nanti cukup mengantarnya ke RSUD Moch Ansari Saleh,” ucap mantan Wadir Administrasi dan Keuangan RSJ Sambang Lihum ini.

Machli menambahkan, hingga Rabu (3/6/2020) malam tadi, sudah ada 135 buah hasil PCR yang telah keluar. Sebagian besar merupakan hasil swab massal yang dilakukan di Dinkes Kota Banjarmasin beberapa waktu lalu.

Namun demikian, diakuinya masih harus mengantri untuk pengambilan swab dengan jumlah hampir 700 orang. Pengambilan swab sendiri dilakukan bertahap karena saat ini jumlah personel dalam dapat melakukan pengambilan swab masih terbatas.

“Tapi kita dapat bantuan dari Biddokkes Polda Kalsel dan Dinkes Provinsi Kalsel,” lugas Machli.

Dengan adanya penambahan alat PCR, diharapkan pengujian swab dapat dilakukan lebih cepat. Karena dalam sehari, alat PCR menguji swab sebanyak 100-150 buah. “Kalau dua shift, Insyaallah lebih cepat. Tinggal tenaga yang melakukan pemeriksaan itu juga terbatas,” pungkas Machli.

Apa Itu Tes PCR?

PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.

Lalu, bagaimana PCR mendiagnosis Covid-19? Menurut situs Alodokter, DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik.

Keberadaan DNA dan RNA ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Nah, dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut.

Prosedur pemeriksaan diawali dengan pengambilan sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.

Pengambilan sampel dahak ini dilakukan dengan metode swab, yang prosedurnya memakan waktu sekitar 15 detik dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selanjutnya, sampel dahak akan diteliti di laboratorium.

Nah, karena Covid-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini dengan tes PCR akan diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA.

Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase, sehingga teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA dan mendeteksinya dengan PCR disebut reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).

Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi atau perbanyakan materi genetik ini sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi RNA virus Corona di sampel dahak atau lendir yang diperiksa, maka hasilnya dikatakan positif. (Kanalkalimantan.com/fikri)

 

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->