Connect with us

NASIONAL

Sukanto Tanoto, Penguasa Lahan Ibukota Baru Pernah Kemplang Pajak Rp 1,3 T

Diterbitkan

pada

Sukanto Tanoto penguasa lahan ibukota baru di Kaltim Foto: net

JAKARTA, Sukanto Tanoto, pendiri kelompok bisnis Royal Golden Eagle (RGE) tengah menjadi sorotan. Miliuner itu diketahui memiliki lahan luas di lokasi ibu kota baru.

Tanoto melalui perusahaannya PT ITCI Hutani Manunggal memegang konsesi hutan tanaman industri (HTI) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Kini pemerintah tengah berunding untuk menggunakan lahan tersebut.

Di luar itu, Tanoto adalah sosok yang cukup tenar di kalangan dunia usaha. Menurut Forbes dia memiliki kekayaan US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 19,7 triliun (kurs Rp 14.100). Tapi jika diingat kembali, Tanoto juga pernah tersandung masalah serius terkait pajak. Sekitar 2007-2008 dia disebut melakukan pengemplangan pajak sekitar Rp 1,3 triliun. Demikian dilansir detik.com.

Menurut data pemberitaan detikcom, Pada 19 Januari 2007, sekitar 12 Petugas Direktorat Jenderal Pajak menyatroni kantor Asian Agri yang dimiliki bos Raja Garuda Mas (RGM), Sukanto Tanoto. Diduga kuat kedatangan petugas pajak terkait dugaan manipulasi pajak.

Pada awal 2008 Dirjen Pajak yang saat itu dijabat oleh Darmin Nasution memanggil bos Asian Agri Sukanto Tanoto sebagai saksi dalam kasus dugaan penggelapan pajak sekitar Rp 1,3 triliun. Namun Tanoto saat itu tidak menjawab panggilan tersebut. Bahkan Ditjen Pajak sudah melakukan pemanggilan ketiga.

Kesabaran Ditjen Pajak kepada Sukanto Tanoto pun habis. Ditjen Pajak meminta pihak berwenang untuk menyiapkan pemanggilan paksa terhadap bos Asian Agri itu untuk mengklarifikasi dugaan penggelapan pajak.

Ditjen Pajak sebelumnya juga sudah menyerahkan sebanyak 1.300 boks bukti dugaan penyelundupan Asian Agri ke kejaksaan untuk diproses lebih lanjut. detikcom telah mencoba menghubungi pihak Tanoto untuk melakukan konfirmasi baik namun hingga kini belum ada tanggapan.(das/ang)

Reporter : das/ang
Editor : Dtc

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->