KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Sidang pemeriksaan pendahuluan Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel pasca Pemungutan Suara Ulang (PSU) telah diagendakan pada 5 Juli 2021 lalu. Namuan harus ditunda akibat melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta. Walhasil sengketa yang teregisterasi dengan Perkara Nomor 146/PHP.GUB-XIX/2021 tersebut ditunda sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.
Selama penundaan, Tim Hukum Haji Denny Difri (H2D), Paslon Nomor 2, terus mematangkan pokok-pokok permohonan yang akan disampaikan dihadapan Mahkamah. Sehingga dapat menggambarkan dengan detail dan efektif kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam PSU Pilgub Kalsel.
Selain itu, terdapat tambahan alat bukti yang jumlahnya terus bertambah dan saat ini 476 bukti, terdiri dari video politik uang hampir 200 bukti, foto, rekaman suara, affidavit, handphone, bukti surat, dan dokumen lainnya.
“Bukti-bukti tersebut semakin menunjukkan bahwa pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif benar-benar terjadi secara kasat mata. Lebih dari itu, rangkaian tindakan yang tergambar dalam bukti-bukti H2D membuat semakin terang terkait adanya pelanggaran prinsip LUBER, JURDIL, dan Demokratis pada perhelatan PSU Pilgub Kalsel,” kata pengacara H2D, Bambang Widjojanto, dalam siaran pers yang dikirim ke Kanalkalimantan.com, Kamis (8/7/2021).
Baca juga: Kalsel Waspada! Pintu Masuk Dijaga Ketat, Wajib Tunjukkan Hasil PCR Covid-19 Negatif!
Paralel dalam melakukan berbagai persiapan menghadapi persidangan, Tim Hukum H2D berharap agar undangan sidang selanjutnya dapat dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi, sehingga proses pencarian keadilan dapat segera dilakukan.
Untuk diketahui, penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepada daerah bersifat cepat (speedy trial). Berdasarkan Pasal 52 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6 Tahun 2020 tentang Tata Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, sengketa pilkada harus diselesaikan dalam waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kerja sejak perkara dicatat dalam e-BRPK.
Khusus sengketa Pilgub Kalsel yang tercatat pada 21 Juni 2021, maka paling lambat pada 31 Agustus 2021 Mahkamah sudah harus menjatuhkan putusan.
Baca juga: Heboh Varian Baru Covid-19 Delta Masuk Banjarbaru, Ini Faktanya!
“Meskipun terdapat batas waktu yang semakin menyempit, Tim Hukum H2D yakin proses pelaksanaan sidang di Mahkamah Konstitusi akan berjalan efektif. Terbatasnya waktu yang tersedia tidak akan menjadi halangan untuk menggelar sidang secara komprehensif. Bahkan masih terbuka ruang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pihak menghadirkan saksi-saksi dan ahli guna menggali serta menemukan keadilan materil yang sebenar-benarnya,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/kk)
Editor: cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Jumran, Anggota TNI AL Lanal Balikpapan terhadap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Hero Setiawan bersama Kepala Balai Wilayah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Hari Kopassus (Komando Pasukan Khusus) diperingati setiap 16 April. Komando Pasukan Khusus atau… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bagian Organisasi Setda Kabupaten Banjar menggelar kegiatan Penguatan Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dalam rangka memberikan pemahaman mendalam tentang tata cara penyusunan perkiraan biaya pekerjaan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jajaran personel Polres Banjarbaru melaksanakan Tactical Floor Game (TFG) dalam rangka persiapan… Read More
This website uses cookies.