Connect with us

HEADLINE

Sikapi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemprov Kalsel Sediakan 1.000 Tempat Tidur untuk Karantina

Diterbitkan

pada

Sejumlah langkah dilakukan Gugus Tugas P2 Covid-19 Kalsel mengantisipasi lonjakan pasien. Foto: liputan6

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kalsel, melakukan sejumlah antisipasi menyikapi terus tingginya jumlah kasus. Gugus tugas berupaya semaksimal mungkin untuk menampung dan menangani Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan gejala klinis tertentu dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang tak beresiko serta positif Covid-19 dengan memberikan fasilitas karantina khusus.

Selain gedung karantina khusus Diklat Ambulung dan Bapelkes, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel juga mengambil langkah-langkah untuk memperbanyak kasur atau tempat tidur guna menampung pengkarantinaan yang terindikasi Covid-19.

“Kami antisipasi dengan rencana total sediakan 1.000 tempat tidur karantina di beberapa lokasi. Selain itu juga kami pesan kantung mayat 500, termasuk peti jenazah 100 unit,” kata Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, Kamis (21/5/2020).

Dijelaskan lebih detail, untuk target pemenuhan 1000 tempat tidur Gugus Tugas juga berencana menambah lokasi tambahan karantina. “Selain Bapelkes dan Ambulung. Kami berencana pakai gedung diklat BPSDM, masih dipikirkan untuk pemakaian asrama haji dengan harapan nanti tidak dipakai untuk operasional haji. Tapi itu rencana terakhir,” kata Hanif.

Dijelaskan Hanif sapaanya, optimalisasi itu adalah realita kasus positif Covid-19 yang diprediksi terus meningkat dan bahkan akan melonjak serius hingga pasca hari raya Idul fitri. Pria yang juga Plt Kepala BPBD Kalsel itu menjelaskan lebih detail soal kantong mayat dan peti jenazah. “Dalam minggu ini ada 500 kantong mayat dan peti jenazah itu saya minta ditempatkan di RS Ulin 100 dan RS Anshari Saleh 100 peti juga. Karena tingkat yang datang dan meninggal harus dibungkus peti.

“Karena ini langkah antisipatif eskalasi penanganan jika terjadi ledakan kasus positif Covid-19 yang cukup besar hingga silaturahmi di lebaran nanti, ” kata dia. Bukan hanya itu, Gugus Tugas juga sudah meminta optimalisasi pelayanan di rumah sakit rujukan.

“Untuk RS Anshari Saleh, diperkirakan kontruksi masif untuk tambah ruangan dan besok sudah siap 115 pasien, dan di RS Ulin kami sudah mintakan di angka 500 kamar tidur yang dulunya satu kamar ini dijadikan. Hal ini juga dilakukan antisipasi Bukan untuk mendramatisir keadaan karena ini demi penanganan,” kata Hanif.

Dari informasi yang dia terima, dua rumah sakit rujukan di Banjarmasin yaitu Ulin dan Ansari Saleh ruangannya sudah penuh. Sehingga pasein Covid-19 yang dirawat terpaksa diinapkan di IGD dan bangsal.

Bahkan tadi malam tempat tidur yang ada di tower 3 RS Ulin sudah diturunkan ke bangsal untuk digunakan pasein Covid-19. Selain optimalisasi ruangan perawatan, pihak Gugus tugas juga menyiapkan satu Hexavator untuk distanbykan di pemakaman Covid-19 sebagai antisipasi jika terjadi penolakan dimakamkan di daerahnya.

Pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan imbauan dengan harapan kesadaran masyarakat menjaga dirinya sendiri agar terhindar virus Corona ini guna mematuhi aturan yang dari pemerintah.

Dijelaskan Hanif, sebagian besar pasien yang dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan Covid 19 berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dimana pasien datang sudah dalam keadaan kritis. Sehingga tingkat kematiannya semakin tinggi. (Kanalkalimantan.com/rico)

 

Reporter : Rico
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->