Connect with us

HEADLINE

Tayang Perdana Malam Ini, Film ‘Tuntutlah Ilmu sampai Habis Kuota’ Diapresiasi Berbagai Pihak!

Diterbitkan

pada


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Film ‘Tuntutlah Ilmu sampai Habis Kuota (TISHK)’garapan perdana Kanal Picture akan tayang perdana malam ini, Rabu (26/8/2020) pukul 20.00 Wita. Sebelum tayang, film dokumenter ini telah mendapat banyak apresiasi sejumlah pihak.

Amalia Permata Rizky, mantan Jurnalis Dokumenter TvOne mengatakan, fim TISHK mengantarkan pada memori 10 tahun lalu, saat masih menjadi jurnalis program dokumenter.

“Tidak mudah memang membuat karya yang sarat akan pesan namun tersaji ringan dan nyaman disaksikan. Tuntutlah Ilmu Sampai Habis Kouta ini saya nilai sebagai suatu pesan kritis yang dibalut dengan testimoni para pelaku dan pegiat di bidang pendidikan,” ungkapnya.

Amalia Permata Rizky, mantan Jurnalis Dokumenter TvOne. Foto: IG Amalia

Amalia yang karib disapa Lia, mengatakan, pandemi ini mengubah segalanya! Dari sudut pandang pembuat skenario, disajikan sang pendidik yang harus tetap bekerja, namun tidak dapat melakukan pertemuan langsung dengan siswa. Pun para siswa, di awal pandemi sangat bahagia karena kesan lebih santai dengan belajar di rumah.

“Alih-alih tetap produktif, nyatanya kondisi ini, kini mencapai titik jemu. Pertemuan dengn rekan sekolah, pengajar, gurau canda tawa tak tergantikan jika dilakukan secara online. Ironisnya, kuota internet menjadi perihal dilematis. Apakah hanya mereka yang memiliki fasilitas dan berkecupan yang dapat belajar dengan sungguh-sungguh?” kata Amalia yang kini Manager Promosi & Kerjasama Universitas Brawijaya Televisi ini.

Bagi Amalia, film TISHK tentunya menjadi asupan positif bagi pemerintah, utamanya Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, yang menjadi jenderal sistem pendidikan di Indonesia. “Salut untuk seluruh penggagas karya ini,” tegasnya.

Hal sama disampaikan Broadcasting Board of Governors (BBG) dan Voice of America (VOA) Dewi Arum yang mengatakan secara keseluruhan film ‘Tuntulah Ilmu sampai Habis Kuota’ sudah cukup bagus. “Meskipun secara teknis banyak hal harus dibenahi seperti noise masih cukup kedengeran. Begitu juga teks di bagian akhir film yang beberapa masih terlalu cepat fade out nya, jadi belum selesai dibaca udah ngilang,” katanya.

Dewi Arum, BBG VOA. Foto: facebook Dewi Arum

Sementara Wakil Wali Kota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan juga mengapresiasi film TISHK ini sebagai wujud kreativitas para jurnalis di Kanalkalimantan.com. “Saya sudah menontonnya dan sangat bagus, menyentuh!” katanya.

Jaya—demikian ia disapa, mengatakan film TISHK telah mengangkat realita dari kondisi pendidikan saat pandemi. Dimana pembelajaran di rumah, pastinya juga memiliki imbas terhadap siswa karena tak seperti belajar di sekolah seperti sebelumnya.

“Tapi tekad yang kuat untuk belajar, sebagaimana inti dari film tersebut membesarkan hati kami di jajaran Pemko Banjarbaru. Dan inilah yang kami harapkan, agar anak-anak terus termotivasi serta semangat belajar meskipun melalui HP,” katanya.

Tak mau ketinggalan, Dina Maria, mantan KDI 3 yang mengisi vokal di lagu penutup film mengatakan, sangat tersentuh. “Pengen nangisss denger cuplikannya. Senang bisa ikut buat hal-hal  yang hebat gini,” ungkapnya.

Film TISHK menyorot pembelajaran sistem daring sebagai ganti pertemuan kelas yang menciptakan ruang hampa bagi para siswa yang secara sosial terisolasi dari dunia sebelum Corona. Penuturan sejumlah tokoh dalam film seperti Sukartini, Intan Mustika Rani, Madina Safira, M Aminullah dan Ardan Mulia Gani Silitonga, menggambarkan adanya satu serpihan yang hilang, dalam hidup mereka hari ini. Derita psikologis ini, sejatinya menggenapi berbagai persoalan lain yang sebelumnya banyak diulas dari model pembelajaran daring saat ini.

 

Intan misalnya, mengatakan, awalnya merasa baik-baik saja belajar di rumah. Tapi seiring waktu, ada hal yang ia rasakan hilang dan rindu untuk disentuh kembali. Apa itu, tak lain kebersamaan bersama teman-temannya.

Banyak sisi humanisme diulas dalam film TISHK ini yang layak untuk ditonton. Bukan hanya bagi para siswa, tapi juga pendidik, akan hambarnya rasa pendidikan yang harus terpisah dari interaksi sosial ini.

Film TISHK lebih banyak mengupas sisi yang selama ini kerap diabaikan dalam lingkup pembelajaran sistem daring. Lebih dari sejumlah problem terkait efektivitas belajar, ketimpangan antara yang kaya dan anak kurang mampu dalam mengakses pelajaran, dan banyak hal lainnya yang disentuh dalam film ini.

Dimana sejumlah cuplikan tersebut dapat dinikmati para pembaca Kanalkalimantan.com dalam tralier berikut:

Sebelumnya, sutradara TISHK Andy Arfian mengatakan, film ini bagian dari sudut pandang baru jurnalistik yang mengupas persoalan secara sinematografik. Melalui karya dokumenter, harapannya akan lebih banyak sisi-sisi dari kemanusiaan dan problem sosial di Kalimantan, bisa didekati lebih intens.

“Saya kira ini menjadi salah satu wujud pendekatan jurnalistik yang lebih utuh saat ini. Karena sebagai media, kami memiliki komitmen untuk membuat film sebagai bagian dari tantangan jurnalisme saat ini,” katanya.

Film TISHK akan tayang perdana di Kanalkalimantan.com, secara live pada Rabu (26/8/2020) pukul 20.00 Wita. “Jadi jangan lupa untuk menonton filmnya!,” kata Andy. (Kanalkalimantan.com/cel)

 

Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->