Connect with us

HEADLINE

Tarung Seru Pilgub Kalsel, Sahbirin-Muhidin ‘Bentengi’ Perkotaan, Denny-Difri Sisir Pesisir!

Diterbitkan

pada

Tarung calon incumbent Sahbirin-Muhidin vs Denny-Difri di Pilgub Kalsel akan berebut sejumlah wilayah strategis penyokong kemenangan. Foto: ilustrasi yuda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pilgub Kalsel dipastikan menyajikan pertarungan yang layak ditonton! Perebuatan pemilih akan mendominasi gerilya incumbent Sahbirin-Muhidin versus kubu penantang Denny-Difri pada laga big match, 9 Desember nanti.

Sejumlah daerah dengan basis pemilih gemuk, tentunya akan menjadi sasaran pertarungan antar kandidat. Begitu pula, dengan daerah yang menjadi ‘zona abu-abu’ alias tidak menjadi daerah basis kandidat, juga akan menjadi medan pertarungan yang cukup sengit.

Diperkirakan, pertarungan akan terjadi di tiga zona. Yakni zona pesisir (Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut), zona perkotaan (Banjarmasin, Martapura, dan Banjarbaru) dan zona Hulu Sungai atau Banua Anam (Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan).

Merujuk pada data daftar pemilih sementara (DPS), yang dilaunching KPU Kalsel pada rapat pleno rekapitulasi DPS Pilkada Kalsel, Selasa (15/9/2020) siang, ada 2.787.624 pemilih yang tersebar di 13 kabupaten/kota yang menjadi incaran. (Selengkapnya lihat Grafis, Red).

Grafis: kanalkalimantan/yuda

Dimulai dari Kabupaten Tapin dengan jumlah 132.182 pemilih,  Tanah Laut 232.526 pemilih, Tanah Bumbu 219.258 pemilih, Tabalong 166.652 pemilih, Kotabaru 209.256 pemilih, dan Banjarmasin sebanyak 447.612 pemilih.

Berikutnya adalah Banjarbaru 167.039 pemilih, Hulu Sungai Utara 161.927 pemilih, Hulu Sungai Tengah 185.282 pemilih, Hulu Sungai Selatan 166.259 pemilih, Batola 220.630 pemilih, Banjar 387.661 pemilih, dan Balangan 91.340 pemilih.

Merujuk dari formasi pasangan calon, duet incumbent Sahbirin-Muhidin yang disokong sembilan parpol koaliasi akan cukup sulit dikalahkan di daerah perkotaan. Ini mengacu pada hasil Pilgub 2015 lalu, maupun Pileg 2019, dimana parpol penyokong incumbent cukup eksis di daerah perkotaan, khususnya Banjarmasin dengan jumlah pemilih terbesar sebanyak 447.612 orang.

Pada Pilgub 2015 silam, Sahbirin-Muhidin yang sebelumnya merupakan rival, memiliki dukungan hampir berimbang. Dari tiga pasangan yang berlaga ketika itu, Sahbirin yang berduet dengan Rudy Resnawan unggul sebanyak 731.643 (41,07%). Diikuti Muhidin yang berpasangan dengan Gusti Farid Hasan Aman yang meraup 719.938 suara (40,41%). Sementara Zairullah Azhar yang berpasangan dengan M Syafi’i meraih 330.070 (18,53%) suara.

Salah satu lumbung suara bagi Muhidin saat itu adalah kota Banjarmasin. Di kota berjuluk seribu sungai ini, Muhidin yang maju melalui kursi independen, unggul 77.820 suara dari Sahbirin. Ketika Sahbirin hanya mendapatkan 73.143 suara, sedangkan Muhidin meraih 150.963 suara.

Deklarasi parpol penyokong incumbent Sahbirin-Muhidin. foto: fikri

Hingga saat Pileg 2019 pun, dominasi Muhidin melalui partainya PAN, juga masih cukup kuat di Banjarmasin. Terbukti, PAN bisa bertengger sebagai partai pemenang di Banjarmasin dengan raihan 9 kursi. Tak hanya PAN yang menjadi salah satu mesin partai incumbent Sahbirin-Noor, partai pengusung lain seperti Golkar, PKS, PDIP, juga merupakan peraih suara dengan jumlah kursi cukup banyak. Dimana Golkar meraih 6 kursi, PKS 5 kursi, dan PDIP 5 kursi.

Jika mesin parpol berjalan maksimal, akan sulit kubu Denny-Difri menang di daerah berjuluk seribu Sungai ini. Walaupun, potensi untuk mencuri suara signifikan masih cukup terbuka. Mengingat, Denny-Difri juga memiliki mesin Gerindra dan Demokrat yang juga memiliki suara cukup signifikan di Banjarmasin. Gerindra pada Pileg 2019 lalu mempu meraiah 6 kursi di parlemen sedangkan Demokrat 5 kursi, ditambah PPP 2 kursi.

Tapi, kubu Denny-Difri diperkirakan akan lebih bisa bernafas di Kota Banjarbaru. Meskipun jumlah pemilih di daerah ini tidak terlalu signifikan yakni sebanyak 167.039 pemilih. Di kota berjuluk Kota Idaman ini, merupakan lokasi markas besar penantang. Disamping di Banjarbaru, Gerindra juga membuktikan tampil sebagai kampiun dengan mampu merebut kursi Ketua DPRD pada pemilu 2019 lalu.

Pun di Banjarbaru, juga merupakan lokasi tinggal Denny Indrayana. Disamping juga Kabupaten Banjar, yang juga akan menjadi basis dari tim pemenangan mantan Wamenkumham era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

Namun, incumbent juga memiliki basis cukup kuat di Kabupaten Banjar. Terutama untuk daerah-daerah pelosok yang menjadi keuntungan tersensiri bagi incumbent karena telah menanam investasi politik selama menjalankan pemerintahan.

Deklarasi partai pengusung Denny-Difri di Pilgub Kalsel. foto: rico

Sementara itu, pasangan Denny-Difri diperkirakan akan memiliki kans dukungan cukup signifikan di daerah pesisir seperti Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut. Memang, jumlah suara di pesisir tak sebanyak di kota. Tapi jika dikumpulkan kemenangan di tiga kabupaten tersebut, hasilnya juga cukup menjanjikan!

Sebagaimana diketahui dari DPS, Kabupaten  Tanah Laut memiliki 232.526 pemilih, Tanah Bumbu 219.258 pemilih, dan Kotabaru 209.256 pemilih.

Mengapa pasangan Denny-Difri diperkirakan bisa menyedot dukungan pesisir? Itu karena Denny masih memiliki ikatan emosional dengan warga Kotabaru. Karena ia merupakan putra kelahiran Kotabaru. Pun demikian dengan Difriadi Darjat, yang sebelumnya merupakan mantan pejabat di Tanah Bumbu.

Melihat konfigurasi kekuatan cagub saat ini, zona abu-abu yang akan menjadi tarung sengit dua pasangan cagub ini ada di zona Hulu Sungai atau Banua Anam. Masing-masing calon memiliki kelebihan dan potensi untuk merebut suara di HST, HSU, dan HSS ini.

Sebelumnya, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor-H Muhidin mengaku tidak akan berpuas diri dengan dukungan partai politik yang saat ini telah digenggamnya. Saat deklarasi dukungan pencalonan pasangan yang mempunyai jargon “Kalsel Bergerak, Banua Maju,” itu, Birin mengaku telah mendapat restu dukungan 9 partai politik yang masuk dalam koalisi.

Namun begitu, bukan menjadi jaminan untuk bisa memenangkan perebutan kursi nomor satu di Provinsi Kalsel ini.

“Sembilan partai politik yang mendukung kota tidak menjamin bisa memenangkan kompetisi politik akbar di Kalsel,” ungkap H Sahbirin Noor di sela deklarasi dukungan di Taman Nol Kilometer, Kota Banjarmasin, Sabtu (5/9/2020) pagi.

Sekadar catatan saja, pasangan Birin-Muhidin koalisi besar partai politik pemilik kursi di DPRD Kalsel yakni Golkar, PAN, PKB, PKB, NasDem, PDIP dan Partai NasDem. Juga diusung tiga partai non kursi PSI, PKPI dan Perindo.

Menurutnya, untuk meraih kemenangan dalam momentum pemilihan Gubernur Kalsel tetap ditentukan dengan dari pilihan rakyat. “Masyarakat Kalsel sudah mandiri, mereka bisa memiliih pemimpin yang sesuai dengan masing-masing pilihannya untuk memajukan provinsi yang kedepannya akan menjadi gerbang bagi Ibu Kota Negara,” lugas Paman Birin.

Di sisi lain, Denny-Difri disokong kekuatan koalisi empat parpol di belakang mereka, yakni Gerindra, Demokrat, Berkarya, dan PPP, pasangan ini telah siap ‘unjuk gigi’ bertarung melawan incumbent Sahbirin Noor-Muhidin!

Dalam sambutannya, Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel H Abidin, menginstruksikan kepada seluruh kader Gerindra untuk bergerilya memenangkan duet Denny-Difri di Pilgub Kalsel. Sebab, hal ini juga merupakan sebuah titah yang diberikan langsung oleh pelopor Partai Gerindra yakni Prabowo Subianto.

“Pak Prabowo tidak main-main untuk mendukung pencalonan kepada Pak Denny dan Pak Difri. Oleh karena itu, saya meminta seluruh kader untuk berkerja keras memenangkan pasangan ini. Tidak ada kata, selain menang!,” tegas Abidin.

Sementara Denny Indrayana menegaskan, perubahan lebih baik menjadi tekad warga Banua. “Melaksanakan konstitusi bahwa kekayaan alam bumi air dan segala yang tekandung di dalamnya dikuasai oleh negara untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Insyaallah kita bisa, dengan semangat hijrah gasan banua,” tegasnya. (kanalkalimantan.com/cel)

Reporter : cel
Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->