Connect with us

HEADLINE

SMPN 1 Banjarbaru Jadi Pilot Project Pembelajaran Tatap Muka, Begini Mekanismenya!

Diterbitkan

pada

SMPN 1 Banjarbaru akan menjadi sekolah uji coba pertemuan tatap muka dengan standar ketat Foto: rico

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru telah mempersiapkan apabila proses pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan.

Seperti halnya menunjuk sekolah-sekolah sebagai pilot project atau tempat uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Di antara banyak sekolah di Banjarbaru, Disdik telah menetapkan SMP Negeri 1 Banjarbaru sebagai sekolah percontohan yang bisa melakukan pembelajaran tatap muka, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan baik dan ketat.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Banjarbaru Undi Sukarya, mengatakan penunjukan sekolahnya sebagai pilot project pembelajaran tatap muka, berdasarkan kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan Covid-19. Termasuk pula kesiapan para guru dan siswa didiknya.

“Kami memang telah lama mempersiapkan diri terkait wacana diberlakukannya proses pembelajaran tatap muka. Seperti itu sarana dan prasarana, kesiapan siswa kami, bahkan WC yang layak digunakan. Almahdulillah sudah siap semua,” katanya saat ditemui Senin (14/9/2020).

Memang diakui Undi bahwa sampai ini tidak semua orang tua siswa yang mehendaki proses pembelajaran tatap muka di sekolah. Mengingat, sampai saat ini penyebaran pandemi Covid-19 di Banjarbaru sendiri belum sepenuhnya dikendalikan oleh pihak pemerintah.

Menurut survey yang dilakukan oleh pihak guru, kata Undi, fakta bawa hampir 50 persen orang tua siswa belum menyetujui proses pembelajaran tatap muka tersebut. Sedangkan, 50 persen lainnya telah menyatakan setuju apabila diberlakukan.

“Untuk persoalan ini kita memiliki solusinya. Jika benar pembelajaran tatap muka diberlakukan, maka kita tidak akan mengharuskan siswa untuk mengikutinya. Hanya yang mau saja.

Artinya, walau belajar tatap muka di sekolah sudah berjalan, kita tetap akan melayani siswa yang belajarnya dari rumah,” ujar Kepsek SMPN 1 Banjarbaru.
Mengesampingkan hal itu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru tetap harus memenuhi syarat utama untuk bisa memberlakukan pembelajaran tatap muka di fasilitas pendidikan.

Yakni, menjadi wilayah yang masuk dalam zona hijau atau minimal zona kuning -daerah yang pernah ditemukan kasus positif Covid-19 kemudian berhasil menekan laju penyebarannya.

Teknis Pembelajaran

Kepsek SMPN 1 Banjarbaru menjelaskan bahwa mekanisme pembelajaran tatap muka yang disiapkannya ialah sistem shift. Dimana, dalam setiap satu minggu proses pembelajaran tatap muka diikuti oleh masing-masing angkatan pelajar dari total 923 siswa saat ini.

Sebagai contoh, pada minggu pertama, diikuti oleh pelajar kelas 7. Sedangkan, di minggu kedua, akan dilanjutkan pelajar kelas 8. Hingga pada minggu ke tiga yang akan diikuti oleh pelajar kelas 9.

“Jadi, setiap minggu, tiap angkatan bergantian mengikuti proses pembelajaran tatap muka. Nah, dengan mekanisme seperti ini, tiap angkatan bisa menjani karantina di rumah selama 14 hari atau 2 minggu, setelah mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah,” jelasnya.

Untuk setiap ruang kelas hanya disediakan 16 bangku dengan penerapan social distancing dan tersedianya tempat cuci tangan. Baik guru ataupun siswa diwajibkan menggunakan masker dan face shield selama proses pembelajaran tatap muka berlangsung.

Tak hanya itu saja, kata Undi, pihaknya juga akan melakukan sterilasi melalui penyemprotan cairan disinfektan setiap harinya, setelah jam pembelajaran tatap muka berakhir. Namun dirinya sendiri berharap adanya bantuan anggaran untuk melaksanakan program sterilisasi rutin tersebut.

“Ya, sterilsasi rutin ini kita harus menyusun lebih dulu skema anggaran. Mungkin anggarannya bisa kerjasama orang tua siswa, tapi tanpa paksaan. Mungkin juga kerjasama dengan CSR atau mengajukan ke Pemko Banjarbaru. Semoga bisa dibantu,” harap Undi.

Jika nantinya pembelajaran tatap muka telah diefektifkan, Undi berharap kepada para orang tua siswa agar memperhatikan aktivitas anak-anak seusai pulang dari sekolah. Hal ini demi mengantisipasi terjadinya penularan pelajar di luar lingkungan sekolah.

“Saya harap orang tua siswa yang menjemput ke sekolah, langsung mengantarkan anaknya ke rumah. Jangan dibiarkan berkeliaran. Nantinya, takutnya saat sang siswa terpapar, malah pihak sekolah justru yang disalahkan,” pungkas Undi. (Kanalkalimantan.com/rico)

 

Reporter: Rico
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->