Kabupaten Barito Selatan
Sewa Rumah Tak Mampu, Keluarga Aprianto Tinggal di Pondok dalam Hutan

KANALKALIMANTAN.COM, BUNTOK – Satu keluarga tinggal di dalam hutan dengan kondisi memprihatinkan lantaran tak punya rumah, bahkan sekadar sewa mereka tidak mampu.
Kondisi itu mendapat perhatian Tim Penggerak PKK Barito Selatan (Barsel) yang berkunjung ke keluarga Arianto masuk ke dalam hutan di Jalan Kaladan Buntok membawa bantuan Sembako, Jumat (13/1/2023).
Ketua TP PKK Barsel dr Yulia Yardi mengatakan, kedatangan rombongan untuk mengunjungi keluarga pra sejahtera yang tinggal bisa di bilang kawasan hutan sebagai upaya bentuk perhatian.
“Mengingat salah satu program PKK masih termasuk dalam membantu keluarga pra sejahtera. Ini memang sangat layak dibantu seperti keluarga bapak Arianto ini,” kata Yulia, Jum’at (13/1/2023).
Baca juga: Penyidikan Selesai, Ibu Muda Pembuang Bayi Diserahkan ke Kejari Banjarbaru
Dijelaskan olehnya, kunjungan mereka selain memberikan bantuan paket sembako sekaligus cek kesehatan mereka, baik dari orangtua hingga pemahaman KB bagi keluarga Aprianto.
“Bisa kita lihat dengan tingkat kehidupan mereka yang tidak mampu, keluarga Aprianto bisa dibilang keluarga besar dengan memiliki 4 orang anak, karena itu kita berikan pemahaman pentingnya KB dalam keluarga,” ujar Yulia.

TP PKK Barsel berikan bantuan paket sembako kepada keluarga Aprianto. Foto: ist
Ditambahkan olehnya sekaligus berharap kedepannya kepada keluarga Aprianto untuk bisa hidup lebih baik lagi, terlebih dengan banyaknya bantuan yang terus berdatangan, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat Barsel yang mau saling berbagi.
“Seperti kehendak ibu Penjabat Bupati Barsel yang selalu mengingatkan TP PKK Barsel, untuk bisa selalu membantu keluarga pra sejahtera, sehingga tarap kehidupan di Barsel akan lebih baik lagi kedepannya,” pungkas Yulia.
Sementara itu, Aprianto ayah dari 4 anak mengaku sudah empat bulan ini tinggal di dalam hutan mengatakan, sebelumnya keluarga mereka tinggal di pondok ujung gang.
“Namun setelah pondok itu dipakai kembali oleh pihak pemilik kita sekeluarga akhirnya memanfaatkan pondok warga yang ada di dalam hutan ini untuk tinggal, lantaran tidak mampun untuk menyewa rumah tinggal,” ungkap Aprianto.
Ia mengungkapkan, usaha sehari-hari mamagat pekat atau manetes juga kadang-kadang menyadap karet dengan penghasilan 30 hingga seratus ribu per hari.
“Dengan pengahsilan rata-rata 30 -100 ribu per hari inilah kami bertahan hidup sekeluarga,” beber Aprianto.
Keluarga Aprianto mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mau berbagi selama ini. “Bantuan yang ada ini sangat membantu kami dalam menjalani hidup ini,” pungkas Aprianto.(Kanalkalimantan.com/digdo)
Reporter : digdo
Editor : kk

-
HEADLINE3 hari yang lalu
Sistem Penerimaan Murid Baru 2025, Kadisdik Banjarbaru: Tak Ada Sekolah Unggulan
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
9 Klien Rehabilitasi Narkoba Dapat Pendampingan Kesbangpol dan BNNK HSU
-
Kalimantan Timur2 hari yang lalu
Disogok, Tiga Polisi Polres Samarinda ‘Bebaskan’ Tahanan Nyabu di Sel
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Insentif 391 Guru Honorer di HSU Telat Dibayar, Begini Penjelasan Plt Kabag Prokopim
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Odmil III-15 Banjarmasin Limpahkan Kasus Juwita ke Pengadilan Militer
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara22 jam yang lalu
Widya Dewi, Penyuluh Pertanian Asal HSU Raih Penghargaan dari Mentan RI