Kota Banjarmasin
Romo Magnis: Tiap Tindakan Intoleran Tidak Punya Dasar Hukum
BANJARMASIN, Suhu politik menjelang Pemilu 2019 terasa semakin memanas. Ragam cara dilakukan oleh parpol maupun relawan demi memperjuangkan pilihan mereka dan menjatuhkan lawan. Termasuk politisasi agama yang kian marak.
Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, rohaniawan Katolik dan budayawan Indonesia yang sudah menerbitkan banyak buku ini juga mengatakan bahwa suhu politik dewasa ini sangat tinggi karena adanya politisasi agama.
Ditemui usai Seminar Politik yang diadakan oleh Vox Point Indonesia DPD Kalimantan Selatan di Aula Sasana Hati katerdal, Banjarmasin. Romo Magnisâ€â€panggilan akrabâ€â€menyampaikan bahwa masyarakat harus benar-benar menjaga kampanye dan pemilu berjalan dengan objektif, berdasarkan argumentasi politik dan tidak berdasarkan macam-macam emosi yang tidak ada sangkut pautnya dengan politik. “Hoaks dan fitnah juga harus ditegaskan,†tambahnya.
Mengenai kedua paslon capres-cawapres yang keduanya terus menjual janji-janji dan sikap yang memutlakan diri masing-masing ini juga merupakan suatu hal yang tidak benar menurutnya.
Selain itu, warna-warni intoleransi yang menyebar pun menjadi perhatian Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini. Meski intoleransi di tiap tahunnya selalu “sama sajaâ€Â, tapi jika dibiarkan, kelak intoleransi akan semakin dikembangkan secara sistematik oleh kelompok-kelompok tertentu.
Apalagi seperti yang diketahui, Indonesia merupakan sebuah negara yang berlandaskan hukum. “Apa yang dilakukan masyarakat harus berdasarkan hukum. Tiap tindakan intoleran tidak punya dasar hukum, tidak boleh dibiarkan,†tuturnya.
Ia mengambil contoh penutupan rumah ibadah dan pelarangan izin ibadah yang akhir-akhir ini kerap menghiasi dunia pemberitaan. Meskipun baginya hal ini tidak ada kaitannya dengan unsur politik, tapi hal-hal seperti pelarangan dan penutupan tetap harus menggunakan cara hukum. “Tidak boleh dipaksa tutup. Pemaksaan dalam negara hukum tidak bisa dibenarkan sama sekali†jelas pria kelahiran 26 Mei 1936 ini.
Pia kelahiran Bożków, Nowa Ruda, Polandia yang kini sudah beralih kebangsaan menjadi warga Negara Indonesia menyampaikan pesan kepada umat Katolik agar harus sadar terhadap kepentingan dan keputusan yang akan diambil saat pemilu nanti. Ia juga mengajak agar semua harus ikut berpartisipasi dam tidak boleh abstain. “Masyarakat juga harus cerdas memilah yang mana benar, hoaks dan fitnah,†tutupnya. (mario)
Editor:Cell
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Konsep Indies Heritage, Kolam Renang Idaman Banjarbaru Kembali Difungsikan
-
Advertorial2 hari yang lalu
Chicken Crush Dukung Haul Guru Sekumpul, Bagikan 11.000 Kotak Makanan
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Pengunjung Tak Tertib, Taman Van der Pijl Ditutup Sementara
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Bukan Rem Blong, Ini Penyebab Kecelakaan Beruntun di S Parman Banjarmasin
-
PUPRP KABUPATEN BANJAR15 jam yang lalu
Bahas Program DAK di Bidang Sanitasi dan Air Limbah, PUPRP Gelar Rapat Koordinasi
-
DPRD KOTABARU15 jam yang lalu
Gelar Paripurna Istimewa, DPRD Kotabaru Umumkan Penetapan Bupati dan Wabup Kotabaru 2025 – 2030