Connect with us

HEADLINE

‘SIKALI’ Sang Pelacak Motor Hilang, Temuan 3 Mahasiswa Poliban

Diterbitkan

pada

Tiga Mahasiswa Poliban penemu Sikali Foto: rico

BANJARMASIN, Dunia Perkuliahan Kalimantan Selatan kembali harus berbangga. Pasalnya tiga  mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) berhasil menciptakan sebuah sistem keamanan kendaraan motor dengan sentuhan teknologi ciamik. Berbasis aplikasi android dan web, Sistem ini diberi nama SIKALI (Sistem Keamanan Kendali).

Mahasiswa berotak encer ini adalah Edwin Shaleh Indra Pratama (21), Syamsuddin (21), dan Ferry Sandy Pramudita Wardani (23). Ketiganya merupakan mahasiswa fakultas Informartika Poliban yang sedang menjalani tugas akhir perkuliahan mereka.

Edwin kepada kanalkalimantan.com mengungkapkan, ide pembuatan sistem ini muncul karena melihat maraknya kabar pencurian sepeda motor khususnya di Kalimantan Selatan. Lewat ilmu dan dukungan penuh dari dosen pemimbingnya, mereka mendapatkan dukungan penuh untuk mengerjakan proyek ini.

“Kami berfikir kenapa tidak ada alat yg bisa mencegah tindakan pencurian, nah dari situ kami mencoba membuat alat yg bisa mengendalikan kunci dan melacak posisi kendaraan” ungkapnya.

Ada 2 kondisi yang perlu diketahui lewat sistem Sikali ini yaitu yang pertama sebelum terjadi pencurian dan yang ke 2 sesudah terjadinya pencurian.

Untuk yang pertama sebelum terjadi pencurian, contohnya saat meninggalkan motor langsung saja aktifkan kendalinya maka kunci pada motor tidak bisa digunakan. Sedangkan untuk yang sudah terjadi pencurian langsung saja diaktifkan kendalinya maka mesin akan otomatis mati dan kunci tidak bisa digunakan kemudian dapat dilacak posisi kendaraan untuk melakukan pencarian.

Namun meski begitu, proses pembuatan sistem Sikali ini juga tidak terlepas dari berbagai kendala. Salah satunya ilmu kelistrikan. Edwin menambahkan jurusan infomatika yang mereka kuasai tidak dapat mengatasi kerusakan module yang dipergunakan.

“Kami anak informatika jadi kami kurang menguasai kelistrikan dan sensitivitas dari komponen dari module-modulu yg kami gunakan untuk membuat alat, sehingga kami beberapa kali mengalami kerusakan pada module yang kami gunakan,” tambahnya.

Di sisi lain Syamsuddin anak perantau dari Barabai ini menjelaskan butuh proses selama 3 bulan untuk mengatasi kendala tersebut. Berbekal niat dan melihat referensi di Sosialmedia Youtube ke tiga mahasiswa ini berhasil mengatasi kendala yang ada.

“Kami mencoba mencari sendiri tentang spesifikasi dari module-module yg kami gunakan dan juga mencari referensi dari youtube , kurang lebih 3 bulan untuk menyelesaikan alat dan aplikasi Androidnya,” ucapnya.

Berbagai pengalaman unik pun dirasakan ke 3 mahasiswa ini,  seringnya lupa makan karena terlalu asik mengerjakan alat sehingga kurang konsentrasi hingga saat uji coba alat ternyata alat tidak bekerja dengan maksimal yang mana setelah sudah susah payah mengotak-atik alat ternyata ada salah satu kabel yang tertukar sehingga alat tidak bekerja dengan maksimal.

Meski merogoh kocek sekitar Rp 600.000 , tentu kesuksesan mereka dalam membuat sistem Sikali ini menjadi kebanggan tersendiri bagi pihak Universitas Poliban. Tidak ingin kepala tanggung, Ferry mengatakan pengembangan sistem Sikali ini menjadi fokus utama ketiganya. Karena menurutnya masih kurang maksimal pencariannya, jika hanya mengetahui lokasi motornya saja.

“Jadi rencananya kami ingin menambahkan lagi alarm pada motornya, agar saat pencarian motor yang hilang lebih mudah dicarinya, karena kalau kita cuma tahu lokasinya saja akan kurang maksimal pencariannya, misalnya kita melacak motornya dan posisinya di kayutangi tetapi kita masih belum tau posisi tepatnya dimana, nah dengan adanya alarm ini diharapkan bisa memudahkan pencarian motornya karena dia mengeluarkan bunyi” ucapnya.

Ketiganya berharap sistem Sikali ini dapat dikembangkan lagi untuk diterapkan pada masyarakat, dan diharapkan bisa mengurangi tindakan pencurian motor. (Rico)

Reporter: Rico
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->